Chapter 3

8K 1.1K 261
                                    

Di dalam sebuah rumah, [ Name ] terbangun dengan keadaan semula. Dirinya sudah menjadi manusia lagi.

Namun di saat menatap ruangan itu, pandangannya terpaku pada tiga bocah yang kini menatapnya ketakutan.

Salah satu bocah itu mengarahkan sebuah kayu pada [ Name ], sebagai perlindungan diri. Dirinya gemetaran.

Sepertinya [ Name ] mengenal mereka.

"Etto...." belum selesai berbicara, kayu yang di pegang anak itu membentur kepala [ Name ].

"Anak kurang ajar!"

Gadis itu tersenyum geram yang membuat ketiganya semakin ketakutan.

Seketika dirinya teringat akan sesuatu.

"Ano...."

"Kyaa... monster!" Teriak salah satu anak perempuan itu.

"Panggil Urokodaki san, cepat!" Salah satu anak memberi perintah.

Anak lelaki berambut peach itu mencari alat untuk menyerang gadis itu.

Kini dia dan [ Name ] hanya berdua di ruangan itu. Yang lain tengah memanggil orang yang bernama Urokodaki.

"Di,diam di sana. Jangan mendekat!"

Bocah itu memiliki luka panjang di sebelah kanan mulutnya.

"Tenang tenang. Aku bukan iblis."

[ Name ] berusaha menjelaskan. Tapi anak lelaki itu keras kepala dan terus memojokkannya.

"Sungguh aku bukan iblis."

"Jika kau bukan iblis, bagaimana bisa dirimu menjadi seekor rubah?!"

Bocah itu bertanya geram. Tak ada rasa ketakutan lagi dalam dirinya.

"Ya, aku rubah bukan iblis." Jawaban yang bodoh sepertinya.

"Apa maksudmu?"

Gadis itu tampak berpikir sebentar.

"Begini. Dulu aku pernah membunuh rubah sembarangan. Lalu datang kawanan rubah dan memberikan aku hukuman. Dan jadilah aku bisa berubah menjadi rubah." Gadis itu menjelaskan dengan riang.

Bocah peach itu menurunkan kewaspadaannya.

"Benar begitu?"

[ Name ] mengangguk semangat. Ah dia sangat bahagia sekarang. Setidaknya dia berpikir bisa menyelamatkan ketiga bocah itu.

"Omong-omong, siapa namamu? Dan ini era apa ya?"

"Sabito. Dan ini era Meiji."

Sabito menurunkan kayunya dan duduk mendekati [ Name ].

Gadis itu yang mendengar jawaban Sabito bersorak senang. Astaga dia dapat bertemu dengan Sabito kecil.

Dengan tak sopan, dia menarik Sabito dan memeluknya kencang.

"Uwah, aku senang sekali, Sabito...."

[ Name ] mencubit pipi Sabito gemas setelah melepaskan pelukannya.

"Berhwenti mencwubiti pipiku!" Sabito kesal. Ia melepaskan tangan [ Name ] dari pipinya.

Sabito menjaga jarak darinya.

"Lalu apakah hukuman yang kau terima itu akan berlaku untuk selamanya?" tanyanya penasaran.

[ Name ] terkekeh mendengar itu. Ternyata tipuannya berhasil pada bocah itu.

You in Kimetsu no Yaiba《HIAT》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang