Chapter 19

4.9K 718 436
                                    

Sanemi menatap orang itu sebal. Orang yang selalu tersenyum dalam keadaan apapun. Baik di keadaan gawat darurat maupun keadaan tenang.

Dengan rambutnya yang sangat mencolok mata *ahem*, orang tersebut tersenyum dan berujar,

"Shinazugawa san, jangan sakiti [ Name ] shoojo."

Mendengar itu, urat kemarahan semakin jelas terlihat di dahi Sanemi. Ia melepaskan cengkeramannya pada kerah baju [ Name ] dan beralih menatap orang itu geram.

"Yo Rengoku, mau baku hantam denganku? Menggantikan bocah itu?"

"Ano...."

"Wah wah.... boleh saja. Sudah lama tak latih tanding denganmu, Shinazugawa san."

"Ano...."

"Sialan kau Rengoku."

"Ano...."

"Baiklah, bersedia.... siap...."

Bugh...

Kyojuro dan Sanemi mengusap perutnya. Mereka berdua menatap pada gadis kecil yang dengan beraninya memukul perut mereka sangat keras.

Sanemi tersenyum kesal. Dirinya benar-benar marah sekarang. Dengan tangan yang mengepal erat, dia hendak memukul [ Name ].

Namun sebelum itu [ Name ] sudah memeluk lelaki berambut putih itu.

"Shinazugawa san~" [ Name ] memeluk perut Sanemi. (Nada imut).

Yah Sanemi tinggi sih jadinya cuma bisa peluk perut-dadanya doang. Apalah daya [ Name ] yang tingginya hanya 158 cm. Gadis itu bagaikan anak kecil yang memeluk seorang Om-Om.

Gadis kecil itu menatap Sanemi dengan binar yang membara.

"Nee Shinazugawa san, bisa tolong gendong saya?" Gadis itu berkata dengan semangat yang membara. Tangannya terkepal erat dan dirinya menatap Sanemi dengan penuh harap.

Ting~
Ting~

Bintang-bintang perwujudan harapan [ Name ] menyentil kepala Sanemi secara imajiner. Sanemi hanya menatap cengo pada gadis rubah itu.

"Ara~ kabulkan permintaan [ Name ] san, Shinazugawa san."

Sanemi melirik ke arah pillar yang berkumpul di sana.

Jreng....

Raut wajah pillar di sana sungguh memuakkan bagi Sanemi. Wajah yang penuh kebahagiaan dan penuh harap padanya. Senyum secerah mentari pagi, terbit di wajah mereka. Termasuk raut wajah Giyu yang berbinar, sependapat dengan pillar itu.

Sangat mengesalkan.

Ctak....ctak...ctak....

Bagus, sekarang wajah Sanemi terpenuhi oleh urat-urat kemarahan yang mengganggu pemandangan.

"HAH ? AKU MENGGENDONG BOCAH INI ?"

Ia beralih menatap [ Name ] kesal. Sedangkan bocah satu itu hanya menatap polos pada Sanemi.

"Onegai~" [ Name ] menatap penuh harap pada Sanemi. Sebagai author saya juga tak paham apa tujuannya.

"Ayolah Shinazugawa san, lihat wajahnya yang elok itu."

Sanemi menatap tajam Tengen. Seketika Tengen terdiam.

Sanemi kembali menatap gadis rubah itu dengan pandangan kesal.

Bling-bling dari pancaran mata [ Name ] membuat Sanemi gerah.

"Wakatta, sini kau bocah." Lelaki itu merentangkan tangannya sambil mengalihkan pandangannya.

You in Kimetsu no Yaiba《HIAT》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang