Always

10.7K 1.3K 121
                                    


WARNING
MATURE CONTENT


Melissa Kyle yang manis. Betapa indah gadis itu. Jeon Jonas menemukan mata Melissa melebar saat ia dengan tanpa izin meletakkan bibirnya di pundak basah gadis itu. Melissa terkesiap, justru terdengar seperti godaan seksi bagi Jeon Jonas untuk lebih menurunkan bibirnya. Setan dalam tubuh Jeon Jonas berhasil bebas dan mengeluarkan tanduk. Ia ingin menekan gadis itu diantara kekerasannya sekarang juga.

“A-aku-aku akan berteriak!”

Jeon Jonas tersenyum samar, menatap tepat pada mata Melissa yang masih terlihat membesar.

“Oh, aku akan senang mendengarnya sayang.”

Melissa menahan napas, bagaimana laki-laki itu bisa masuk? Bagaimana cara laki-laki itu membuka pintu? Serendah itu penjagaan di hotel ini? mengapa? Mengapa?!

Saat bibir mereka kembali menyatu, Melissa dapat merasakan perpaduan rasa manis alami dan tambahan tembakau pada pagutan mereka. Tidak ada yang Melissa ketahui tentang nafsu seorang Jeon Jonas, ia masih terlalu naïf hingga sentuhan pria itu belum bisa ia jabarkan.

Kebutuhan Jeon Jonas sudah membanjir, matanya gelap saat Melissa tidak lagi kuat untuk mempertahankan dirinya. Pria itu menciuminya, menekan tengkuk dan nyaris meraung saat tanpa sadar gadis itu membuka mulutnya, mempersilahkan lidah panjang itu menerobos masuk dan mencecap semuanya dengan gelombang berantakan.

“Pinky..”

Jeon Jonas nyaris meluruhkan handuk itu jika saja Melissa tidak mendorong kepalanya dengan tangan kanan. Pria itu mendesah dalam hati, akan terlihat kejam jika ia memaksa gadis itu. Ia sadar bahwa Melissa yang memiliki logika tidak mungkin mau menerimanya dengan cepat seperti ini. Gadis itu pasti berspekulasi yang tidak-tidak, terutama tentang kepergian itu. Melissa pasti sudah terlanjur berpikiran buruk.

“A-aku-aku harus pakai baju.”

Sebelum gadis itu menggigil karena kedinginan, Jeon Jonas bahkan ingin menawarkan sesuatu. Bagaimana kalau ia hangatkan? Oh pikiran sialan!

“Oh.” Ia mengerjap seperti orang tolol dan gadis itu masih bergeming. Di situasi seperti ini, harusnya pria itu pergi dari dalam ruangan. Kecuali pikiran kotor itu memang sudah menguasainya. Tapi Jeon Jonas tidak memilih pergi, ia hanya membalikkan badan.

“Aku harus pakai baju,” tekan Melissa sekali lagi.

“I know, I will not see you.”

Melissa menggigit bibir, kembali ke kamar mandi juga merupakan masalah, tidak ada yang tahu jika saja Jeon Jonas berusaha mengintip. Oke. Persetan! Melissa mengambil baju yang masih ia taruh di dalam koper. Menjatuhkan handuknya sambil sesekali menatap Jeon Jonas dengan was-was. Bisa saja pria itu berbalik tiba-tiba. Kemudian bra, panties, ia pakai cepat-cepat. Sialnya tali bra di belakang bergulung-gulung karena ia terlalu terburu-buru.

“Apa kau kesulitan?” Mengira Jeon Jonas membalikkan badan dan melihatnya masih hanya terbalut pakaian dalam, Melissa menjerit dan melempar punggung pria itu dengan bantal. Alih-alih marah, Jeon Jonas terkekeh kecil seperti remaja ingusan.

“Aku tidak melihatmu, sungguh.”

Melissa mengerucutkan bibir dengan kesal. Ia memakai baju berlengan panjang dipadukan dengan rok selutut, tidak lupa stoking dan garter untuk pisau kecilnya. Jeon Jonas segera membalikkan badan, tahu gadis itu telah selesai. Di depannya adalah dinding kaca besar, meski tebal dan dibakar oleh sinar matahari petang, mata tajam Jeon Jonas  bisa melihat semuanya, itu tidak termasuk mengintip, ia tidak sekurang ajar itu.

Melissa melihat ponsel, pesan dari Ronny. Pria itu ternyata sudah menunggu di cafe yang sudah mereka sepakati untuk tempat berbincang. Ia melirik Jeon Jonas dari sudut mata, pria itu memperhatikan kegiatannya menyimpan kabel data dan ponsel di tas kecilnya. Hanya agar pria itu bernisiatif mengangkat kaki, ia ingat belum memoles bibir dan wajah.
Mengetahui gadis itu ingin pergi, Jeon Jonas mengandalkan luka di lengannya.

MY PINKY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang