36. Pengisi Jiwa

231 10 0
                                    

Raga tetap di Yogya sejak menikah. Bekerja di organisasi lokal sambil mulai merintis bisnis penginapan . Dimulai dari mengelola rumah peninggalan kakek-neneknya yang tidak terpakai.

Bukan berarti Fenty tak pernah lama tinggal di Yogya. Ketika kontrak kerjanya habis dan belum mendapat pekerjaan baru, perempuan itu biasanya akan tinggal beberapa bulan bersama Raga.

Bisa dibilang, bekerja adalah napas perempuan itu. Bekerja jauh dan berpindah-pindah ibarat menghirup udara pegunungan yang bersih dan segar. Yang membuatnya semakin berhasrat untuk menghirupnya lebih dalam.

Sampai setahun lalu, Raga merasa semua masih baik-baik saja. Raga semakin fokus mengembangkan usahanya. Ia mengundurkan diri dari organisasi tempatnya bekerja. Fenty membantu mengembangkan usaha itu dengan tabungannya.

Tapi belakangan ini Raga sering merasa kosong. Mungkin kekosongan jiwa, seperti yang orang-orang sering bilang. Terutama ketika ia melihat orang-orang di sekitarnya menjalani kehidupan berumah tangga seperti orang-orang pada umumnya. Bisa setiap hari bersanding dengan isteri dan dikelilingi anak-anak. Sesekali ribut atau bertengkar dengan pasangan. Mungkin menjengkelkan dan merepotkan. Tapi tampaknya juga membahagiakan.

Berkali-kali ia menepis perasaan itu. Umum dan tidak umum hanya soal kebiasaan. Toh apa yang dijalani sekarang sudah menjadi pilihannya. Begitu Raga menghibur diri. Lain waktu ia berpikir. Mungkin perasaannya ini muncul karena penurunan kemampuan otak. Karena usia.

Raga sudah biasa dengan sepi. Meski ia tidak merasa kesepian. Tapi tetap ada saatnya ia ingin berkumpul dan nongkrong bersama orang-orang yang dikenal. Bukan sekedar berada di tengah orang banyak yang tidak dikenal yang tak beda dengan kerumunan. Sesuatu yang semakin jarang ia rasakan.

Hampir setiap hari ia memang berinteraksi dengan orang baru. Para tamu. Ada satu dua yang kemudian berteman. Tapi tetap saja hubungan itu tidak dekat. Tidak bisa mengisi jiwanya.

Belakangan ia terkadang merasa hidupnya ada yang kurang. Raga tidak yakin. Itu karena ketidakhadiran isteri atau ketiadaan anak. Atau keduanya.

Ia ingin bercerita. Sekaligus mengisi kekosongan jiwanya. Dan seseorang yang bisa menjadi tempatnya melakukan dua hal itu hanya satu. Haya. Perempuan itu selalu mendatangkan ketenangan baginya. Tapi Haya belum juga membalas pesannya. Ugh!

***

WANODYA: Ayahku adalah Ayah Ibuku (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang