Selamat Membaca*
#Jungkook pov.
Keesokan paginya...
Aku beranjak dari berbaringku secara perlahan, merasakan sakit disekujur tubuhku serta pening yang menyerang kepalaku tapi mengingat hari ini aku harus kembali bekerja maka terpaksa aku harus bersiap-siap sekarang.
Setelah membersihkan tubuhku, aku pergi untuk mengantar susu dan koran seperti biasanya tapi karena suhu yang begitu dingin membuatku sedikit menggigil.
Aku dapat menghela nafas lega karena mendapatkan kehangatan setelah masuk ke dalam rumah, tapi aku harus segera memasak sarapan untuk kami berdua.
Yerim keluar dari dalam kamar dengan pakaian lengkap, bersiap untuk pergi berkuliah. "Hari ini aku ada kelas pagi, jadi tak perlu membuatkan sarapan untukku." ucapnya sebelum akhirnya pergi.
Terlanjur, aku sudah membuat sarapan untuknya. Lalu mau ku apakan satu porsi sarapan yang harusnya untuk Yerim?
Aku memasukkannya ke wadah, agar nanti siang bisa jadi makan siang untukku daripada tidak termakan.
Setelah semua pekerjaan rumah selesai, aku memutuskan untuk berangkat ke rumah tuan Jung dan kembali bekerja seperti biasanya.
Tuan Jung menawariku untuk membawa salah satu mobilnya agar aku tak perlu kesulitan saat pulang-pergi ke rumahnya, tapi tidak baik terus-menerus merepotkannya. Jadi aku akan menolak tawarannya untuk kesekian kalinya.
Sekarang aku mengantarkan tuan Jung ke salah satu restoran untuk makan siang.
"Jungkook-ah, ayo masuk! Kau juga harus makan siang." ajaknya yang tak pernah lupa untuk menawariku makan siang bersama tapi aku benar-benar tidak enak jika harus menerima tawarannya tiap hari.
Aku menggelengkan kepalaku menolaknya secara baik-baik. "Tidak tuan Jung, saya membawa bekal makan siang sendiri."
"Ah ya, kau punya bekal makanan dari istrimu ya? Ternyata istrimu perhatian juga." timpal tuan Jung yang hanya kubalas dengan senyuman, setelah tuan Jung pergi senyumanku berubah menjadi senyuman miris.
Mengingat bekal ini bukanlah dari istriku.
Aku memutuskan untuk makan di taman dekat restoran, karena di tempat itu udaranya sangat segar.
Saat memakan bekal yang kubawa dari rumah, tiba-tiba saja perutku terasa mual dan keringat dingin mulai kurasakan ditubuhku terlebih lagi kepalaku jadi pusing sehingga membuatku tak melanjutkan makanku.
Harusnya tadi pagi aku meminum obat dulu akan tetapi aku malah lupa membeli obat demam.
Aku beranjak dari bangku taman tapi tiba-tiba tubuhku sedikit terhuyung hingga hampir saja terjatuh kalau saja tak ada seseorang yang menahan tubuhku.
Mijoo?
"Jungkook, kau masih sakit?" tanyanya dengan nada khawatir sembari membantuku untuk duduk kembali di bangku taman.
Aku hanya diam, tak mau Mijoo tahu kalau aku masih sakit karena nanti aku hanya akan merepotkannya lagi. "Bagaimana bisa kau berada disini?"
"Kau lupa? Tempatku bekerja tak jauh dari sini, aku mau pergi makan siang di restoran." jawab Mijoo sembari tersenyum, tapi tak lama kemudian ia mengecek suhu tubuhku dan mulai menunjukkan raut wajah khawatirnya.
Aku meraih tangannya agar tak perlu mengetahui kondisiku saat ini. "Sepertinya aku harus pergi sekarang, sampai jumpa." pamitku lalu beranjak kembali dari bangku taman tapi lagi-lagi tubuhku terhuyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Innocent Husband
Fiksi PenggemarStory ini berkisah tentang seorang pemuda miskin yang baik hati bernama Jeon Jungkook, kebaikan hatinya membawa dirinya bertemu dengan takdir yang cukup rumit. Dimana Jungkook terpaksa menikahi seorang putri dari konglomerat Korea, bernama Kim Yeri...