Yours

9.3K 1.1K 243
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🌷🌷

Jeon Jonas bersumpah merasakan kupu-kupu beterbangan di dalam perutnya. Bersama Melissa memang selalu membuatnya seperti seorang remaja yang baru mengenal cinta, bukan pria dewasa yang berpengalaman dalam memenangkan hati seorang wanita. Ungkapan cinta itu membuatnya tidak bisa menahan senyum, ia meraih Melissa hingga tatapan mereka saling menumbuk, sementara kini tangan pria itu telah merengkuh hangat tubuh kecil itu dengan tangan-tangannya yang kokoh.

“Katakan sekali lagi, Melissa. Semuanya untukku?”

Jeon Jonas sengaja membuat wajah mereka sangat dekat, sengaja menggoda wanita itu agar memunculkan rona merah manis di pipinya. Melissa menundukkan wajah, sementara pria itu tersenyum geli karena Melissa malah malu setelah mengatakan semuanya.

Pinky..” Jeon Jonas memberi ciuman singkat di pipi, dan semburat merah kesukaannya di wajah wanita itu semakin menebal. Karena akhirnya berakhir gemas, Jeon Jonas mengangkat Melissa, mendudukkan wanita itu di pangkuannya, tidak peduli dengan beberapa pasang mata yang diam-diam mencuri pandang kepada mereka.

“Apanya yang semuanya untukku?” sambungnya masih dengan sengaja memiringkan kepala, lalu mencium lagi pipi itu dengan sapuan bibir yang lembut.

“Semuanya—paman akan mendapatkan semuanya dariku,” sahut wanita itu malu-malu.

“Oh ya, jadi kalau aku memintamu untuk selalu bersamaku, kapan pun dan di mana pun, kau akan bersedia mengabulkannya untukku?”

Melissa mengangguk mantap, tidak sedikit pun merasa ragu. Jeon Jonas lalu merangkum pipinya, menanamkan sebuah ciuman tepat di bibir yang berhasil membuat Melissa membuka mulut karena pria itu sengaja memberi gigitan lembut yang diam-diam mencuri kesempatan untuk menyelipkan lidah. Melissa mengalungkan tangan, bibir Jeon Jonas selalu luar biasa, dan ketika pria itu mengakhiri ciuman mereka dengan menyapukan jarinya pada bawah bibir Melissa yang basah, wanita itu menyembunyikan wajah—karena setelah menyadarinya, hampir semua anak buah pria itu melihat mereka berciuman.

“Paman masih lama?” tanya Melissa yang masih menempelkan wajah di dada bidang tersebut.

Jeon Jonas terkekeh, mengusap punggung wanita itu seraya menatap satu-persatu anak buahnya yang sempat menghentikan aktivitas berlatih hanya untuk mengintip. Para pria itu secara cepat bahkan cukup terburu-buru, mulai berteriak dengan mengambil ancang-ancang meninju, melanjutkan latihan.

“Ingin berlatih?”

Melissa mendongak. “Pisaunya tinggal di penthouse Paman Hans.”

“Kita gunakan yang lain,” sahut Jeon Jonas seraya menarik satu pedang tajam mengkilat di samping tubuh mereka.

“Aku tidak terlalu suka yang panjang.”

“Kau akan suka, sayang. Lebih memuaskan.”

Jeon Jonas menyelipkan pedang itu di tangan kecil Melissa, wanita itu bangkit, mencoba-coba mengayunkan benda panjang yang sempat ia kira pasti berat dan ternyata lebih ringan dari yang ia perkirakan.

MY PINKY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang