Kiky memperhatikan Raga, seolah berusaha memahami penjelasannya. Tapi tak semua yang Raga ucapkan ia pahami. Karena pikirannya sibuk. Merancang bagaimana ia harus memulai pembicaraan yang sebenarnya.
"Tertarik meneliti labuhan juga?" tanya Raga.
Kiky tersenyum. Menggeleng. "Ingin tahu saja."
"Labuhan ini lebih mudah ditemukan, Mbak. Dibanding wayang ruwatan. Kalau mau skripsi lebih gampang yang ini."
"Bapak punya perhatian pada seni budaya. Tapi dulu kerjanya malah di organisasi kemanusiaan," komentar Kiky.
"Iya. Ketertarikan seseorang kan, bisa lebih dari satu."
"Nggak kangen atau pingin beraktivitas, kayak waktu masih kerja di organisasi gitu, Pak?"
Raga tampak berpikir sebentar. "Kangen ya, kadang-kadang. Terutama sama teman-temannya. Tinggal hubungi mereka saja. Jaman sekarang kan, semua gampang."
Kiky menelan ludah. Kehabisan kata. Bingung mau menyambung dengan kalimat apa. Untung Raga bersuara lagi.
"Itu juga sekedar buat bersenang-senang. Bukan buat diskusi atau cari kabar baru. Sekarang kabar apa pun gampang didapat. Koran online atau media sosial banyak. Kabar apa pun ada di situ. Jadi ketemu teman untuk hiburan saja."
Kiky membetulkan duduknya. "Ehm... Bapak masih ketemu sama teman-teman dari lain organisasi?"
"Ya... kadang-kadang," jawab Raga. Sambil berpikir, menebak-nebak, kira-kira ke mana arah pembicaraan Kiky. "Dari dulu pertemanannya kan, tidak cuma satu organisasi."
"Organisasi perempuan juga?"
"Iya. Ada."
"Ehm..." Kiky hendak mengatakan maksudnya. Tapi ragu.
"Ya?"
"Kalau saya minta tolong Bapak mengenalkan dengan salah satunya bisa?"
Raga menatap Kiky. Heran. Bingung.
"Dengan teman Bapak yang dulu di organisasi perempuan," terang Kiky.
"Mau meneliti soal perempuan?" tanya Raga.
Kiky menggeleng. "Nggak, Pak. Ada hal yang ingin saya tanyakan pada mereka."
Tanpa sadar Raga mengangguk pelan. Sebagian pertanyaannya kemarin terjawab. Kiky di Yogya memang bukan untuk liburan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
WANODYA: Ayahku adalah Ayah Ibuku (Lengkap)
Ficção GeralKalau bukan Danar, lalu siapa sebenarnya ayah kandungnya? Belasan tahun pertanyaan itu menggelisahkan Kiky. Ketika suatu saat ia punya keberanian mendesak Nares untuk berterus terang siapa sebenarnya ayah kandungnya, pengakuan ibunya justru membuat...