.
.
.
.
.
"Jungkook? " panggil sang raja pada putranya, "tolong antarkan putri Taeri ke kamarnya, ia pasti sudah lelah setelah melalui perjalanan yang jauh dan ingin segera beristirahat. "
Taehyung duduk dengan gelisah, sedari tadi ia merasakan jantungnya berdetak begitu cepat. Ia takut bagaimana jika mereka nanti mengetahui identitasnya, mungkin ia akan dipermalukan. Apalagi pakaian yang dikenakannya saat ini benar-benar membuatnya semakin tidak nyaman, ini merupakan pakaian wanita dan selama tinggal disini Taehyung harus selalu mengenakannya.
"Ah tidak perlu yang mulia, "kata Taehyung "cukup beri tahu arahnya dan saya akan pergi kekamar saya sendiri. "
"Tidak tidak, biarkan Jungkook yang mengantarmu, putri. " sang ratu berkata mutlak. Dengan berat hati Taehyung pun mengangguk, melirik kearah sang pangeran yang hanya diam.
Sedangkan Jungkook diam-diam memutar bola matanya malas, jelas sekali jika kedua orangtua nya ini berniat membuat Jungkook menyukai putri dari kerajaan Kim ini.
Sang raja kemudian menatap Jungkook, "Jungkook?"
"Ya, ayah? "
"Apa kau tidak dengar? Cepat antarkan putri Taeri. "
"Baik. " Jungkook berdiri dari duduknya, melirik ke arah sang putri dan berkata "mari putri, " lalu mulai berjalan menuju ke kamar yang telah disiapkan bagi para putri yang datang ke kerajaan Jeon ini.
Baik Jungkook maupun Taehyung tidak menyadari bahwa sejak kedatangan Taehyung tadi seseorang telah mengawasi keduanya.
.
."kita sudah sampai, putri. " kata Jungkook, menunjuk sebuah pintu yang merupakan kamar bagi sang putri -Taehyung.
"Ya, eum terimakasih, pangeran. "
"Tidak perlu sungkan, jika butuh sesuatu cukup panggil pelayan yang ada disini. " tambah Jungkook, ia berniat untuk segera pergi namun tiba-tiba sebuah suara menyapa gendang telinganya.
"Ah, pangeran Jungkook. " kata sang pemilik suara. Jika Jungkook tidak ingat namanya adalah Jung Eunha. Salah satu dari ketiga putri yang di undang oleh ayahnya. "Selamat siang. " sapanya lembut.
"Pagi, putri Eunha. " jawab Jungkook acuh, ia benar-benar ingin pergi sekarang. "Baiklah, ada hal yang perlu saya kerjakan, saya permisi. " dengan begitu Jungkook pergi meninggalkan kedua putri yang belum saling mengenal satu sama lainnya.
"Eum hai... " suara Eunha menyandarkan Taehyung dari keterdiamannya, suaranya begitu lembut dan merdu berbanding dengan suaranya yang sebenarnya begitu berat. Oleh karenanya, Taehyung sebelum datang ke kerajaan Jeon ini sempat melatih suaranya untuk setidaknya terdengar seperti suara seorang wanita, jujur ini begitu menyakitkan tapi bisa apa Taehyung? Ini semua ia lakukan untuk adiknya, Taeri.
"H-halo. " Taehyung gugup, seumur hidupnya ia tidak pernah berbicara dengan seorang gadis manapun, hanya ibu dan adiknya. Jadi ia benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan ataupun dikatakannya, situasi ini terasa tidak nyaman baginya.
"Anda putri Taeri? " tanya seseorang yang Taehyung ketahui bernama Eunha tersebut, karena Jungkook tadi sempat menyebut namanya ketika membalas sapaan sang putri.
"Ya, " jawab Taehyung seadanya, ia gugup dan sebenarnya ingin segera masuk ke dalam kamar yang telah disiapkan untuknya -untuk Taeri dan melepaskan seluruh pakaian yang menempel di tubuhnya ini. Ia sudah merasa kepanasan dan juga tidak nyaman memakainya.
"Aku Jung Eunha, "Eunha mengulurkan tangannya pada Taehyung, ia ragu namun tetap membalas uluran tangan dari putri Jung tersebut. "Senang bertemu dengan anda, putri. "
"Ah benarkah? Eum senang bertemu dengan anda juga putri Eunha. " Taehyung melepaskan jabat tangan mereka, dari yang Taehyung lihat Eunha merupakan gadis yang sangat ceria dan juga mudah bergaul. Ditambah wajahnya yang begitu cantik mungkin menjadi nilai tambah untuk dirinya, dan mungkin juga pangeran Jungkook akan tertarik pada putri Eunha dan bukan dirinya -astaga pikiran macam apa itu Taehyung, batinnya. Ia mungkin sudah sangat lelah hingga membuatnya berpikir macam-macam seperti itu.
"Mau berteman denganku? " tanyanya tiba-tiba, uhh wanita ini benar-benar mudah bergaul. " tentu. "Jawab Taehyung beberapa saat kemudian.
"Uhh, kalau begitu aku permisi dulu. " pamit Taehyung, dan tanpa repot-repot menatap Eunha, ia justru langsung berbalik dan masuk kedalam kamarnya.
.
."Kurang ajar. Kenapa putri Taeri masih baik-baik saja? Apakah mereka tidak berhasil melukainya? " kata seseorang pada dirinya sendiri. Ia begitu kesal, rencana yang sudah ia susun matang-matang hancur sudah.
Sekarang ia membutuhkan rencana lain agar ia bisa mendapat apa yang ia inginkan, memiliki Jungkook dan juga kerajaan nya ini.
Bahkan raja dan ratu pun terlihat begitu menyukai Taeri. Benar. Ia harus segera membuat rencana agar raja dan ratu bahkan Jungkook membencinya. Tapi bagaimana?
.
.Taehyung yang sedang tidur mendengar pintu kamarnya diketuk pelan, diikutu oleh suara yang memanggil namanya -nama adiknya. Taehyung tahu betul dengan suara ini, suara ini milik sahabatnya, Jimin.
Ia segera bangkit dan membuka pintu kamarnya, membiarkan Jimin masuk dengan membawa sebuah tas yang berisikan pakaian yang akan ia gunakan saat berperan sebagai Taeri.
"Hai, Tae. " Jimin meletakkan tas yang dibawanya ke atas sebuah meja yang berada di dekat tempat tidur, ia lalu berkata "bagaimana rasanya menjadi seorang wanita, huh? "Nadanya terdengar mengejek membuat Taehyung merasa kesal.
"Ohh diamlah, Jimin. " Taehyung mengerang kesal, menjatuhkan dirinya kembali ke atas tempat tidur dan tidur terlentang, menatap lurus ke atap kamarnya.
"Ayolah, Tae. Kau terlihat begitu cantik. " ejeknya lagi yang pada akhirnya mendapatkan tatapan tajam dari Taehyung. ".. Baiklah baiklah, berhenti menatapku seperti itu. " Jimin mengangkat kedua tangannya menyerah.
"Aku lihat tadi kau bicara pada seorang wanita, siapa dia? " tanya Jimin penasaran.
"Oh. Tadi itu salah satu putri yang diundang oleh raja Jeon untuk datang ke kerajaan ini, siapa namanya tadi ya?.. " Taehyung terlihat berpikir sebentar sebelum kembali bicara, "Eunha, ya namanya Jung Eunha. "
"Oh, oke. " Jimin menganggukkan kepalanya. "Dan lebih baik kau segera berganti pakaian karena raja memintaku untuk memanggilmu. " lanjut Jimin.
"Kenapa raja memanggilku? "
Tanya Taehyung, kini ia sudah duduk diatas kasurnya. "Untuk makan malam bersama, sekaligus menyambut kedatangan mu kurasa. " Jimin mengendikkan bahunya."Tapi aku malas, jim. "Kata Taehyung, ia kini menumpu wajahnya dengan sebelah tangannya. Menatap Jimin malas.
"Ck. Bagaimana kau mau dipilih oleh pangeran Jungkook jika kau pemalas begini. "
"Siapa juga yang mau dipilih olehnya. " kata Taehyung acuh, sementara Jimin memutar bola matanya malas.
"Kau memang tidak, Tapi Taeri? Adikmu itu pasti akan sedih jika ia tahu kalau kakaknya sendiri lah yang membuatnya kehilangan sesuatu yang diinginkannya... "
Mendengar itu Taehyung kembali mengerang, ia benci melakukan ini semua. "Baiklah baiklah, terserah. " ia bangkit dan mengambil pakaian yang akan dipakainya untuk makan malam ini.
"Apa kau akan terus berdiri disana dan melihatku berganti pakaian, jim? " Taehyung bertanya malas pada Jimin yang hanya diam sambil terus menatap kearahnya.
"Oh. Benar. Kalau begitu aku pergi dulu. " Jimin keluar dari kamarnya dengan terburu-buru, meninggalkan Taehyung sendiri untuk mempersiapkan dirinya.
"Hmm. "
.
.
.
.
.
Like dan comment ya....Next
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince or Princess | Kv √
Fiksi PenggemarKookV . . . 01/11/20 : #3 kookv 02/11/20 : #2 kookv 09/11/20 : #1 kookv