DUA PULUH SATU

150 30 0
                                    

VOTE DULU..

*****

Sudah waktu pulang sekolah, semua murid sibuk berjalan ke luar gerbang. Mendadak terlihat pemandangan yang tidak biasa terjadi di sekolah SMA Pelita sekarang ini, siswa dan siswi saling bertukar lirikan dan heran bersama melihat kebersamaan dua orang yang belum pernah terjadi. Yang anak murid tau, dua siswi itu sebelumnya tidak pernah saling mengobrol ataupun bertukar senyum.

Tapi, melihat apa yang terjadi saat ini, mereka berpikir ulang dengan opsi yang berbeda.

Di halaman depan sekolah, dua siswi tersebut terlibat sebuah obrolan beberapa menit lalu sebelum pergi dari sekolah menggunakan motor masing-masing. Bukan para anak-anak saja yang tidak familiar dengan itu, Caca pun ikut heran sekaligus terkejut dikala Sani menegurnya.

"Abis ini lo mau kemana?"

Kalimat itu yang pertama meluncur dari mulut Sani.

"Pulang" Caca menatap Sani dengan sebelah alis terangkat. Bermaksud ingin bertanya apa tujuan Sani mengajaknya ngobrol.

"Lo.. bisa ikut gue sebentar?"

"Ke-kemana?"

"Ke rumah sakit. Lo mau ketemu Zion kan? Dia pacar lo tapi kenapa lo gak jenguk dia? It's okey kalau kalian lagi berantem. Tapi gue perlu lo buat jagain dia saat ini, soalnya gue lagi ada urusan mendadak dan nyokap mau kerja. Gak pa-pa kan? Lo juga pacar Zion? Cuma beberapa jam doang kok, sekalian cari kesempatan buat baikan juga bisa"

Caca melongo, itu kalimat terpanjang yang pernah Caca dengar dari adik Zion ini.

"Kenapa musti Zion harus ada yang nemenin? Dia bisa ditinggal sendiri kan?"

"Zion yang minta. Kalau gue jelasin ini bakal panjang. Lo gak mau?"

"Gu-gue.."

Caca tau bahwa hubungan dia dan Zion itu masih sedikit renggang, dan menjenguk cowok itu di rumah sakit, Caca rasa suasana diruangan nanti bagaimana? Pasti sangat canggung. Dan.. hati Caca langsung bergelora kesal dan marah, Zion sekarang ada di rumah sakit?! What?! Dan dia gak tau sama sekali?!

Caca menggerutu, kenapa dia baru tau sekarang? Dari orang lain juga dia tau.

Ck! Mendadak mood Caca langsung rusak. Di lain sisi, ia kesal, tapi juga terbesit rasa khawatir dan rindu. Caca jadi bingung, apa dia harus ikut Sani ato gak. Namun.. bukankah sebagai pacar yang baik harus perhatian ya sama pacarnya?

Demi mewujudkan cita-cita Caca yang ingin menjadi sosok pacar yang baik, baiklah Caca ikut!

Oh ya, Caca langsung teringat sesuatu, Zion sakit apa sampe di bawa ke rumah sakit? Sakitnya gak parah kan? Apa jangan-jangan...

"Zion.. sakit apa?"

"Tipes sama magh"

Caca menghembuskan napas lega.

"Lo mau kan jenguk Zion?" Pertanyaan yang menyangkut hal yang sama diulang kembali.

"Hm, gue mau" Caca mengangguk. Masa gak mau? Selanjutnya dilanjut di dalam hati.

"Langsung ke rumah sakit? Gak mau pulang dulu buat ganti baju?" Tanyanya lagi.

"Pulang bentar. Lo mau nunggu?"

"Oke"

Selepas percakapan singkat itu, mereka memutuskan untuk segera melajukan motor membelah jalanan ibu kota.

*****

"Ruangan mana?"

"Kamar nomor 108"

Caca dan Sani berjalan beriringan mengitari rumah sakit. Saat di tengah-tengah perjalanan hape Sani tiba-tiba berbunyi. Sani segera merogoh saku dan mengangkat telpon.

Simple LOVE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang