Chapter 2

9.1K 1.1K 209
                                    

Monster itu mempunyai tangan banyak juga cakar. Bagaimana ia dapat melawan itu?

Tubuhnya bergetar. Dirinya bertanya-tanya di mana para pillar itu.

Lagi ia menatap gadis kecil yang jaraknya semakin dekat dengan monster. Gadis itu mengingatkannya pada adik kecilnya.

Ia menggigit bibirnya. Bimbang. Tapi jika ia tak bertindak maka warga desa itu akan tamat.

Akhirnya dia berjalan mendekat. Meski dengan gemetaran.

Telinga dan kesembilan ekor rubah miliknya muncul.
Taring juga kuku-kukunya memanjang.
Dirinya menyerupai iblis itu sendiri.

Gadis itu berlari secepat kilat. Dia melompat ke atas kepala monster itu dan mencakarnya, mencabik berkali-kali. Ia tahu jika Oni hanya bisa dibunuh dengan cara memenggal kepalanya dengan nichirin. Tapi ia tak memiliki hal itu. Pun para pillar tak ada di sini.

"GRAAH...."

Iblis itu menggeram marah. Dia melempar Kitsune. Tangan-tangan itu mulai mencakar tubuh Kitsune.

Oni itu membanting Gadis rubah dengan kuat.

"AKH...."

Darah merembes keluar dari mulut juga tubuhnya. Kitsune merasakan rasa sakit yang luar biasa. Tubuhnya mati rasa.

"Uhuk...."

Tubuhnya memang beregenerasi namun ia kembali menjadi manusia.

Cara dia harus mencari cara untuk menghadapi iblis ini. Dia belum dapat menguasai kekuatan Kitsune dengan baik.

Bagaimana ini.

Gadis itu menatap Oni yang berjalan mendekat. Senyum mengerikan terpasang indah di wajah mengerikan itu.

Pillar. Dia sangat berharap para pillar datang segera. Tapi jika pun tidak datang, ia harus tetap hidup.

"Bertahanlah sebentar lagi. Bangkit hey tubuhku."

Si Rubah telah bangkit. Meski gemetaran dia berdiri tegap untuk melawan musuhnya.

Dia berjalan mundur. Menjauhi monster itu. Berlari secepat yang ia bisa dengan tubuh manusianya.

Yah, tapi dirinya melupakan jika monster itu memiliki tangan panjang yang banyak.

Kitsune berlari dari atap ke atap. Menghindari tangan-tangan yang melayang itu.

"Aku harus bagaimana?" Gumamnya pelan.

Ia menatap sekitar.

"Sepertinya matahari tidak akan muncul sekarang."

Gadis itu melakukan salto untuk menghindari serangan iblis.

Tetap berlari, ia mencari sesuatu yang berujung tajam. Atau lebih bagus lagi jika ia dapat menemukan pedang nichirin meski rusak.

Dia menatap ke sekelilingnya. Desa itu masih terbakar namun tak ada orang di sana. Dirinya bersyukur atas itu.

Fokusnya kembali pada diri sendiri. Cepat cari sesuatu yang dapat digunakan untuk melindungi diri, ia mengulang perkataan itu di kepalanya.

Ia menoleh ke belakang. Menatap mulut monster yang sepertinya dapat ia masuki. Dapatkah ia?

Tidak. Ia akan dikunyah jika mengambil jalan itu.

Lelah, sakit, ketakutan. Semua itu kini dirasakan oleh Sang Gadis.

"Sial, apa yang harus kulakukan?"

You in Kimetsu no Yaiba《HIAT》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang