Chapter 32

3.4K 468 88
                                    

Hujan, yang awalnya hanya setetes berjatuhan, kini mulai menderas. Bagaikan ikut merasa sedih atas berita yang diucapkan gadis dokter tersebut.

Sabito menatap sendu. Tangannya mengepal erat. Ia berharap dapat memutar waktu ke beberapa menit yang lalu. Namun, ia sadar hal itu mustahil terjadi.

Gadis yang sangat ia sayangi kini terbaring lemah di ranjang pasien. Dengan luka dan lebam yang ada di sekujur tubuhnya. Entah darimana luka itu didapat dan parahnya tak segera beregenerasi.

Sabito membuka mulutnya, hendak berbicara sesuatu. Namun, terpotong oleh ucapan seseorang.

"Bi,bisakah saya menengok [ Name ]-san?"

Semua pandangan mengarah pada bocah kecil berambut merah itu. Ya dan mereka baru menyadari keberadaannya.

Lelaki kecil dengan pandangan polos itu menatap Shinobu penuh harap. Jemarinya saling terpaut guna meredakan perasaan gugup karena ditatap oleh para Hashira.

Shinobu menatap teman-temannya, meminta izin, yang dibalas anggukan oleh Sabito dan Kyoujuro.

"Biarkan anak ini menemuinya."

Pillar Api tersebut tersenyum lembut. Tangannya mendorong punggung Tanjiro ke arah fusuma yang memisahkan mereka dari [ Name ].

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, tangan kecil milik Tanjiro menggeser fusuma. Bocah merah itu kemudian masuk dan menutup fusuma kembali.

"Tak masalah jika begini?"

Shinobu berucap. Kedua tangannya ia lipat di depan dada. Raut pandangannya mendatar. Senyum yang biasanya selalu terpajang di wajah cantik itu kini menghilang.

Semua pillar yang ada di sana menatap bingung. Ada apa dengan Shinobu?

"Apa maksudmu, Kocho-san?"

Kanroji bertanya bingung. Gadis itu menatap pillar yang lain. Namun, ia tak mendapatkan jawaban.

Shinobu melirik ke arah Sabito. Sedangkan yang ditatap hanya menghendikan bahu tak acuh.

▪︎▪︎▪︎

Tanjiro memasuki ruangan dengan pandangan sendu.

Sebuah senyum sedih terukir di wajahnya. Anak lelaki itu perlahan mendekat ke ranjang milik [ Name ].

Ia, ia ingin sekali menyentuh tangan pucat milik [ Name ]. Namun, ia takut. Ia takut jika hal itu dapat menyakiti gadis itu lagi.

"[ Name ]-san......"

Tanjiro tersenyum.

"Aku harap, kau dapat sadar dengan cepat, [ Name ]-san."

Tanjiro yang sedang sibuk menatap [ Name ] tak menyadari kehadiran seseorang di belakang nya.

"Tentu saja dia akan sadar dengan cepat!" Ujar orang itu.

Tanjiro menoleh ke belakang. Seseorang yang ia tahu membawa pulang [ Name ] yang dalam keadaan pingsan.

Anak itu cepat-cepat berdiri dan membungkuk pada lelaki itu.

Giyu berdiri di sebelah kanan Tanjiro. Ia, ia sudah mendengar semuanya. Semuanya mengenai keluarga Kamado dari Sabito.

Lelaki itu tersenyum. Tangannya menepuk bahu Tanjiro pelan.

"Jangan merasa bersalah. [ Name ] melakukan itu dengan sukarela kok."

Giyu menatap [ Name ] yang kini terbaring dengan raut damai.

You in Kimetsu no Yaiba《HIAT》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang