Crying

24.2K 1.7K 122
                                    

🌷🌷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷🌷

Melissa melangkah mundur setelah memberi dorongan pada tubuh keras di depannya. Kakinya mencari tumpuan namun gagal, hanya dengan tatapan yang sama-sama beradu, kini Melissa kembali melemah. Jeon Jonas lekat menyorot tajam manik matanya.

Jeon Jonas akui, ia menjadi semakin egois jika menyangkut Melissa, dan pertama kalinya ia sepanik ini saat mengetahui gadisnya dekat dengan pria lain. Bahkan Stephanie yang selama ini selalu menjadi wanita terlamanya dalam berhubungan tak mampu memantik rasa itu. Jeon Jonas mencari kelebihan Melissa dibanding wanita lainnya. Melissa hanya gadis lemah, lugu, kaku dan tak berpengalaman, harusnya Jeon Jonas sudah lama melupakannya, namun logikanya sudah lama kalah, ia bahkan secara tidak langsung mengurung gadis itu dalam kepemilikannya.

Lima detik keheningan berada di sana, Jeon Jonas memang pria bejat namun di hadapan gadis lugu itu ia bersusah payah menekan ego, merapatkan emosi agar tak bertindak gegabah. Hatinya juga memaksa agar raganya tak tergesa-gesa. Pada detik selanjutnya, ia memundurkan kaki, memutar tubuh lalu pergi. Ekspresi Melissa sangat mudah untuk dibaca, semudah membaca lembaran buku yang terbuka. Dari tatapannya Melissa menyampaikan bahwa ia butuh Jeon Jonas untuk pergi, dan Jeon Jonas telah menyanggupi.

🌷🌷

Pagi ini Melissa terbangun setelah mengendus bau manis di dalam kamarnya. Hari ini cukup hangat, menenangkan dan nyaman, Melissa merentangkan tangan lalu mendapati nampan berisi susu putih dan roti bakar lengkap dengan selai. Semalam, seperginya Jeon Jonas, Melissa memutuskan menulis, mengoret paragraf demi paragraf dalam kertasnya. Mulai dari kedatangannya ke rumah baru lalu sikap Jeon Jonas terhadapnya. Tanpa benar-benar berpikir panjang, Melissa memutuskan membuat cerita mengenai dirinya dan Jeon Jonas. Bahkan tanpa ia sadari,selama menekan pena ia selalu mengulum senyum.

Jeon Jonas pria yang manis, meski ada kalanya pria itu menunjukkan tajam matanya. Jeon Jonas tak pernah melukai, Jeon Jonas menyayangi. Dan hal yang benar-benar tidak Melissa ketahui, Jeon Jonas  tidak seperti itu pada wanita lain.

Melissa membuang nafas lalu memasuki kamar mandi. Tak lama kemudian ketukan di pintu kamar terdengar, Melissa keluar setelah selesai mencuci muka dan menggosok gigi. Ia mendapati Enna berdiri menunduk, meski tidak cukup terlihat, namun Melissa dapat merasakan wanita itu tersenyum hangat seperti sebelumnya.

“Maaf Nona, saya pikir Nona sudah menghabiskan sarapannya.” Enna mendongak sejenak lalu kembali menunduk.

“Aku baru saja akan mencobanya, terimakasih sudah mengantar sarapanku,” sahut Melissa.

“Saya tadi langsung masuk dan meletakkan makanan tanpa sepengetahuan Nona, maafkan saya.”

“Enna, aku tidak terbiasa menghadapi situasi seformal ini, kau lebih tua dariku jadi bisakah kau memanggil namaku saja?”

Enna tersenyum lembut.

“Maaf saya tidak bisa.” Melissa menghela nafas lalu duduk di tepi ranjang, ia menarik nampan lalu membawanya ke pangkuan. Ia melirik Enna lalu mengajaknya duduk bersama.

MY PINKY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang