PLEASE JANGAN JADI SILENT READERS!
****
"Ca?"
"Apa?"
"Kok jutek? Marah?"
"Tuh tau ngapain nanya"
"Aku kan udah minta maaf. Maafin ya?"
Caca mendengus, dengan masih tangan dilipat di atas dada, Caca menatap Zion yang memelas.
"Kamu bales aku kan?"
"Apanya? Tadi?"
"Iya. Sengaja biar aku cemburu? Ternyata otak kamu licik juga"
Zion jadi nelangsa, ribet banget kalau Caca udah ngambek. Bujuknya gak kelar-kelar, terhitung dari istirahat tadi sampai waktu pulang sekolah sekarang. Caca gak ada niat buat buka pintu maaf baginya.
"Sebenernya gak gitu... bagaimana ya?.. sumpah deh aku tadi kepanasan, gerah juga jadinya buka baju. Suwer!" Zion mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya.
"Eh.. bukannya kamu niatnya emang mau pamer? Iya tau kamu hot, tapi bisa kan langsung pake seragam kamu kalau yang itu udah keringetan? Kamu juga jemuran bukannya masuk ke kelas, katanya kepanasan? Ketahuan bohong masih aja ngeles"
"Kan nungguin baju kaos aku kering"
"Ditungguin? Emang kamu pikir siswa disini orangnya suka maling? Itu baju kamu, bukannya baju boyband korea. Tenang aja, gak ada yang mau ngambil"
"Ca, lagi nyindir ya?"
"Kamu ngerasa aku nyindir kamu?"
"Banget Ca"
Mencoba mengabaikan Zion yang terdiam di tempat, ia kembali berjalan menuju motor yang sudah lama ia tak pakai. Memang hari ini ia kembali membawa motor, melihat tak ada jemputan dari Zion yang biasanya sudah nangkring di depan rumah, pagi tadi tak ada wujudnya yang tidak kunjung timbul. Sayang Caca berharap, padahal pagi tadi mereka masih acara ambekan.
Jadilah hari ini Caca akan pulang sendiri.
Jika pagi tadi Zion yang ngambek, tapi sore ini Caca yang lagi mode kesal. Keadaan sedang terbalik sekarang.
"Caca!" Zion memanggil cukup keras, para siswa banyak yang menoleh.
"Apa!"
Zion segera mendekat dan meraih tangan Caca untuk digenggam "jangan kayak gini Ca, udah ya marahnya"
Wajah memelas Zion kembali Caca abaikan. Ia melepaskan tangan Zion pada tangannya dan bergerak akan menaiki motor ingin pulang.
Zion merutuki kebodohannya, Zion tadi lupa sejenak bahwa ia memiliki pacar yang sensitifinya melebihi dari induk kucing yang lagi hamil.
****
Renald tak tau kenapa saat ia masuk kamar Zion, ia seperti melihat kapal pecah atau lebih tepatnya kamar Zion yang berantakannya nauzubillah. Setau Renald Zion bukanlah orang yang pengkotor, apalagi kalau kamarnya. Zion senantiasa membersihkan dan menjaga agar terlihat rapi.
Tapi kenapa terjadinya begini?!..
Seprei ranjang yang aut-autan, bantal sudah tergeletak di lantai, buku di meja belajar tak tersusun, baju kotor tidak terletak di mana mestinya ia berada, yang lebih joroknya terlihat celana dalam warna hitam di dekat kaki Renald berdiri! Pasti itu milik Zion. Ck! Dasar.
"Woy! Tuyul, gue kira siapa?! Ngagetin gue aja lo!"
Zion keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya langsung melempar Renald menggunakan kaos kaki yang terletak di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simple LOVE [Completed]
Teen FictionCinta yang sederhana akan lebih indah jika berwarna. ________________ "Lo gila?!" Zion mengelus dada, apa yang dibilang Caca tadi? Gila? Lah dia ini lagi ngadapin siapa sih sebenernya? Orang lagi nyatain perasaan kok di bilang gila? Gak lihat kalau...