Chapter 30

3.9K 549 49
                                    

Lelaki itu terus melompati pohon tanpa mengetahui arah tujuan yang pasti.
Bodohnya ia lupa menanyakan di mana lokasi [ Name ] saat ini.

"Kusso!"

Pikirannya tiba-tiba mengarah pada rumah Urokodaki. Dengan segera ia merubah arah jalur awalnya.

▪︎▪︎▪︎

Lelaki dengan haori merah menatap tak percaya akan apa yang dilihatnya.

Darah.
Darah bercecer dimana-mana. Beberapa pohon tumbang.

Napasnya tercekat. Ia menutup mulutnya tak percaya.

Pikiran buruk yang sedari tadi menghantuinya kini berubah menjadi monster di dalamnya. Mengacaukan setiap inti sel pikirannya.

"Tidak..... Tidak mungkin!"

Ia mencari-cari sesosok yang dikhawatirkannya. Tak ada. Tubuhnya tak ada.

Seketika air mata mengalir dari sudut matanya.

Gadis itu. Gadis yang ia anggap sebagai keluarga. Mungkinkah mati dimakan iblis?

Kepalanya mendadak berdenyut. Sakit. Memori mengenai kakak perempuannya yang terbunuh berputar di kepalanya.

Ia, akankah ia merasakan kehilangan lagi?

Matanya yang sempat memiliki binar kehidupan kini perlahan memudar.

Srrk...

Ia mengabaikan suara itu. Suara semak yang saling bergesek.

"Giyu? Mengapa ada di sini?"

Lelaki itu menoleh. Ia menatap gurunya dengan raut kacau.

"Sensei... [ Name ].... [ Name ] mati." Ujarnya frustasi.

Urokodaki tersenyum di balik topengnya. Ia berjalan mendekat dan mengusap pucuk kepala lelaki itu.

"Tenanglah. [ Name ] belum mati. Gadis itu..."

Urokodaki menceritakan segalanya. Semua hal yang baru saja terjadi. Juga mengenai [ Name ] yang tiba-tiba berlari pergi.

Raut wajah Giyu yang tadinya menegang kini tergantikan dengan raut cerah berbinar. Ia tersenyum dan izin untuk pergi mencari gadis itu segera.

Urokodaki hanya tersenyum menanggapi itu. Ia menatap punggung Giyu yang makin menjauh.

▪︎▪︎▪︎

Shinobu tak henti-hentinya menatap Sabito curiga. Ia sesekali menatap ke arah Tanjiro yang terdiam di sebelah ranjang adiknya itu.

"Saa~"

Satu suara yang ia keluarkan membuat Sabito terlonjak kaget. Gadis itu terkekeh ketika melihat raut Sabito berubah secepat kilat, dari yang awalnya kagak menjadi datar.

Pandangan gadis itu menajam. Di mulutnya terukir senyuman aneh.

"Kau tahu, Sabito san? Aku mengetahui jika kau tengah menyembunyikan sesuatu dariku."

You in Kimetsu no Yaiba《HIAT》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang