Her

10.4K 1.2K 103
                                    


Dan akhirnya ketakutan Melissa selama ini terjadi, Jeon Jonas nyaris melakukan hal lebih padanya. Kini alih-alih tidur, Melissa justru menerka-nerka bagaimana selama ini Jeon Jonas menuntaskan kebutuhan biologisnya. Tidak pernah sekali pun Melissa berpikir jauh tentang ini, tapi malam ini, malam setelah Jeon Jonas pergi dari kamarnya, pemikiran Melissa mengambang jauh. Pria dewasa seperti Jeon Jonas pasti sering melakukan itu, dan dengan siapa ia melakukan, itu hal yang begitu berat untuk Melissa cari tahu.

Matanya mengantuk, tapi bayang-bayang kaki terlihat jelas di depan matanya. Melissa tidak ingin menerka-nerka lagi siapa orang yang berdiri di depan pintunya, sebab beberapa detik kemudian bayangan tinggi itu pergi dan Melissa tahu sekarang bahwa sejak tadi Jeon Jonas masih berada di sana.

Ia mengembuskan napas, menutup mata erat-erat sembari menaruh kedua tangannya di atas dada. Kenapa ia harus setakut ini? Melissa yakin di usia sepertinya banyak gadis yang sudah memberi kehormatannya pada kekasih mereka, tapi ini berbeda. Ini Melissa yang dulunya begitu canggung dengan orang asing, apalagi sekedar bersentuhan. Melissa belum siap menerima hal yang lebih serius.

🌷🌷

Melissa mengikuti saran Enna untuk mengikat rambutnya tinggi seperti yang dilakukan Maggie sewaktu ia menginap. Bedanya kali ini ia melakukannya sendiri dan hasilnya tidak seburuk yang ia pikirkan. Rambutnya bergabung rapi begitu juga dengan poni depannya yang selalu teratur. Melissa menarik tasnya, siap untuk memulai sarapan di ruang makan.

Dan ia menemukan Jeon Jonas di sana. Menyesap sesuatu dalam mug putih dan fokus terhadap bacaan di layar ponsel.

Debaran itu datang lagi. Melissa menarik napas dalam lantas berusaha berekspresi biasa saja. Tapi tidak bisa, hanya melihat penampilan Jeon Jonas saja ia harus menelan ludah beberapa kali. Pria itu sangat pantas dijuluki hot guy.

Jeon Jonas meletakkan gelasnya, ia memperhatikan cara gadis itu menuruni tangga dengan kaki jenjangnya. Dan bagaimana gadis itu mengikat rambutnya untuk memperlihatkan leher itu membuat Jeon Jonas harus melonggarkan dasi.

Seperti biasa, gadis itu duduk di dekatnya dengan posisi berhadapan. Namun kali ini, Melissa selalu mencoba menghindari kontak mata.

Pinky..”

“Ya Paman.” Melissa mengoles selai ke atas roti, masih dengan usahanya untuk tidak bertatapan.

Tidak bertahan lama, secara mengejutkan tangan besar pria itu telah merangkum pipinya. Menekan pelan dagunya agar gadis itu menatapnya.

“Apa kau takut padaku sekarang?”

Melissa meremas roknya, akhirnya menatap mata hitam itu dengan seksama. Cara pria itu berusaha mengirimkan aliran panas tanpa harus mengintimidasi ia terima langsung dari mata itu.

N-no.

“Ya, kau takut.”

“Tidak.”

“Kalau begitu tatap aku, bicara denganku seperti biasa.”

Tangan pria itu masih berada di sana, mengelus rahang gadis itu hingga akhirnya mengapit dagu dan mencondongkan wajahnya lebih ke depan.

“Ini masih aku, pria yang kau sukai.”

Melissa masih diam saat Jeon Jonas akhirnya melepasnya, membiarkan gadis itu kembali pada tundukan kepalanya dengan dalih harus cepat-cepat sarapan sebelum terlambat ke sekolah.

“Kau akan ke sekolah bersamaku.”

“Ada yang harus aku katakan pada Jack, jadi aku akan berangkat dengan Jack.”

MY PINKY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang