Part 9

1.5K 287 39
                                    

Selamat Membaca*

#Jungkook pov.

Sebulan kemudian...

Aku benar-benar senang karena berhasil membeli sebuah kamera untuk Yerim sebagai bentuk hadiah anniversary pernikahan kami.

Ku harap Yerim akan menyukainya.

Setelah membungkus hadiahnya, aku bergegas pergi menuju ke kampus Yeri dengan mobil milik tuan Jung, seperti biasa aku akan menjemputnya.

Tak butuh waktu lama menunggu, akhirnya aku mendapati Suhyun keluar dari kampus dan biasanya Yerim akan keluar bersama dengan sahabatnya itu.

"Jungkook-ssi, kau baru datang menjemput Yerim?" tanya Suhyun membuatku heran, memangnya aku terlambat menjemput Yerim?

Aku mengangguk membenarkan. "Dimana Yerim? biasanya dia keluar kampus bersama denganmu." tanyaku sedikit khawatir, takut ternyata Yerim mulai membolos lagi.

"Dia tadi sudah keluar lebih dulu, katanya kau sudah menjemputnya. Makanya dia buru-buru keluar kelas." jawab Suhyun yang sepertinya tak tahu kemana Yerim pergi sekarang, ia mengira kalau Yerim sudah pulang bersamaku.

Aku segera masuk ke dalam mobil setelah berpamitan kepada Suhyun, karena aku harus segera pergi mencari keberadaan Yerim yang entah dimana sekarang.

Untuk bisa segera menemukan Yerim, aku memutuskan untuk meminta bantuan dari teman-temanku. Karena hanya mereka yang bisa ku andalkan.

Aku menghubungi Yugyeom, Mingyu dan June untuk meminta bantuan dari mereka agar bisa lebih cepat menemukan Yerim.

Setelah berkeliling ke sekitar kampus dan rumah, aku tetap tak menemukannya dimanapun. Itu membuatku semakin takut, takutnya Yerim kembali diganggu oleh namja-namja brengsek seperti sebelumnya.

Saat hendak menuju ke markas namja-namja brengsek yang dulu pernah membawa Yerim kesana, aku mendapatkan sebuah panggilan dari sahabatku June.

"Bagaimana, kau melihat Yerim?" tanyaku to the point, kuharap June menghubungiku karena telah mendapat info keberadaan istriku.

June berdeham. "Aku berhasil menemukannya, tapi kau tidak perlu menjemputnya. Nanti biar Yerim kusuruh pulang." jawabnya dengan nada datar, seperti orang yang berada dalam mood buruk.

"Share lokasinya, aku akan jemput Yerim. Aku tak akan membiarkan dia pulang sendirian, kalau begitu aku tutup sekarang." timpalku yang segera menutup panggilan dan menunggu sampai June mengirimkan lokasi dimana Yerim berada.

Ting!

Mwo?

Dia mengirim lokasi restoran miliknya?

Aku dibuatnya heran, ada apa dengan June? Kenapa tidak langsung bilang kalau Yerim ada direstorannya?

Tanpa mau menunggu lagi, aku mulai menuju ke restoran milik June yang jaraknya tak terlalu jauh dari lokasiku saat ini.

Sesampainya direstoran, aku bergegas masuk ke dalam restoran dan disambut oleh June yang memasang wajah bad moodnya.

"Dimana Yerim?" tanyaku sembari melihat ke sekeliling restorannya untuk menemukan sosok mungil Yerim, tapi tak dapat kutemukan.

The Innocent HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang