Chapter 18

4.9K 756 294
                                    

"Ahem. "

"Eh!"

Giyu dan [ Name ] menoleh. Kini di hadapan mereka berdiri seorang Makomo yang tengah tersenyum lembut.

"Hayo, Giyu apa Sabito nih?"

Giyu menatap datar Makomo. Yah, dirinya tak paham akan apa yang diucapkan gadis ber-haori pink dengan motif bunga-bunga itu.

[ Name ] yang sebenarnya tahu akan maksud Makomo pun akhirnya menjawab.

"Hah? Apa maksudmu, Makomo?"

Sungguh rasanya tidak enak membohongi semua orang maupun dirinya sendiri.

"Siapa yang lebih kau suka [ Name ]? Sabito atau Giyu?"

"Aku suka mereka berdua. Aku juga suka padamu Makomo. Bukannya sesama manusia tak boleh saling membenci ya?"

Ah, yah bukan maksud [ Name ] untuk berbohong. Tapi dia hanya ingin menjaga hatinya agar tak sakit pada akhirnya.

Author : inget, mereka fiksi :")

Gadis rubah itu menatap Makomo dengan pandangan bingung. Dia sengaja bertingkah begitu.

[ Name ] pintar berakting. Dia memelajarinya di dunia manusianya. Karena manusia kebanyakan juga suka berbohong. Tapi [ Name ] bersikap begitu hanya untuk menyembunyikan perasaannya saja. Ia sangat tulus  kok dalam berteman dengan siapa saja.

Makomo memijat dahinya. Mungkin ia merasa pusing akan sikap polos (tak polos) yang dimiliki [ Name ].

Gadis rubah itu tersenyum lebar. Ia meyakinkan dirinya bahwa tujuan dia dikirim di sini hanyalah untuk menolong mereka. Bukan untuk hal lainnya.

"Kau itu sudah tua, [ Name ]. Cobalah sekali-kali kau membuka hatimu pada seseorang."

[ Name ] tersenyum kesal. Memang benar ia sudah hidup di dunia ini selama 11 tahun lamanya. Jika dihitung juga umurnya saat masuk dunia ini sekitar, emh... 16 tahun?

"Hah? Coba katakan sekali lagi!"

Aura hitam menguar dari balik tubuh [ Name ]. Gadis itu bersiap untuk menghajar Makomo dengan tulus.

Makomo tersenyum lebar. Gadis dengan mata sayu itu menatap serius [ Name ]. Ia berjalan mendekat dan memeluk gadis rubah itu dengan erat.

"Aku tahu kau berbohong, [ Name ]. Tak apa, cobalah buka hatimu secara perlahan."

Gadis itu menepuk punggung [ Name ] dengan lembut.

"Ah iya, aku ada panggilan tugas. Tolong titip Sabito juga Giyu. Jaa ne~"

Makomo melambaikan tangannya pada [ Name ].

Sebenarnya [ Name ] hampir meneteskan air mata saat Makomo mengatakan hal itu. Seumur hidupnya, baru Makomo lah yang berkata seperti itu padanya.

Ah, rasanya dia tak ingin kembali ke dunianya yang asli.

Omong-omong, Giyu sudah menghilang dari sana. Hm...
Tak terasa hawa keberadaannya...

You in Kimetsu no Yaiba《HIAT》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang