37. Menyalakan Harapan

218 12 0
                                    

Kedatangan Kiky dan Danar ke Laras Wanodya membuat Zulfa punya pekerjaan tambahan. Merasa tak mungkin melacak sendiri dokumen yang dibutuhkan, ia menyampaikan masalah itu dalam rapat kantor.

Rapat menyepakati beberapa pegawai lama berbagi tugas melacak siapa saja yang pernah menjadi konselor di Laras Wanodya dan menghubungi mereka. Beberapa di antara mereka masih menyimpan nomor telepon sebagian mantan konselor. Nomor telepon mantan konselor lain, yang sudah lama tidak bekerja di Laras Wanodya, mungkin bisa dilacak di buku telepon sekretariat, kata Zulfa.

***

Danar kemarin meneleponnya. Ada perkembangan apa? Apakah ia sudah ke Laras? Kiky menjawab. Sudah. Tapi Laras belum sempat mencari dokumen atau menghubungi orang-orang lama. Lagi banyak kerjaan. Lalu Kiky balik bertanya, "Papa dapat informasi apa?"

Danar berkata, Mita sudah menghubungi temannya. Titin dan Reni. Tapi keduanya tidak ingat pernah bercerita punya teman yang magang di Laras. Mereka berjanji kalau ingat akan berkabar pada Mita.

Kiky kecewa mendapat kabar itu. Tapi ia sudah mengondisikan dirinya tidak terlalu berharap pada informasi-informasi awal seperti itu. Jadi meski kecewa, tapi tidak sampai membuatnya putus asa.

Ia tetap berusaha menyalakan harapan. Tak jelas sampai kapan ia harus menunggu karyawan Laras menghubungi karyawan lama atau mencari dokumen adopsinya dulu. Mungkin beberapa hari lagi sudah ada hasilnya. Tapi bisa juga sampai berminggu-minggu ia menunggu, tidak mendapat hasil apa-apa. Kalau benar-benar tak ada hasil apa-apa, memangnya ia bisa apa?

Ketidakjelasan itu membuatnya memikirkan jalan lain, mencoba meminta bantuan orang lain. Ia akan meminta bantuan Raga. Kemarin ia sudah mendapat beberapa informasi tentang laki-laki itu. Ia hampir seumur hidup tinggal di Yogya. Ia juga pernah bekerja di lembaga kemanusiaan di Yogya saat masih muda. Mestinya Raga mengenal Laras Wanodya. Meski bidang kerjanya berbeda, tapi keduanya punya kemiripan. Sama-sama organisasi kemasyarakatan atau lembaga swadaya masyarakat.

Lebih dari itu Kiky merasa Raga bisa dipercaya. Memang ia baru mengenal Raga beberapa hari saja. Tapi ia merasa Raga orang yang baik. Dan ia yakin perasaannya benar. Untuk menilai orang Kiky sering mengandalkan perasaan.

Kalaupun Raga tak punya teman di Laras Wanodya, setidaknya ia bisa mengenalkan Kiky dengan temannya yang kenal dengan orang yang pernah bekerja di Laras Wanodya. Meski untuk sampai pada orang yang pernah bekerja di Laras Wanodya, butuh beberapa orang lagi sebagai perantara. Tidak apa-apa.

Karena alasan itulah ia bertahan di penginapan. Ia tidak mengagendakan apa pun hari ini. Kecuali menunggu Raga datang. Ia berharap Raga tidak sedang mengantar tamu.

WANODYA: Ayahku adalah Ayah Ibuku (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang