13

7.4K 810 37
                                    

.

.

.

.

.

"Tae?! "

"Taehyung!! " hilang sudah kesabaran Jimin. Sudah sejak beberapa saat lalu ia memanggil-manggil nama sahabatnya itu namun tidak juga mendapatkan respon.

Sejak Taehyung kembali dari pembicaraan pribadi antara dirinya dan pangeran Jungkook tadi, Taehyung sudah seperti ini- tidak fokus dalam melakukan apapun meskipun itu hanya berjalan, ia selalu tersandung pakaian yang dikenakannya itu.

Hal itu tentu tak luput dari penglihatan Jimin, membuatnya curiga dengan keadaan sahabatnya itu.

Kenapa Taehyung tiba-tiba menjadi seperti itu? Apa pangeran Jungkook mengancamnya?

Itu kira-kira yang ada dipikiran Jimin, dan seperti seseorang yang baru tersadar dari keterdiamannya Jimin kemudian ia meletakkan kedua tangannya di bahu Taehyung dan mulai menggerakkannya ke berbagai arah dengan brutal.

Sementara Taehyung yang mendapat serangan bertubi-tubi dari Jimin pun tersadar kembali dan mulai mencoba untuk melepaskan cengkraman tangan Jimin dari bahunya. Karena demi apapun, meskipun tubuh Jimin itu tidak lebih tinggi darinya tapi otot ditubuhnya itu tidak bisa diremehkan begitu saja.

"Taehyung!!" Jimin terus mengguncang bahu Taehyung tanpa peduli dengan erangan kesakitan yang keluar dari mulut sang lawan bicara. "Apa yang sebenarnya dilakukan pangeran Jungkook padamu, hah?!"

"Taehy-" ucapannya terhenti ketika Taehyung dengan sekuat tenaga berteriak tepat didepan wajahnya.

"Jimin!!! "

Jimin mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali, masih begitu terkejut dengan teriakan Taehyung yang tiba-tiba itu. Taehyung yang menyadari kalau tangan Jimin sudah tidak terlalu keras mencengkram bahunya pun dengan kasar menepisnya lalu mengusap-usap dengan kedua tangannya sendiri.

"Kau itu kenapa sih? "Taehyung berteriak marah, ia tidak perlu khawatir kalau akan ada seseorang yang mendengar suaranya karena saat ini ia sedang berada dikamarnya sendiri. "Ini sakit bodoh! "Ia menunjuk bahunya.

"Oke, oke maafkan aku. " kata Jimin pasrah. Ia mengangkat kedua tangannya tanda menyerah, Taehyung jika sedang marah itu seperti sedang kerasukan- lupakan.

"Kau itu sebenarnya kenapa? Kenapa tiba-tiba mengguncang tubuhku seperti itu? " Taehyung bertanya kesal membuat Jimin memutar bola matanya malas.

"Kau itu yang kenapa? " Jimin berjalan menuju kasur Taehyung lalu duduk tepat disamping nya, "sejak kembali dari taman belakang tadi kau selalu melamun. Apa pangeran Jungkook mengatakan hal yang tidak-tidak padamu? "

Taehyung mencoba untuk menghindari tatapan yang diberikan oleh Jimin yang saat ini seperti sedang menghakiminya.
"Itu- itu bukan apa-apa, Jim. "Ucap Taehyung ragu.

"Ayolah, Tae. " kata Jimin, kedua tangannya bergerak untuk jam tangan sahabatnya. Hal itu membuat Taehyung memutar tubuhnya dan kembali menatap Jimin. " aku tahu kalauu saat ini kau sedang berbohong, " tambahnya, menggenggam tangan sang lawan bicara lebih erat namun tidak cukup untuk menyakiti nya.

Taehyung berpikir.

Haruskah ia memberitahu Jimin tentang apa yang ia pikirkan saat ini?

Dan bagaimana jika ia salah paham nanti?

Taehyung menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri dengan tempo yang cukup cepat, membuat Jimin yang berada dihadapannya menatapnya dengan pandangan khawatir.

Prince or Princess | Kv √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang