Chapter 11

5.5K 864 90
                                    

[ Name ] bertarung dengan sekuat tenaganya yang tersisa. Namun Kokushibo selalu menemukan celah di antara serangan yang dilayangkan gadis rubah itu.

[ Name ] merasa jengah padanya. Mengapa ia tak mau mengalah pada gadis kecil?

Gadis rubah itu menoleh pada keluarga Kamado.

"Nona," dirinya memanggil Nezuko.

Nezuko menatapnya dan menjawab.

"Ya?"

"Apa kau dapat menggunakan pedang?" [ Name ] melompat dan mengeluarkan jurus air miliknya.

Nezuko ragu. Ia bahkan belum pernah memegang pedang.

"Atau salah satu di antara kalian pernah menggunakan peralatan tajam?"

Nezuko tersentak. Lalu menatap Takeo. Hanya dia yang pernah memegang kapak sebelumnya. Namun bocah itu terlihat sangat gemetaran hingga mengeluarkan setitik air di pelupuk matanya.

"Aku." Nezuko pada akhirnya mengaku.

Segera [ Name ] melemparkan nichirin miliknya pada Nezuko.

"Gunakan itu untuk melindungi keluargamu."

Nezuko mengangguk dan segera mengeluarkan pedang itu dari tempatnya.

[ Name ] menghindari serangan-serangan Kokushibo.

Sembari melayang di udara, dia mengeluarkan jurus miliknya.

Jurus Rubah ke Satu, Cakar Maut.

[ Name ] melesat cepat ke arah Kokushibo. Dirinya memanjangkan cakarnya dan mencabik leher Kokushibo.

Memang awalnya bagian tubuh Kokushibo itu terpotong menjadi beberapa bagian.

Namun tak berhasil membuat dirinya terbunuh.
Itu hanya memperlambat regenerasinya saja.

"Kusso."

Lagi gadis rubah itu menatap sekitarnya. Matahari belum muncul. Sial berapa lama dia harus bertarung dengan Kokushibo.

Zrash....

[ Name ] menoleh cepat. Kokushibo berhasil menebas tubuh ibunya Tanjiro.

Dia melakukan kesalahan yang sama.

"Cepat sekali dia."

[ Name ] kembali melesat menyerang Kokushibo. Dia mengambil katana-nya dari Nezuko dan mulai menyerang Kokushibo secara membabi buta.

Nezuko jatuh terduduk. Begitu juga adik-adiknya.

"I,ibu?" Nezuko memanggil ibunya.

Kamado Kie, nama ibu mereka, tersenyum lembut.
Ia menatap anaknya satu per satu.

"Nezuko..." Kie mulai berbicara.

"Tolong jaga keluarga kita."

Itu adalah ucapan terakhir dari ibunya sendiri.

Nezuko menguburkan ibunya di sana.
Bersama, mereka berdua berdoa untuk ketenangan ibu mereka.

Kini mata Nezuko tertuju pada [ Name ]. Ia ingin menjadi kuat sepertinya.

Matahari mulai muncul. Sinarnya menyapa setiap mahkluk yang tinggal di bumi.

Kokushibo sudah menghilang dari pandangan mereka namun kini sakit yang dirasakan [ Name ] kembali menjalar.

"Nona." Nezuko memanggil [ Name ] pelan.

Dirinya agak takut mendekati gadis rubah itu.

"Tunggu di sana sebentar lagi."

You in Kimetsu no Yaiba《HIAT》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang