Tarno Carito membetulkan blangkonnya sambil mendesah panjang. Mestinya yang masih hidup bisa menyelesaikan urusan ini, batinnya. Meluruskan sesuatu yang bengkok sehingga bisa lurus kembali.
Tapi setelah dengan sabar menunggu sampai lebih dua puluh tahun, hal itu tetap tidak terjadi. Samono, cucu dari cicitnya itu tidak melakukan apa-apa untuk membetulkan kekacauan akibat perbuatannya. Benar-benar keturunan tidak berguna.
Tidak ada hal berarti yang pernah dilakukan Samono sampai setua sekarang. Kecuali satu hal. Menorehkan rasa malu di wajah para leluhur dan keturunan Tarno Carito. Dan kini Tarno Carito merasa harus turun tangan sendiri membenahi kekacauan yang diakibatkan perilaku Samono.
Itulah yang membuat Tarno bangkit dari tidur panjang. Meski sebenarnya ia enggan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
WANODYA: Ayahku adalah Ayah Ibuku (Lengkap)
Ficção GeralKalau bukan Danar, lalu siapa sebenarnya ayah kandungnya? Belasan tahun pertanyaan itu menggelisahkan Kiky. Ketika suatu saat ia punya keberanian mendesak Nares untuk berterus terang siapa sebenarnya ayah kandungnya, pengakuan ibunya justru membuat...