Chapter 40

1.6K 192 7
                                    

Kyoujuro berjaga, lelaki dengan anak rambut yang menentang gravitasi berwarna kuning dengan pucuk merah itu menatap sekitarnya dengan pandangan was-was. Tatapannya yang lebar juga tajam berkeliaran mengamati tiap sudut pepohonan. Pegangannya pada gagang nichirin mengerat. Ia merasakan hawa membunuh yang kuat. Namun, hawa keberadaan sosok itu terasa kabur. Ini aneh.

Ia melangkahkan kakinya semakin masuk ke dalam arena tempur. Jika pun ada iblis yang menyerangnya, ia tak akan membunuh mereka, hanya melewatinya dengan mudah. Sebab, yang diperbolehkan membunuh iblis di gunung ini hanyalah calon yang nantinya menjadi anggota kisatsutai.

Tatapannya kemudian terpaku pada anak lelaki yang berlarian dengan kebingungan. Rambut anak itu hitam sedikit ikal dan memiliki kulit yang pucat, sangat pucat. Ia mengenakan luaran lengan panjang berwarna kemerahan yang membalut pakaian putih. Dengan bawahan celana berwarna hitam yang mengembang di bagian bawahnya. Di kedua tangannya terdapat katana yang digenggam dengan canggung, terlihat sangat aneh. Bukankah sebelum hadir di tempat ini setiap anak pasti berlatih katana dengan guru mereka? Lalu, mengapa cara anak itu memegangnya masih terlihat sangat kaku?

Memang dia yang tidak terbiasa dengan katana atau ... mungkin ada sesuatu yang lain?

Kyoujuro mengabaikan hal itu dan kembali memperhatikan anak lelaki pucat. Di belakangnya terdapat satu iblis yang mengejar dengan agresif. Memiliki tangan yang berbentuk layaknya capit kepiting, iblis itu berusaha mencapai tubuh lemah si anak. Dipadukan dengan rambut panjang Sang Iblis yang mampu bergerak sesuka hati dan terlihat tajam.

A/N, cara membayangkannya :
Layaknya rambut ular milik mitologi
Medusa yang bisa gerak sendiri.

Anak itu, terlihat kewalahan. Terlihat dari raut wajahnya yang semakin pucat juga napasnya yang tidak teratur. Raut penuh ketakutan tampak jelas di wajahnya. Namun, ada satu yang aneh, ada ketidakikhlasan yang terlihat jelas di wajah itu.

Sebagai seorang Hashira, ingin sekali Kyoujuro menolongnya namun, ia tak boleh melanggar peraturan turun temurun. Akhirnya lelaki itu hanya memutuskan untuk sekadar mengikuti sosoknya.

Melompat dari satu pohon ke pohon lainnya dengan jarak yang cukup jauh. Sebisa mungkin bergerak tanpa suara. Mengikuti si anak yang menuju ke tempat familiar, tempat sebelum bermulanya seleksi, gerbang awal di mana ada banyak sekali wisteria bergantungan di sana.

Kyoujuro berhenti di pohon terakhir yang sangat dekat dengan gerbang awal. Ia memperhatikan anak itu dengan cermat. Anak itu pintar tetapi terlihat lemah. Anak itu ketakutan tetapi ia tetap mengangkat katana miliknya dan berdiri tegak menantang musuhnya, meski sedikit gemetaran.

"Ia lemah, tetapi pemberani dan pintar. Tak masalah, itu yang diperlukan pemburu iblis sekarang ini." Kyoujuro mengangguk-angguk setuju.

Mengamati dari jauh bukanlah hal sulit bagi Kyoujuro.

"Pe-pe-pergi!" Anak lelaki itu berseru kencang pada iblis menyeramkan di hadapannya. Suaranya bergetar ketakutan. Ketika mendengar kepakan sayap burung yang terbang setelah mendengar seruannya, ia justru merasa kaget sendiri. Kyoujuro merasa lucu melihat kejadian di depannya.

Sosok itu mundur mendekati posisi awal. Semakin ia mendekati gerbang awal semakin pucat wajahnya dan semakin lemah kedua kakinya untuk berdiri. Ia kemudian terbatuk.

Tidak ada yang aneh bukan dari pemandangan itu? Tetapi, dapat Kyoujuro lihat, iblis bercapit kepiting itu melarikan diri. Oh, mungkin karena aroma wisteria yang terlalu pekat?

"Ohok!"

Ia memuntahkan darah cair. Tubuhnya merosot hingga ia memutuskan untuk duduk di sana. Wajahnya masih pucat. Anak lelaki itu merangkak menjauhi gerbang awal karena menurut pemikirannya jika kau sampai benar-benar kembali maka kau gagal dalam ujian itu.

You in Kimetsu no Yaiba《HIAT》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang