Chapter 22

4.5K 662 120
                                    

[ Name ] menatap kosong ke arah pohon-pohon yang tumbang. Dirinya merasa sangat terpukul.

"Tak mungkin. Tak mungkin Tanjiro mati di awal cerita. Hey, dia tokoh utama," batinnya frustasi.

Ia memegangi kepalanya yang berdenyut sakit karena terlalu banyak berpikir.

"*kwak* *kwak* arah sini mereka *kwak* di sini."

Suara gagak miliknya membuatnya tersentak. Ia kemudian berlari mengikuti burung itu.

▪︎▪︎▪︎

Dan di sini lah [ Name ] berada. Tempat di mana dirinya melihat Tanjiro terluka parah demi melindungi adiknya juga Urokodaki.

[ Name ] menatap ke arah Iblis itu. Oh tidak, [ Name ] mengetahui mereka.

Ada Susamaru, iblis wanita dengan tangan banyak dan menggunakan senjata bola.

Yahaba, iblis lelaki tunanetra yang dapat menyerang lawannya tanpa menyentuhnya.

Juga Numa Oni, iblis pemakan gadis muda dengan dua saudara kembarnya.

[ Name ] membelalak lebar. Hey, yang benar saja, Tanjiro dan Nezuko baru belajar menggunakan pedang selama seminggu dan mereka langsung melawan iblis ini? Yang bahkan dalam anime nya cukup membuat mereka terluka parah.

Apalagi sekarang iblis itu sudah meminum darah Kitsune milik [ Name ].

"Ahahaahaha...... rasanya menyenangkan sekali. Ne ne Yahaba." Gadis itu tertawa kegirangan.

"Lihat, bocah itu tersiksa. Aku, kita akan menjadi Iblis Rembulan."

Dirinya memantulkan bolanya lagi.
Bersiap untuk membunuh manusia itu.

Namun kemudian mereka mematung di kala melihat sosok buronan yang diincar tuan mereka.

▪︎▪︎▪︎

[ Name ] menatap tak percaya pada Tanjiro.

Wajahnya babak belur. Regenerasinya mulai melambat. Dan dirinya mulai menjadi abu.

Segera saja gadis rubah itu menyayat tangannya dan membuat Tanjiro meminum darahnya.

"Bertahanlah." Gadis itu menggumamkan kata-kata itu pada Tanjiro.

Tanjiro mulai sadar. Ia merasa seperti terlahir kembali. Dirinya membelalak melihat [ Name ] yang berada di depannya.

"[ Name ] san? Apa, apa yang terjadi?"

Bocah lelaki itu menyudahi kegiatan makannya. Luka-luka di tubuhnya mulai pulih kembali.

[ Name ] tersenyum ia cukup senang dirinya tidak terlalu terlambat.

Kemudian gadis itu hendak menolong Nezuko sebelum sebuah bola melesat dan melukai bahu kanannya.

"Hey, jangan memunggungi musuhmu bodoh!"

Yahaba berbicara dengan tenang. Pria itu mulai mengarahkan tangannya pada [ Name ].

Menyadari gelagat itu, [ Name ] menepuk bahu Tanjiro dan berkata,

You in Kimetsu no Yaiba《HIAT》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang