Hans

18.6K 1.6K 221
                                    

🌷🌷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷🌷

Setelah sepeda pemberian Peter hancur, Melissa tidak punya pilihan lain selain harus diantar jemput oleh Jeon Jonas dari sekolah. Gadis itu bahkan masih menaruh kesal pada Jack, bagaimana bisa ketidaksengajaan bisa separah itu. Jika benar tidak sengaja bisa sajasepeda itu hanya lecet sedikit.

Melissa membuka pintu mobil lantas duduk di samping Jeon Jonas.

"Masih kesal pada Jack?" tanya Jeon Jonas seraya mengemudikan mobilnya.

"Ya, sedikit." Jeon Jonas tersenyum samar lalu menoleh sekilas menatap Melissa.

"Peter akan kecewa padaku," ujar Melissa dengan wajah murung.

"Jangan terlalu dipikirkan Pinky, perlihatkan senyummu, ini masih pagi." Melissa menghela nafas lalu memaksakan diri untuk tersenyum.

"Sweet," puji Jeon Jonas lalu membawa tangannya membelai rambut Melissa. Melissa menoleh, menatap Jeon Jonas dengan senyum tipis tanpa paksaan. Pria itu mengenakan pakaian kasual yang cukup santai. Sampai detik ini Melissa bahkan tidak tahu apa pekerjaan pamannya itu, yang ia tahu, Jeon Jonas adalah seorang pekerja keras.

Melissa memutar kepala menoleh ke arah lain lalu memandangi jalanan yang nampak lenggang, ia ingin bertanya banyak mengenai kehidupan Jeon Jonas, ia ingin tahu banyak, sungguh. Namun lidahnya seolah terbelenggu hingga ia hanya bisa membisu dan memendam tanya.

Sesampainya di sekolah, Jeon Jonas segera pergi. Tanpa sepengetahuan Melissa, ia sebenarnya telah menyuruh seseorang untuk mengawasi. Gadis itu perlu untuk dijaga meski tidak secara langsung. Jeon Jonas juga perlu kabar darinya saat mereka berjauhan, meski sebatas kiriman foto saat gadis itu beraktivitas.

Jeon Jonas melajukan mobilnya dengan cepat lalu membelok pada jalan yang lain. Ia merogoh saku saat ponselnya bergetar. Tertera nama Hans di sana.

"Bos, saya mendapat pesan dari kelompok Mattow, Bernard ingin bertemu," ucap Hans to the point.

"Lanjutkan." Jeon Jonas menyipitkan matanya mendengar jawaban selanjutnya dari Hans.

"Mereka menunggu di markas Mattow." Kemudian Jeon Jonas terkekeh sinis.

"Dia pikir dia siapa menyuruhku datang menemuinya," sahutnya remeh.

"Dia yang akan datang menemuiku, katakan padanya, jika dia perlu menemuiku, datang ke markas."

"Baik Bos." Jeon Jonas menaruh ponselnya kembali ke saku, lalu tanpa ia duga mobilnya ditabrak dari belakang. Sebuah mobil hitam nampak mengikutinya dari belakang, mobil itu lalu membelok dengan gaya ugal-ugalan. Jeon Jonas hanya berdecak, tak ingin mempermasalahkan mobilnya yang tergores parah, namun sepertinya pengendara asing itu ingin menyulut amarahnya, mobil Jeon Jonas kembali disenggol dengan keras lalu melaju cepat di depan mobil Jeon Jonas.

Jeon Jonas akhirnya kalap lalu menancap gas, pengendara asing itu rupanya pengendara yang hebat, Jeon Jonas menambah kecepatan namun pengendara asing itu masih tetap unggul di depan. Sesampainya di sebuah gang, mobil itu akhirnya berhenti, Jeon Jonas meludah ke luar, ia masuk ke dalam jebakan.

MY PINKY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang