Chapter 31

4.2K 553 70
                                    

"Muzan sama, mengapa Anda membawa gadis asing itu masuk ke dimensi ini?"

Akaza bertanya dengan penuh rasa penasaran. Pandangannya tak lepas dari sosok itu. Sosok yang ia hormati.

Bukannya menjawab, Muzan beralih memberi perintah mutlak pada semua iblis yang hadir.

"Jaga dia, dia aset berharga milikku."

Akaza mengangkat alisnya, bingung. Mengapa Muzan malah mengalihkan topik? Ia tak berani bertanya lagi. Ia paham jika dirinya bukanlah sosok yang berhak ikut campur.

"Heeee~ Muzan sama mengapa tak menjawab pertanyaan Akaza dono? Apakah Muzan sama jatuh hati pada gadis itu?"

Douma menatap sosok yang dipujanya itu penuh kagum. Tatapan berbinar terpancar dari matanya. Sungguh berbeda dengan tatapan yang dilayangkan sesama iblis padanya, tatapan penuh rasa kesal dan iba.

Muzan menatap Douma datar. Ia tak mengeluarkan sepatah kata pun. Pria itu kemudian menghilang dari sana bersamaan dengan terpetik nya senar biwa.

Hening.

Douma menatap kosong kepergian Muzan.

"Heeeee~ dia kabur. Nee Akaza dono, apa menurutmu Muzan sama menyukai gadis itu?"

Douma beralih menatap Akaza. Sedangkan yang ditatap hanya menatap Douma dengan datar.

Lelaki dengan rambut pink itu keluar dari dimensi Nakime detik itu juga.

"Heee~ mereka kenapa sih?"

Pria berumur 20 tahun, usia fisiknya, itu menggembungkan pipinya kesal.

"Kalian semua menyebalkan!"

▪︎▪︎▪︎

"[ Name ]!"

Seorang pria berlarian ke sana ke mari. Memanggil nama dari orang yang berharga bagi dirinya.

"Tidak.... tidak jangan lagi. Kusso darou!"

Air mata perlahan mengalir. Melewati kedua sudut matanya.

"Tidak! Kami-sama, ku mohon, lindungi [ Name ]. Jaga dia hingga aku dapat menemukannya."

Lompatan demi lompatan telah dilalui pria itu. Pria yang selalu perhatian pada orang terdekat.

Pria yang sangat menyayangi orang terdekatnya.

Lelaki yang memiliki hati selembut kapas. Namun tak ada yang menyadarinya.

▪︎▪︎▪︎

"Are~ kenapa kau menatapku dengan pandangan begitu, Sabito san?"

Shinobu tersenyum. Ia mengobati tangannya yang sempat terluka tadi. Di ruangan itu, ia mendudukan dirinya pada ranjang pasien.

"Kau tahu Sabito san, rahasia yang kau sembunyikan akan tetap terbongkar nantinya."

Gadis kupu-kupu itu berjalan meninggalkan ruangan dengan senyuman lembutnya itu.

Berbeda dengan Sabito yang kini menggertakkan giginya kesal.

"Apa-apaan maksud gadis itu?"

Lelaki itu beralih menatap Nezuko.
Tangannya terulur untuk mengusap kepala anak itu.

Dalam heningnya suasana, ia bertanya.

You in Kimetsu no Yaiba《HIAT》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang