****
Beberapa hari kemudian, Zion akhirnya sembuh dari demamnya. Setelah pulang dari rumah sakit kemarin, Zion hari ini kembali bersekolah seperti biasa. Walau dapat Caca lihat Zion masih tampak pucat.
Disekolah, dirinya tidak pernah lepas dari sisi Zion, Caca ingin terus mendampingi pacarnya itu agar jika sewaktu-waktu Zion butuh dia sudah siap sedia untuk mengabulkan. Kadang Zion berpikir, dia ini udah sembuh atau masih sakit?
Karena terlalu terpaku pada Zion Caca sampe lupa menagih janji Vion, mantan sahabatnya itu untuk menunjukan pada Caca siapa pacarnya sekarang yang berhasil membuat Vion berpaling dan move on dari Caca. Oh ya mengenai itu juga, Caca jadi teringat Intan, sahabatnya itukan menyukai Vion, bagaimana nasib Intan sekarang? Mendadak Caca khawatir sekaligus Caca merasa bersalah karna ia tidak mendampingi sahabatnya itu pada saat-saat terpuruk seperti ini.
Melupakan masalah Intan, Caca beralih pada Zion yang sudah nangkring di depan rumahnya. Demi merayakan hari ini Zion sembuh dari demam seminggunya, Caca mengajak Zion jalan-jalan sekaligus meluangkan waktu untuk berduaan. Bisa dibilang kencan gitu. Yang jones diluar sana, sabar Ya. Caca cuma bisa bantu doa aja semoga segera dapet si doi. Kalau Caca nanti nikah, insya allah entar diundang. Hihii..
Balik lagi. Senyum Caca langsung mengembang menyambut kedatangan Zion. Dia yang sudah siap dan tampil cantik berbeda dari biasanya langsung berjalan pelan ke arah Pacarnya.
Zion memandang Caca dari bawah sampai atas, sekilas Zion terlihat mengangguk-anggukan kepala. Entah apa yang ada di dalam otak Zion. Sedangkan Caca, bersender pada motor ninja hitam Zion sembari menatap cowok itu meminta penilaian pada penampilannya yang berbeda.
"Cukup buat nyenengin pacar"
Mendengar jawaban itu, wajah Caca dibuat bete mendadak. "Yaudah yuk, langsung berangkat aja"
Zion yang memperhatikannya langsung terkekeh. "Yaelah Ca, masa ngambek?"
"Biarin!"
"Marah?"
"Bodo!"
"Ralat deh, kamu cantik banget sekarang. Mana? Seneng?"
Dengan malu-malu Caca mengangguk mengiyakan. Ternyata usahanya dandan tadi tidak sia-sia. Begini rasanya berhasil membuat pacar senang, sekaligus bisa dipuji.
"Oh ya" Caca kembali bersuara.
"Hm?"
Caca memperlihatkan wajahnya beserta suaranya yang ragu-ragu, seperti masih mempertimbangkan sesuatu dan sedang memutuskan pilihan. "Enggak jadi deh"
Zion mengangguk mengerti, namun dalam hati Zion jadi penasaran apa yang akan Caca katakan tadi. Tolong ingatkan Zion untuk bertanya pada Caca nanti.
****
Karena sebelumnya Caca dan Zion tidak terpikirkan mereka akan kemana, Zion memutuskan untuk menonton saja, yang Zion tau lagi ada film romantis yang pas banget buat mereka, kan cocok banget kalo nontonnya sama pacar.
Setelah memesan tiket nonton, Zion segera berjalan ke arah Caca yang sedang menunggu, entah itu cuma kebetulan ato rekayasa saja, Zion tiba-tiba ditabrak seseorang hingga Handphone dan tiket yang Zion pegang terjatuh.
Jangan heran jika Zion sudah berburuk sangka duluan, salahkan Alka yang menabraknya tanpa rasa bersalah dan seenak jidatnya menunjukan wajah songong padanya. Entah apa yang dilakukan cowok sok keren itu disini.
"Sorry, gak sengaja"
Hanya itu yang ia bilang dan Alka langsung nyelonong pergi tanpa membantu Zion mengambilkan hape dan tiketnya yang jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simple LOVE [Completed]
Teen FictionCinta yang sederhana akan lebih indah jika berwarna. ________________ "Lo gila?!" Zion mengelus dada, apa yang dibilang Caca tadi? Gila? Lah dia ini lagi ngadapin siapa sih sebenernya? Orang lagi nyatain perasaan kok di bilang gila? Gak lihat kalau...