Chapter 23

4.3K 633 201
                                    

"Ma,Makomo? Tanjiro?"

Gadis berambut hitam itu menoleh dan tersenyum.

"Maaf aku terlambat, [ Name ]."

Senyumnya merekah. Gadis itu kemudian menatap iblis di depan sana dengan tenang.

"Hoo, ada pahlawan kesiangan rupanya."

Yahaba tersenyum pongah. Pria itu kemudian mengarahkan tangannya ke arah Makomo.

Ctak...

Wush....

Makomo dan panah itu saling beradu. Benar, kecepatan Makomo hampir mengalahkan kecepatan serangan panah merah milik Yahaba. Namun tetap saja, peperangan itu terasa menegangkan bagi [ Name ].

"Kau tak apa, [ Name ] san ?"

Tanjiro menatap gadis rubah itu khawatir. Lelaki itu membantu [ Name ] berdiri.

Setelah berdiri dengan baik, gadis itu memegang bahu Tanjiro.

"K,kau pergilah dari sini."

[ Name ] bersiap dengan pedangnya yang berwarna keemasan.

Mendengar itu Tanjiro menggeleng.

"Tak mau. Aku juga ingin bertarung. Aku tak ingin dilindungi terus. Aku ingin bertambah kuat, [ Name ] san."

[ Name ] termenung. Benar juga, Tanjiro harus menjadi kuat demi merubah alur kehidupan ini.

Gadis Rubah itu tersenyum dan mengangguk.

"Saa, mari bertarung bersama. Mohon bantuannya, Tanjiro."

[ Name ] tersenyum cerah yang membuat Tanjiro gugup.

"Jadi Tanjiro kau hadapi pria yang di sana yang bertanduk satu sedangkan aku akan menghadapi gadis yang di sana dan saudara pria itu."

Tanjiro sebenarnya ragu karena [ Name ] melawan banyak musuh. Namun demi ikut bertarung, ia akhirnya mengangguk.

"Ah, dan bawalah katana milikku."

"Lalu kau menggunakan apa?"

[ Name ] menyibak haori-nya. Terlihat ada sepasang cakram keemasan di dalamnya.

"Aku sudah mempersiapkan cadangan, hehehe."

Tanjiro tersenyum lalu menerima katana itu.

Mereka berdua mengangguk.

Whus...

Mereka melesat menuju musuh masing-masing.

Karena [ Name ] memiliki dua cakram, ia melempar salah satunya pada saudara 'pria pemakan wanita' itu.

"Grt grt..."

Gigi pria itu bergemeletuk. Dengan gila lelaki bertanduk tiga itu menghampiri [ Name ].

"Grah..."

Tangannya yang bercakar mencoba mencakar wajah [ Name ].

Namun dengan cepat gadis itu menghindarinya.
Saat ingin menebas leher pria itu, Oni itu masuk ke dalam tanah.

Astaga, [ Name ] melupakan kemampuan iblis itu.

"Kau melihat ke mana gadis kecil?"

Sebuah bola menghantam tubuh [ Name ] keras.

[ Name ] terlempar dan menabrak pohon. Gadis itu terduduk menahan sakit.

Susamaru memanggil bolanya kembali. Gadis iblis itu memperbanyak tangan juga bola genggamannya, sedang bersiap melempar serangan lagi.

You in Kimetsu no Yaiba《HIAT》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang