****Sakit hati rasanya melihat orang yang dicintai malah memilih orang lain dari pada kita. Berusaha mengejar sudah lama ia lakukan. Tapi semuanya sia-sia. Cintanya masih tak terbalaskan.
Dan melihat Caca bersama dengan Zion, sudah cukup bukti bahwa dirinya tak ada lagi kesempatan. Vion pernah sekali berpikir bahwa bagaimanapun caranya Caca pasti akan kembali padanya. Apalagi setelah Caca putus dari Gio, Vion seperti merasakan angin segar untuk kembali meraih Caca.
Dan sialnya, Caca sama sekali tak meliriknya dan malah memilih Zion. Vion sudah terlalu percaya diri, Mana mungkin Caca akan melihat kearahnya. Satu saja keputusan Vion sekarang, ia akan berusaha belajar move on dari sahabat kecilnya itu.
Walau Vion tak begitu yakin ia bisa..
Vion berbalik, pergi dari kawasan taman belakang sekolah. Ia merasa hatinya hancur tak tersisa. Bukan mudah setiap hari bertemu dengan Caca yang selalu menempel pada Zion. Dadanya sesak. Apalagi yang barusan ia lihat tadi.
Saat tungkai kakinya perlahan berjalan pergi dari sana ke koridor, tubuhnya ditubruk secara tiba-tiba oleh seseorang sampai ia mundur beberapa langkah. Vion mendesis kesal. Orang lagi patah hati gini masih aja diajak ribut! Bikin masalah aja! Entah kenapa tuhan sepertinya sedang mengujinya dengan kesialan yang selalu datang.
"Kalau jalan lihat pake mata!" Vion mendongak sembari merapikan bajunya yang tidak dimasukan itu, ia cukup terkejut karna yang menabraknya Intan dan Anggun. Pantesan Vion ampe mau jatoh, yang nubruknya dua kambing.
"Sorry Yon, kita gak sengaja" Anggun dan Intan serempak meminta maaf.
Vion mengangguk. Untung sahabat. Kalau enggak...
"Hm, kalau sengaja gue kunyukin kalian berdua"
Anggun dan Intan mendesah lega. Melihat tatapan mata Vion yang sayu, Mereka kira Vion marah besar. Ternyata tidak juga.
"Eh Yon, dari mana lo?" Anggun mulai kepo. Melihat arah Vion tadi, sepertinya dari arah belakang sekolah. Udah tau kok masih nanya yak? Bego gak sih? Hanya untuk memastikan..
"Enggak, gue tadi---" Vion mencoba memutar otak. "Iya tadi gue dari rooftop. Biasa gue, merenung" Vion tersenyum tipis.
"Lo mau ngibulin gue ternyata. Lo dari taman belakang kan? Kenapa bohong?" Anggun tersenyum sinis. Ia juga tahu apa yang dilakukan cowok itu disana. Ia sebenarnya turut berduka cita atas kesedihan yang dialami Vion yang patah hati karna Caca. Tapi salah Vion sendiri yang menjebak diri dalam jurang dalam tanpa ada jalan keluar itu.
"Udah tau kenapa masih nanya? Dan itu bukan urusan lo. Minggir!" Vion terlihat kesal, ia mencoba menghindar.
"Ngintipin Caca?" Intan mencekal lengan Vion, Intan menatapnya penuh selidik.
"Lo juga jangan ikut campur! Lepasin tangan gue!" Vion menatap tajam Intan, dan cekalan tangan yang masih betah cewek itu pertahankan. Vion dengan kasar menarik tangannya dan pergi entah kemana.
"Tu Orang emang ngeselin ya. Pake ngintipan Caca sama Zion lagi. Awas aja kalo dia ada rencana buat ngerusak hubungan Caca. Kalau itu menyangkut sahabat terbaik gue, gue gak bakal mandang walau yang nyakitin juga sahabat gue sendiri!" Anggun mendecih pelan. Tapi dalam hati ia pun cukup kasian pada Vion. Bagaimana pun Cowok itu kan sahabatnya juga.
"Kayaknya kali ini... enggak Nggun" mata Intan menyorot ke arah dimana Vion menghilang. "Gue lihat, dia putus asa gitu. Mungkin dia mau.. move on"
Anggun tersenyum mengejek. "Lo seneng kan?"
*****
"Ca, masih marah enggak?"
Zion tengah memasangkan helm ke kepala Caca, setelah itu baru dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simple LOVE [Completed]
Teen FictionCinta yang sederhana akan lebih indah jika berwarna. ________________ "Lo gila?!" Zion mengelus dada, apa yang dibilang Caca tadi? Gila? Lah dia ini lagi ngadapin siapa sih sebenernya? Orang lagi nyatain perasaan kok di bilang gila? Gak lihat kalau...