[ Name ] terlempar keluar dari dimensi Nakime. Ia keluar dengan keadaan tak stabil. Ya, ia harus melawan darah Muzan untuk yang kedua kalinya.
Gadis rubah itu kembali ke tempat yang sama sebelum dia terhisap oleh kekuatan Nakime. Di sana ada Tanjiro dan Makomo menatap penuh lega padanya.
Mereka berdua hendak mendekat sesaat sebelum [ Name ] menghentikan mereka.
"Grrr... ber,berhenti di sana!"
Makomo menatap [ Name ] lebih detail. Pupil mata [ Name ] membesar dan mengecil. Ada taring yang memanjang. Juga sel-sel yang tampak seperti hampir meledak. Perubahan tubuh [ Name ] tak stabil sekarang ini.
"[ Name ] san?"
Tanjiro mencoba mendekat namun dihadang oleh Makomo.
"Biarkan saja dulu. Dia menjadi berbahaya sekarang."
Makomo menatap datar pada [ Name ]. Bukan apa-apa. Ia memang khawatir namun ia hanya ingin Tanjiro tak bertanya lagi setelah melihat raut wajahnya yang serius. Dan itu berhasil. Tanjiro tak bertanya lagi.
[ Name ] menggeliat kesakitan. Darah yang diberikan Muzan kali ini lebih banyak dari sebelumnya. Sungguh jahat sekali Muzan. Apakah ia ingin [ Name ] menjadi bawahannya? Atau hanya ingin membunuh [ Name ] secara perlahan?
"T,tolong.... i,ini s,sangat sakit..."
[ Name ] menatap nanar pada Makomo. Gadis rubah itu tak sanggup sungguh. Tubuhnya menggeliat menahan sakit. Air mata darah keluar dari sudut kedua matanya.
Ah, sepertinya mati lebih baik.
Tanjiro bergerak gelisah. Ia ingin mendekat tapi dilarang. Ia bergerak gelisah karena Makomo tak bergerak sedikit pun.
"Ano.....[ Name ] san kesakitan loh. Apa kita tak perlu menolongnya?"
"Dan kita termakan olehnya? Oh tidak. Aku tak mau itu terjadi."
Tanjiro menatap heran pada Makomo. Mengapa berbicara seperti itu? Dan untuk apa ia menulis surat?
Makomo menerbangkan gagak miliknya ke suatu tempat.
"Sudah kita tunggu saja."
"T,tapi...."
▪︎▪︎▪︎
Seseorang datang ke tempat kejadian itu.
"Oh hai, Shinazugawa san. "
Sanemi menoleh dan menatap datar pada Makomo.
"Ada hal apa sampai Oyakata sama menyuruh ku datang ke sini?"
Makomo menunjuk ke arah [ Name ] dengan gelisah.
"Lihatlah dia....."
Sanemi mengikuti arah gadis itu. Dan membelalak.
"Kau bodoh ya? Mengapa tak membunuhnya? Sudah ku duga, Ia tak dapat dipercaya."
Sanemi hendak mengeluarkan nichirin miliknya namun dihentikan Makomo.
"Kau yang bodoh! Lihat, dia tak berencana menyerang kita dan kau mau membunuhnya? Kau gila?!"
Makomo menatap tajam Sanemi. Yah berbicara dengan Sanemi itu harus membutuhkan bukti dan kesabaran yang penuh.
Makomo memikirkan kalimat yang cocok untuk menyelamatkan [ Name ].
"A,ano.... jangan berdebat."

KAMU SEDANG MEMBACA
You in Kimetsu no Yaiba《HIAT》
FanficDipublikasikan pada tanggal 1 Desember 2019. Dihentikan untuk dirombak ulang. Masih bisa dibaca, hanya saja kemungkinan akan jauh berbeda. Status : belum dirombak. . . . Saito [ Name ], gadis yang baru saja lulus ujian masuk universitas impiannya, m...