EMPAT

313 54 1
                                    

Jantung Caca tak bisa dipungkiri keadaannya lagi, mungkin sudah jatuh ketanah? Ini beneran kan? Dia gak lagi salah denger kan? Kok dia kayak halu ya?

"Lo bercanda pasti?" Tidak mau dibilang kegeeran, Caca tersenyum sinis.

"Duduk dulu deh"

Zion gak ngerti perasaannya, gak tau kalau dia lagi gemeteran? Merinding? Takut? Senang? Semuanya bercampur aduk. Dengan begitu ia menuruti ucapan Zion, ia takut kalau saja tubuhnya tiba-tiba tumbang. Ya, Caca akui dia memang selebay itu.

"Em.. yang gue omongin tadi, bisa kita nanti aja bahasnya?"

Caca mendongak terkejut. Gak dibahas? Jadi Caca pengen digantung dong? Sampai kapan? Ini hati loh yang ditaruhin? Kok Zion ngeselin banget sih?!

"Lo gila?!"

Zion mengelus dada, apa yang dibilang Caca tadi? Gila? Lah dia ini lagi ngadapin siapa sih sebenernya? orang lagi nyatain perasaan kok dibilang gila? Gak lihat kalau dimata dia nih lagi ada binar-binar keseriusan gitu?

"Gue serius Ca!"

"Apanya yang serius? Lo bercanda kan bilang suka sama gue? Lagian kalau lo emang serius, gue jangan digantung dong!"

"Gak ada niat gue gantung lo"

"Ya terus apa?"

"Apa?"

"Lo serius gak sih?!"

"Gue serius! Gue cinta sama lo, gue sayang sama lo!"

Menetralkan napas, Zion akhirnya sadar jika ia sudah keceplosan. Niatnya mengajak Caca kesini ingin menjelaskan rumor yang beredar tentang ia yang berpacaran dengan Sani. Mungkin saja kan, Caca mendengar rumor itu dan berpikiran sama dengan anak-anak? Zion tidak bisa membayangkan itu... Bagaimana nasib kisah cintanya kelak, baru masuk tahap PDKT masa udah kandas aja? Tapi, jika ia sudah keceplosan gini, ia tak PDKT-an lagi, udah lewat, karna udah sah nembak!

Zion melirik ke depan. Eh, entar-entar deh, itu kenapa Caca nunduk-nunduk malu gitu? Ngintip-ngintip gak jelas? Sambil megang pipinya lagi. Caca kenapa? Jangan bilang kalau Caca...

"Yon"

Zion sempat menahan napas, ini pertama kali loh ia mendengar nada lembut yang dikeluarkan Caca. Selama ini ia hanya mendengar Caca mengoceh marah-marah kesal padanya.

"Iya?" Tak bisa dijabarkan lagi, Zion bak ikan kekurangan air. Ia pengap-pengap penasaran, respon Caca bagaimana ya?

"Boleh aku jujur?"

"Boleh!"

"Em.. gue sebenernya juga suka sama lo" Caca to the point, enggak pengen ribet. Ia menopang dagu, tapi melirik ke arah lain, tak ingin menatap Zion yang entah seperti apa sekarang keadaannya setelah mendengar pengakuan jujurnya. Caca akui dirinya menyukai Zion, ia tidak bisa menampik itu lebih lama lagi. Tak masalah ia jujur bukan? Daripada  menyiksa diri sendiri. Toh, Cintanya juga tak bertepuk sebelah tangan. Mengingat itu Caca jadi senyum-senyum sendiri. Zion juga suka padanya? Sejak kapan?

Zion menggaruk tekuknya salah tingkah. Walau ia begitu bahagia mendapat balasan yang ia inginkan sejak lama tapi ia masih merasa sedikit kurang yakin. Bukan ia meragukan pengakuan Caca, tapi ya gitulah... Setelah ini hubungan mereka apa? Pacaran gitu? Kok jadi aneh gini ya? Cepet banget.

Simple LOVE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang