Part 3

2K 307 122
                                    

Selamat Membaca*







#Yeri pov.

Jadi menurut mereka Jeon Jungkook itu tampan?

Aku memperhatikan namja itu, mencari titik tampan yang tadi dikatakan oleh teman-temanku.

"Mengapa diam saja? Ayo naik!" tegurnya membuatku berhenti menatapnya, langsung melirik ke sebuah kendaraan yang dia naiki.

What? Motor? Jadi aku pergi ke kampus menggunakan motor?

Yang benar saja, aku tidak mau!

Aku menggelengkan kepalaku untuk menolaknya. "Lebih baik aku naik taksi saja, aku tak mau naik motor."

"Cepat naik saja, nanti kau bisa terlambat ke kampus dan uang yang kuberikan padamu tidak akan pas untuk bolak-balik naik taksi." paksanya sembari menarik-narik tanganku agar mau naik ke atas motornya.

Aku mendengar suara dari dalam restoran yang semakin mendekat, itu adalah suara teman-temanku yang sepertinya akan keluar dari restoran.

Daripada ketahuan menggunakan motor, lebih baik aku segera naik dan pergi meninggalkan restoran ini. Tak lupa mengambil helm yang ia berikan kepadaku untuk dikenakan.

"Cepatlah, aku tak mau temanku tahu kalau aku naik motor."

Aku segera menepuk-nepuk bahu Jungkook agar segera melajukan motornya sebelum mereka keluar dari restoran dan melihatku.

Bisa habis aku di ledek oleh mereka.

Karena ini adalah kali pertama aku menaiki motor, tentu saja aku sedikit terkejut dan takut jatuh. Apalagi saat merasakan angin begitu banyak menerpaku, aku yakin setelah ini rambutku akan jadi berantakan.

Tak butuh waktu lama, kami berdua akhirnya sampai di depan kampus.

Bergegas aku turun dari atas motornya, jangan sampai ada orang yang melihatku bersama Jeon Jungkook dan mengendarai motor jeleknya.

"Yerim, tunggu!" cegah Jungkook yang ikut turun dari motornya dan bergegas menghampiriku untuk melepaskan helm yang kukenakan.

Astaga, sampai lupa melepaskan helm bututnya.

Bukan hanya itu, dia juga berani menyentuh rambutku dengan tangannya. Merapihkan ujung rambutku yang memang cukup acak-acakan.

Bodohnya dia tersenyum, seperti menikmati apa yang tengah ia lakukan kepadaku.

"Yerim-ah..." panggil seseorang membuatku segera meninggalkan tempatku berdiri untuk bergegas menghampiri sahabat terdekatku itu, namanya Lee Suhyun.

Saking dekatnya hanya dia yang mengetahui dan menghadiri pernikahanku kemarin. Tak ada orang kampus yang tahu karena pernikahanku di lakukan secara tertutup.

Suhyun terus menatap ke arah Jeon Jungkook yang sepertinya masih berdiri di tempatnya. "Kau diantarkan oleh suamimu ya? Cieee....romantisnya." godanya membuatku mendecak kesal.

Romantis darimananya? Hanya dibonceng motor jelek saja dia bilang romantis.

Aku menaruh jari telunjukku di bibir, memberi kode pada Suhyun untuk tutup mulut. "Jangan bicara terlalu keras, kalau ada yang tahu bisa jadi topik hangat dikampus." bisikku agar ia tetap jaga mulut soal pernikahanku dengan Jeon Jungkook.

The Innocent HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang