Work

27K 2K 232
                                    

🌷🌷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷🌷


“Bos, ada yang ingin saya sampaikan mengenai laporan keuangan kasino.” Jeon Jonas terdiam dengan mata terkunci pada gadis belia yang melakukan pemanasan di tepi kolam renang.

“Apa boleh saya datang ke sana?” tanya Ben beberapa detik kemudian setelah tidak mendapat sahutan.

“Tidak, tunggu di sana, aku akan selesai.” Jeon Jonas mengakhiri panggilan kemudian meletakkan ponselnya di atas meja.

Di tepi kolam renang Melissa fokus dengan melenturkan badan. setelah kejadian pembentakan dari Jeon Jonas, pria itu memerintah agar Melissa melakukan pemanasan. Sedang pria itu hanya duduk manis menikmati cocktail di mini bar.

Melissa berdesir, bukan karena angin dingin yang menerpa kulit, lebih tepatnya ketika Jeon Jonas melangkah sedekat ini, merenggangkan tangannya sendiri lalu menatap Melissa lekat.

“Lakukan seperti ini Pinky.” Rasanya aneh jika Melissa terbuai hanya dengan mendengar suara.

Pinky..” Melissa tergegap dan dengan cekatan ia akhirnya merenggangkan tangan.

Ini dekat namun Jeon Jonas kembali melangkah maju sehingga Melissa dengan sifat polosnya hanya bisa mematung meski perasaan cemas sudah melumuri kedua bola matanya.

Jeon Jonas membawa tangan kanannya menyentuh pinggang Melissa, menggerakkannya secepat yang bisa ia lakukan sehingga tanpa Melissa sadari, ia memekik tertahan.
Masih dengan ekspresi tak terbaca, Jeon Jonas kini membantu memutar tubuh Melissa ke kiri dan ke kanan, sebuah teknik pemanasan yang mudah dilakukan sendiri oleh Melissa, namun bibirnya terkatup rapat, bahkan kini merekat seperti lem.

Tenggorokan Melissa panas dan kering, wajah Jeon Jonas begitu dekat dengannya. Ini tidak biasa terjadi, kini darahnya mengalir dua kali lipat lebih cepat. Melissa yakin ini mungkin karena ia terlalu lama mengunci diri dan hati pada seorang pria, atau pesona Jeon Jonas saja yang melewati batas?

Dalam detik yang tidak Melissa duga, Jeon Jonas telah berada di dalam air, masuk dan meliukkan badan untuk muncul lagi di permukaan.

“Kemari Pinky..” Jeon Jonas mengangkat kedua tangan, mengisyaratkan Melissa agar melompat dan menyatu pada dekapannya yang besar.

Melissa melirik tangga, ia bisa turun lewat sana atau seperti pertama kali ia dengan berani melompat ke tengah kolam. Namun sorot mata Jeon Jonas lebih menegaskan agar ia menunduk untuk melemparkan badan. Seketika Melissa akhirnya berada dalam dekapan Jeon Jonas yang hangat, pria itu terkekeh pelan lalu memberi kecupan pada puncak kepala Melissa.

Pria itu tidak tahu jika perlakuan sigkat itu bisa saja menenggelamkan Melissa bersama pusaran pikirannya. Pikiran yang lugu, pikiran yang selalu bertanya-tanya mengenai perlakuan hangat Jeon Jonas, dan pikiran yang suka membatu saat Jeon Jonas menyentuhnya dengan manis.

MY PINKY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang