Enough

15.1K 1.3K 190
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🌷🌷

Cafe Wriston telah dibuka sejak dua hari yang lalu, seorang gadis nampak baru saja masuk ke dalam dan segera mengambil tempatnya untuk bekerja. Melissa menarik buku kecil dan pena lalu mencatat pesanan dari meja nomor delapan. Setelah jam sekolah berakhir, Melissa menyempatkan dirinya untuk mengganti seragam dengan pakaian santai yang telah ia siapkan di rumah. Kemudian dengan bantuan taksi ia segera bergegas berangkat menuju tempat kerja, sudah dua hari ini ia lakukan sama seperti itu, ia kembali pada rutinitasnya yang sibuk setiap harinya, tidak ada waktu untuk bersantai seperti beberapa hari yang lalu, selesai bekerja sebagai pelayan ia akan segera mengerjakan PR atau setidaknya menambah bagian dari cerita yang ia tulis sebelumnya.

Two lychee teas, two chicken fingers, and one chocolate lava cake.” Melissa mengulang pesanan pelanggan di depannya.

“Terimakasih, pesanan anda akan segera sampai,” sambungnya lantas menyerahkan kertas tulisannya kepada pekerja lainnya.

“Ganti dulu pakaianmu astaga,” gerutu Helen dari meja kasir. Melissa meringis kemudian segera berlari ke ruang ganti untuk memakai baju khusus pelayan.

“Melissa, pesanan meja nomor delapan sudah siap!”

Melissa membenarkan letak dasi berbentuk menyilang di bawah lehernya lalu segera kembali untuk mengantar pesanan.

“Bisakah kau tidak bergerak seperti siput?” Helen kembali menegur.

“Maaf.” Melissa mengangkat nampan berisi pesanan pelanggan lalu melangkahkan kakinya untuk menaruh makanan itu ke atas meja.

“Silahkan dinikmati,” ucapnya ramah pada pelanggan.

Thank you.”

“Permisi, bisa tolong tunjukkan letak toiletnya?” Seorang wanita mengangkat tangan agar mendapat perhatian.

“Oh tentu, sebelah sini.”

Pekerjaan seperti ini adalah yang paling dibutuhkan Melissa saat ini, untung Brian segera membuka cafe dan menyarankan mereka untuk segera bekerja. Memang sejak dulu Melissa sudah terbiasa membanting tulang, ia dibesarkan tanpa kasih sayang orang tua yang seharusnya bisa menyanggupi kebutuhannya hingga ia setidaknya berumur 20 tahun, dan dengan bantuan semangat dari Bibi Hazel yang merupakan hanya tetangga berhasil meningkatkan semangat Melissa untuk hidup meski ia sudah berniat akan mati saat merasa hidupnya tidak bernilai tanpa kehadiran ibu dan ayahnya.

Dengan Jeon Jonas semuanya terasa mudah, semua yang diinginkan dan yang tidak dibutuhkan gadis itu pun selalu dipenuhi, dan entah mengapa sejak perdebatan panjang mereka malam itu, Melissa seakan ingin kembali pada penutupan dirinya seperti dulu.

Excuse me.” Melissa menarik buku kecilnya lalu kembali pada rutinitas padat yang akan ia hadapi sepanjang sore ini.

🌷🌷

MY PINKY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang