5

10.3K 1.2K 41
                                    

.

.

.

.

.

Taeri kini tidur terlentang di sebuah kasur yang terlihat cukup tua, wajahnya menggambarkan betapa sakitnya luka yang ada pada tubuhnya saat ini. Taehyung sedari tadi tidak pernah pergi meninggalkan sisinya, menggenggam tangan adiknya itu sementara orang asing yang tinggal dengan orang yang telah membantu nya mengobati luka adiknya.

Taeri tidak berteriak mengeluarkan seluruh rasa sakit di tubuhnya, ia justru menggigit bibirnya sendiri untuk merendam suaranya dan juga menahan rasa sakitnya, air mata terlihat mengalir di kedua pipinya.

Melihat hal itu Taehyung merasa tidak tega, adiknya yang selama ini iya sayang ini terluka tepat di hadapan kedua matanya sendiri. Ia merasa sangat bersalah karena tidak dapat melindungi adiknya itu. Taehyung bahkan tidak sadar jika ia telah mengeluarkan air mata.

Taehyung terus berusaha menenangkan adiknya yang tengah diobati, mengucapkan kata-kata sayangnya dan kalimat-kalimat penenang lainnya. Ia terlihat begitu kacau, sehingga ia tersentak ketika sebuah tangan menyentuh pundaknya.

Taehyung menoleh, menemukan orang yang telah membantunya melawan musuh musuhnya berdiri tepat di sampingnya. "Ia akan baik-baik saja, " ucap orang asing itu.

Tanpa melepaskan genggaman tangannya dari sang adik, Taehyung berdiri dari tutupnya. Tempat tidur yang cukup tinggi itu membuatnya tak perlu melepaskan tautan tangan kakak beradik itu.

" aku tahu., "Taehyung berkata dengan ekspresi wajahnya yang begitu menyedihkan, rasa bersalah jelas tergambar di wajahnya yang indah itu. " dan tuan, terima kasih atas bantuan yang kau berikan tadi. Aku berhutang budi padamu. "

" tidak perlu berterima kasih, yang mulia. Sudah menjadi tugasku untuk menolong orang yang kesulitan. " mendengar ucapan orang yang telah menolongnya, Taehyung teringat akan sesuatu.

" ah, ya. Apakah kita pernah bertemu sebelumnya? "Taehyung bertanya, ia melirik ke arah sang adik yang kini sedang tertidur. Orang yang mengobatinya terlihat pergi ke arah dapur untuk meletakkan alat-alat yang digunakannya tadi untuk mengobati Taeri.

" benar, kita pernah bertemu sebelumnya. Aku ad-" belum selesai orang itu berbicara, tiba-tiba ada seorang pria yang masuk ke dalam gubuk milik menolongnya dengan membawa seekor rusa kecil di pundaknya yang sepertinya sudah mati

"Hyung!!! Lihat apa yang ku dapat hari in-" pemuda tersebut terkejut melihat keberadaan Taehyung, kemudian ia memandang ke arah orang yang telah menolong Taehyung "hyung, dia siapa? "

"Ji-jimin?! " tidak, ini tidak mungkin. Apakah Taehyung sedang bermimpi? Jika iya, jangan bangunkan dia sekarang.

"Huh? Apa aku mengenalmu? " tanya Jimin, wajahnya terlihat begitu kebingungan.

" apa kau benar benar Jimin? Park Jimin? " seolah tak mendengar pertanyaan Jimin, Taehyung justru bertanya lagi pada pemuda tersebut.

" ya, itu aku. Kau siapa? "

" ini aku, Taehyung. Kim Taehyung! " ucap Taehyung setengah berteriak, ia bahkan hampir membuat adiknya, Taeri terbangun dari tidurnya. Genggaman tangannya sudah terlepas sejak Taehyung melihat Jimin yang notabene nya adalah sahabat kecilnya.

Mata Jimin kemudian melotot, ia tidak percaya kalau yang ada dihadapannya saat ini adalah Taehyung. Bagaimana mungkin ia tidak mengenalinya. Jimin kemudian meletakkan rusa yang ia bawa dan berlari memeluk Taehyung, sahabat yang sangat ia rindukan.
.

.

.

Jungkook yang sedang duduk di sebuah kursi di taman belakang kerajaan milik ayahnya terkejut ketika mendapati sang ayah berdiri disamping nya, menatap lurus kedepan tanpa menatap kearahnya sedikitpun.

Prince or Princess | Kv √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang