Chapter 15

5.1K 810 487
                                    

Dua orang dewasa dan empat anak-anak sampai di sebuah rumah.

"Takeo, karena kau yang paling dewasa di sini, jaga adik-adikmu sebentar ya. Aku harus disidang dulu. Nanti aku kembali lagi." Gadis itu mengusap kepala Takeo dengan sayang.

"Ta,tapi onee chan aku takut." Takeo memegangi haori [ Name ] erat.

Gadis itu kembali mengusap kepala Takeo.

"Takeo tenang saja. Rumah ini sudah onee chan kasih pelindung dengan kekuatan onee chan jadi Takeo tak perlu takut. Jika ada iblis yang mau masuk, mereka bakalan terbakar dengan sendirinya." [ Name ] menjelaskan dengan penuh kasih sayang.

"Hanako, bantu kakakmu Takeo ya. Aku akan segera kembali. Ingat jangan keluar rumah apapun yang terjadi."

Hanako mengangguk. Keempat anak itu melambaikan tangan mereka dengan raut wajah khawatir. Meski berkata berani sebenarnya mereka takut. Dan [ Name ] tahu akan itu. Yah, dirinya sedikit merasa khawatir.

[ Name ] berpikir apa ia tak dapat melakukan sesuatu demi menjaga mereka? Seperti kagebunshin mungkin.

"Ah itu mustahil. Lagipula, aku bukan Ninja." [ Name ] menggerutu kesal.

Dirinya berandai-andai dapat melakukan jurus ninja dari anime "Naruto".

Gerutu-gerutuan kecil terdengar oleh Sabito. Sabito menatap gadis itu heran. Dia melihat [ Name ] yang napasnya memburu.

"Kau kenapa [ Name ]?" Sabito menghentikan langkahnya.

Lelaki itu berdiri di depannya dan menunduk.

"Wajahmu pucat, [ Name ]." Sabito memegang dahi gadis itu.

"Kau demam!""

Wajah Sabito khawatir. Ia mulai berceloteh ria dan heboh sendiri. Ia bingung. Lelaki itu ingin menggendong [ Name ], tapi dirinya merasa gengsi.

"Tenang Sabito. Aku tak apa." Gadis itu berkata namun kemudian tubuhnya oleng ke depan.

"Bicara apa kau. Jelas-jelas kau sedang sakit."

"Aku hanya butuh darah. Darah, Sabito. Haus." Gawat darah iblis milik Muzan mulai berperang dengan darah manusia dan Kitsune miliknya.

Tubuhnya melemah. Dirinya bersimpuh di hadapan Sabito. Haus, kerongkongannya terasa perih. Gadis itu mengerang tak enak. Gadis itu menatap Sabito memohon.

Sebuah lengan terulur. Lelaki itu mengizinkan sang gadis meminum darah miliknya.

Merasa mendapatkan persetujuan, [ Name ] menggigit tangan Sabito. Dia menghisap darah secara perlahan. Sesekali ia memperhatikan ekspresi Sabito yang terlihat menahan sakit. Lucu sih tapi kasihan juga.

[ Name ] akhirnya menghentikan acara makannya. Bekas gigitan taring sudah menutup kembali. Hey ingatlah, Sabito pernah mendapatkan darah Kitsune sehingga dapat beregenerasi. [ Name ] berterima kasih pada Sabito. Gadis itu kembali ceria. Sepertinya energinya sudah terisi penuh.

Dengan semangat yang membara, ia mengangkat tubuh Sabito.

"Hey, apa yang kau lakukan?"

Sabito menatap [ Name ] dengan pandangan syok.

"Menggendongmu lah. Apa lagi?"

Pasalnya [ Name ] menggendong Sabito seperti pengantin wanita. Dan ia berperan sebagai prianya.

"Nah, sedia, siap, go!."

[ Name ] melesat dari satu pohon ke pohon lainnya.

"W,woy!"

▪︎▪︎▪︎

Pada akhirnya Sabito lah yang menggendong [ Name ] hingga sampai pada markas pusat. Kalian pasti tahu alasannya.

Apa, tidak tahu? Begini sayang ku, kediaman Oyakata sama atau bisa dibilang markas pemburu iblis itu tempatnya rahasia dan hanya pillar yang mengetahui tempat itu. Jadi, sisanya dapat kalian simpulkan sendiri. Meski gadis itu pernah pergi ke sana sih. Lupa dianya.

[ Name ] menatap kagum pada kediaman itu. Sungguh, pemandangan yang gadis itu lihat benar-benar terasa asri. Indah sekali.

Terakhir kali ia datang ke sini, ia tak sempat menikmati pemandangan ini gara-gara ulah Sanemi.

Gadis itu bergumam kesal.

Banyak tanaman sejenis bonsai di sana. Ada juga kolam air dengan bebatuan sebagai hiasan. Juga ada pohon rindang yang tumbuh di sana. *Asli ini author karang sendiri :v

Gadis itu tak henti-hentinya takjub akan pemandangan yang tersuguhkan.

"Nee, Sabito. Ini indah sekali."

[ Name ] berlarian ke sana ke mari. Sungguh tak tahu malu. Dia kira ini rumahnya apa.

Sabito menatapnya dengan khawatir. Masalahnya adalah ia telah melaporkan hal ini kepada Oyakata dan orang itu mengambil keputusan untuk rapat dadakan. Yang ia khawatirkan, [ Name ] dapat terpenggal kepalanya jika ada yang mengira gadis itu adalah iblis.

Iya Sabito kan tak hadir pada rapat setahun yang lalu. Yang ketika [ Name ] membawa Muichiro itu. Jadi ia tak tahu jika [ Name ] pernah menemui Kagaya dan juga hampir terpenggal.

Mata Sabito mengikuti kemana pun [ Name ] melangkah. Tak henti-hentinya ia mengucap doa dalam hati. Namun sepertinya semua itu sia-sia

Sriing....

Sebuah mata pedang kini telah sejajar dengan leher [ Name ]. Hanya sesenti saja hingga dapat menebas kepala gadis itu.

"Deja vu."

Di hadapan [ Name ] kini berdiri para pillar itu sendiri. Ada Giyu dan juga Makomo.

Gadis rubah itu menatap takjub, karena ini pertama kalinya gadis itu bertatap muka secara langsung dengan tokoh fiksi tersebut, matanya berbinar cerah. Maksudnya, pertama kalinya ia menunjukkan wajahnya pada mereka. Setahun yang lalu ia kan mengenakan topeng. Dan setahun yang lalu aromanya juga berbeda dengan aromanya yang sekarang.

Tapi ia sadar bukan saatnya untuk ber–fangilrs–an. Ya gimana mau gitu, ini juga dirinya terancam mati, untuk yang kesekian kalinya. Salah gerak sedikit saja, pedang itu akan memenggal kepalanya.

"Apa-apaan dengan tatapan berbinarmu itu HAH?!" Lelaki berambut putih itu berbicara kasar.

•••
T. B. C.

Jadi gaes...
Saya update kali ini karena ada suatu alasan.

Saya butuh pendapat kalian...

Enaknya tuh gimana?

1. Semua Arc tetap ada dengan ending yang beda dari manganya.

Atau

2. Semua Arc dihilangkan.

Saya butuh pendapat terbanyak gaes..
Saya bimbang mengenai hal ini
//gigit hp :v
Mohon bantuannya...

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini^^

Terima kasih telah vote dan komen.

Percaya lah saya senang membalas komen kalian satu-satu (yang kelihatan (?)). Maafkan saya jika saya kacang, kadang notif ga sengaja kehapus :v. Rasanya menyenangkan sekali^^

Terima kasih untuk pengalamannya ini.

Tetap semangat menjalani hari ini.

Hari ini belum berakhir gaes^^

Tetap semangat...

Salam,
Ryche~♡

You in Kimetsu no Yaiba《HIAT》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang