VOTE DULU..
****
Dengan kegelisahan melanda dan merayap di hati Caca tanpa ampun, satu hal yang ia ingin tunjukan bahwa ia akan frustasi. Entah itu seperti apa. Mungkin seperti ini..
"Yon, kamu kemana kemarin? Kok bolos?"
"Capek"
Hari ini Zion berbeda, tampilan dan aura yang sangat baru bagi Caca. Bukan apa, ini soalnya pertama kali Zion bersikap dingin padanya. Biasanya cowoknya ini sering ngambek dan gak mau ngomong aja. Kalau ini, dibilang apa dong? Cuek? Zion masih tanggep omongannya, marah? Zion masih menjemputnya, aneh? Ya bisa dibilang begitu.
"Kamu aneh Yon"
Caca tidak sungkan untuk berbicara jujur, lagi, walaupun jujur itu menyakitkan.
"Aneh? Kenapa?"
"Ya aneh aja, sejak abis berantem sama Alka kemarin kamu kayak berubah gitu"
"Hh, itu perasaan kamu aja"
"Masa sih? Atau kamu bete' karna hukuman yang dikasih sama Pak Anton? Terlalu berat ya?"
"Enggak"
"Terus apa dong?"
Caca memaksa, menampakan wajahnya yang akan ngambek kalau Zion tidak mau berkata yang sebenarnya. Dari kemarin, bukan ini yang Caca inginkan. Dia sudah berpikir akan marah pada Zion karna ternyata Zion berkelahi dengan Alka. Tapi karna perubahan sikap cowok itu, niat Caca terundurkan.
Marahnya nanti, nunggu udah dapet jawaban Zion kenapa cowok itu jadi aneh.
Di tengah-tengah perjalanan ke kelas, dua sejoli itu masing-masing menampakan raut wajah yang berbeda.
"Kamu tau apa yang diucapin Adek kelas songong itu kemarin?"
"Gak tau. Jadi semua ini gara-gara Alka ya?"
"Lebih tepatnya karna kamu"
"Kok aku?!" Caca mendadak terkejut.
"Dia bilang bakal rebut kamu dari aku. Mana mungkin aku gak emosi kemarin, langsung aja aku hajar dia. Kemarin juga kamu malah lebih care sama dia, padahal pacar kamu itu aku. Jadi aku kepikiran, kalo bisa aja omongannya itu benar bisa terjadi"
"Yon, kamu itu seharusnya gak--"
"Jangan suruh aku buat gak kemakan sama omongan dia kemarin. Karna itu udah aku lakuin"
"Jadi? Kenapa masih kepancing?"
"Dia bawa-bawa Sani. Apa urusannya coba? Dia bilang gue playboy, brengsek, gak cukup sama satu cewek. Batas kesabaran aku udah abis, gak bisa buat berhenti hajar dia yang sok belagu itu" Zion menjelaskan dengan nada ngos-ngossan.
"Oke-oke, aku ngerti. Tarik napas dulu Yon, kamu ngegas banget"
"Kebawa emosi Ca"
"Jadi? Kamu berantem sama Alka bukan bawa soal yang di club waktu itu?"
"Enggak"
"Padahal aku udah kepikiran bakal ngambek sama kamu"
"Awas aja. Kamu itu harusnya tanyain sana sama temen kamu itu, kenapa kayak orang bego? Aku gak salah apa-apa dia malah ngehujat orang. Bikin emosi, katanya dia hari ini gak sekolah, masuk rumah sakit kali"
Caca menatap Zion yang menggebu-gebu "Kayaknya aku tau deh kenapa Alka kayak gitu. Yang dia bilang mau rebut aku dari kamu itu cuma main-main, intinya dia mau mancing amarah kamu karna dia udah terlalu kesel"
"Kesel karna apa?"
"Alka itu suka sama Sani. Mungkin beberapa kali dia sering lihat kamu sama Sani berduaan yang berhasil bikin Alka salah paham. Sama kayak waktu aku dulu yang marah karna lihat kamu boncengan sama Sani dan aku ngiranya kalian ada hubungan. Ternyata hubungan kalian cuma adek-kakak. Jadi kasusnya aku sama Alka itu hampir mirip"
"Aku makin pusing"
"Aku mau jiplak kata-kata Renald deh"
"Yang mana?"
"Makanya hidup itu gak usah banyak drama, pake ditutupin segala. Kan jadi pusing sendiri"
Setelah mendengarnya, Zion merengut masam. Tak ayal melihatnya membuat Caca tertawa.
"Itu kan Sani"
****
"Udah lebih dari satu minggu Ca"
"Kenapa? Anggun juga nyaman-nyaman aja cuek-cuekan gini"
"Dia mau lo yang duluan ngajak baikan. Dari awal juga emang lo kok yang salah"
"Heh? Gue emosi waktu itu. Dia aja yang enggak bisa ngerti gue"
"Pokoknya gue gak mau tau, hari ini lo harus samperin Anggun dan minta maaf buat baikan lagi. Soalnya disini gue yang bimbang"
"Gue gak mau. Entar dia juga yang bakal ngalah"
Intan memandang Caca jengkel, di satu sisi ia ingin semua ini berakhir dan mereka bisa ngumpul bertiga bareng kayak dulu, ternyata di lain sisi membujuk Caca maupun Anggun sangatlah sulit.
Ide satupun tidak pernah menyantol di otaknya agar masalah ini selesai, Intan jadi kesal sendiri.
"Yon, kasih tau sama pacar lo ini deh, cara menyadari kesalahan sendiri itu kayak mana"
Intan beralih ke Zion yang duduk di samping Caca, cowok itu sibuk minum dan mengotak-atik HP sedari tadi. Sedangkan Caca tampak cuek disaat sekarang acara makannya.
"Lo gak tau aja Tan apa yang gue lakuin sama Renald buat bikin Anggun sama Caca baikan lagi. Kita berdua udah bujuk nih temen-temen lo buat salah satu ada yang mulai. Hasilnya malah Caca yang ngambek sama gue. Gak tau kalo Renald, udah digiling jadi sosis kali sama Anggun"
"Kejem amat tu cewek" Vion menimpal. Cowok satu itu masuk salah satu anggota dari meja yang mereka duduki. Jadi, tak ayal Vion mendengar apa yang mereka katakan dan ikut menyahut dan nimbrung seenaknya padahal tidak diajak mengobrol.
Intan menanggapi dan seterusnya mereka berbicara dan bercakap-cakap seru. Sedangkan Zion melirik enggan dengan keberadaan pacar Intan itu.
Bukan maksud apa. Rasanya Zion tidak bisa melupakan bahwa kebenarannya Vion pernah menjadi rivalnya, apalagi mengingat tentang seberapa lama cowok itu mengejar Caca dan berusaha mengambil Caca darinya. Zion masih sedikit sukar mempercayai Vion walaupun untuk sekarang cowok itu sudah mempunyai pacar. Menyadari hal itu, Zion bernapas lega. Lega rasanya orang yang berusaha merusak hubungannya dengan Caca berangsur-angsur keluar dari area yang tidak semestinya mereka jalani. Tapi walaupun begitu, Zion masih harus bersikap was-was dan terus bersiaga.
"Ca"
"Hm"
"Udah dong cueknya, jangan marah terus"
"Hm"
Kalau akhirnya menjadi seperti ini, tentu Zion akan berpikir dua kali untuk menasehati Caca dan membujuk cewek itu. Lihatlah, apa yang dia dapat, Caca bodo amat sama dia dan persahabatan Anggun dan Caca sama sekali belum membaik. Ini benar-benar Zonk!
****
VOTE SEBELUM MINGGAT..
DUA PART LAGI MENUJU END..
KAMU SEDANG MEMBACA
Simple LOVE [Completed]
Teen FictionCinta yang sederhana akan lebih indah jika berwarna. ________________ "Lo gila?!" Zion mengelus dada, apa yang dibilang Caca tadi? Gila? Lah dia ini lagi ngadapin siapa sih sebenernya? Orang lagi nyatain perasaan kok di bilang gila? Gak lihat kalau...