Suasana kelas yang ricuh akibat acara mencari teman kini berganti hening saat soerang wanita berhijab yang kira-kira sudah berkepala tiga memasuki kelas.
"Selamat pagi anak-anak, maaf sebelumnya ibu menganggu kalian tapi saya dipinta kepada bapak sekolah-"
Tok! Tok!
Belum sempat ibu guru itu melanjutkan perkataannya terdengar suara ketukan pintu dari luar kelas. Lantas semua siswa yang berada di dalam kelas memandang pintu.
Saat pintu kelas terbuka dengan lebar nampaklah seorang gadis berbadan gempal yang tentunya berpipi chubby, sangat menarik untuk dicubit.
"Maaf bu saya terlambat," ujarnya menunduk meminta maaf. Ibu guru itu menghela nafas, "ibu maklumi. Silahkan cari bangku yang kosong"
Gadis bertubuh gempal itu 'pun mencari bangku yang kosong. Matanya tertuju pada bangku yang berada paling pojok kanan bagian depan. Seorang gadis bertubuh ramping dengan sedikit lebam dijidatnya membuat gadis bertebuh gempal itu sedikit keheranan.
Sedangkan gadis yang bertubuh ramping dengan lebam dijidatnya yang tak lain adalah Adara tersenyum ramah pada gadis gempal yang sudah duduk disamping bangkunya.
"Oke baiklah ibu lanjutkan. Langsung saja nama saya Ibu Risma guru matematika sekalian akan menjadi wali kelas kalian selama satu tahun ini," jelasnya panjang lebar lalu membuka absen kelas XI MIPA 2. "Sekarang giliran kalian memperkenalkan diri dimulai dari Aldebaran".
Aldebaran telah menduga jika namanya akan terpanggil deluan makanya sedari tadi dia latihan memperkenalkan diri didepan Alpha.
"Pagi! Nama saya Aldebaran Taurus dari sepuluh Mipa tiga"
"Angga Shihab dari kelas sepuluh mipa tiga juga. Makasih"
"Pagi taman-teman. Nama saya Cordelia Lear kalian bisa panggil saya Lia. Saya dari-" belum sempat perkenalan diri Lia selesai ada saja orang yang memotang.
"Lah bocah, kenapa kesasar dek. SD didepan sana," potong seorang laki-laki yang berada dibangku ketiga dari depan pojok kiri.
Mata Lia membulat. Tubuhnya memang kecil ditambah lagi pendek yang membuat dirinya kerap dianggap anak kecil.
"Nggak tahu diri!" bentak Lia lalu duduk kembali kebangkunya. Pasalnya orang yang mengejeknya tadi, tak beda jahu dari postur tubuhnya yang pendek.Teman sebangkunya yang tak lain Elara, temannya sejak Smp mengelus pundaknya sambil tersenyum.
"Erkan Gerlindo dari bule Polandia," ujarnya sambil mengedipkan sebelah matanya. Ibu Risma menggelngkan kepalanya sedangkan seisi kelas menampakkan wajah jijik. Dari segi jari-jarinya saja sudah nampak jika Erkan jelas bukan dari Polandia. Kukunya saja terisi kotoran entah itu dari dakinya atau memang kotoran kuku.
"Zen Adian K," seisi kelas langsung bersorak mengatakan 'udah kenal' siapa si yang tidak kenal Adian dari kelas X MIPA 1. Entah kebaikan apa yang dilakukan seisi kelas XI MIPA 2 sehingga bisa sekelas dengan anak pemilik Yayasan.
"Nama saya Helena dari X MIPA 4"
"Elara Z dari kelas X Bahasa 1"
"Lana Leadies dari kelas X MIPA 4"
"Adara Canis Major dari X Bahasa 2"
"Alpha Denica Centauri X Bahasa 2"
"Rigel Halgi dari X MIPA 2"
"Zeus dari kelas X MIPA 3"
"Serlina X MIPA 2"
"Cressida Turanus X IIS 3"
"Ulfianis X MIPA 4"
Dan begitulah perkenalan ke 15 siswa yang berada dikelas XI MIPA 2.
"Ibu harap kalian bisa akrab dengan cepat dan bisa membuat kelas kalian the best diantara kelas lain," kata Ibu Risma sambil berdiri, siap-siap akan keluar dari kelas. "Kalian bisa ke kantin".
•••
Alpha, Adara dan pastinya Al sedang kebingungan harus duduk dimana. Kantin kelas XI sangat penuh. Ingin kekantin X tapi pasti adek kelas akan canggung saat makan tapi tak mungkin juga ke kantin kelas XII, itu namanya cari mati. Sistem di KHS tak jahu beda dari sekolah lain 'Kakak kelas berkuasa setelah guru'
"Dara sini! sini!" Tiba- tiba terdengar suara dari pojok kantin. Lantas Adara mencari sumber suara. Pemilik suara tersebut ternyata adalah suara Greis
"Kuy," ujar Adara lalu berjalan menuju ke pojok kantin dan pastinya dua kurcaci itu mengikutinya.
"Duduk-duduk. Kenalin nih teman sebangku gue Adara," kata Greis memperkenalkan Adara kepada teman-temannya.
"Cordelia, manggilnya Lia ajah," ujar gadis yang berada ditengah-tengah Tessa dan Herfiana.
"Elara."
"Oh iya disamping gue namanya Al terus yang satunya lagi Alpha," kini Adara yang memperkenalkan teman-temannya.
"Eh gue manggilnya Greis ajah. Susah nyebutnya kalo Cressida," lanjut Greis lalu berdiri bermaksud ingin memesan makanan. Namun, Elara menghentikannya.
"Biar gue ajah sama Lia. Kalian mau mesan apa?"
"Samain ajah Ra," jawab Alpha dengan cepat. Al dan Adara memutar bola matanya. Mengapa dirinya bisa berteman dengan Alpha. Liat cewek bening dikit ajah langsung digas.
Elara dan Lia 'pun langsung menuju tempat Mba Wati-penjual batagor yang paling enak Di KHS. Dengan jalan menunduk mencari uang disakunya, Lia tak sengaja menabrak seseorang yang membuat dirinya mengadu.
"Awww! Bisa hati- hati nggak si kalau jalan!" bentak Lia kepada orang yang menabraknya. Emosinya semakin naik saat melihat siapa orang yang menabraknya. Ternyata yang menabraknya adalah orang yang mengejeknya tadi.
"Eh bocah kunyuk Kenpa jadi nyalahin gue si. Lo yang jalan nunduk," balas Rigel tak mau disalahkan.
"Biarin ahh ini teman-teman nungguin kita," lerai Elara. Takut-takut jika Lia dengan Rigel akan membuat keributan dikantin.
Dilain tempat, ke empat remaja duduk paling pojok kantin menunggu pesanannya sembari bercanda-canda.
"Adara itu... jidat lo kenapa lebam gitu?" Akhirnya pertanyaan Greis terkelauarkan. Sedari tadi dirinya ingin bertanya tapi takut jika Adara orangnya sensitif tapi ternyata tidak. Alpha yang mendengar itu tertawa kecil mengingat Adara jatuh dengan mulusnya ditanah.
"Abis jatoh. Bikin malu, sumpah!" Pipinya lagi-lagi memerah akibat malu mengingat kejadian tadi pagi. Greis hanya membalasnya dengan kekehan.
Beberapa menit kemudian dua orang yang ditunggu-tunggu sedari tadi akhirnya datang dengan nampan yang berisi batagor. Greis yang sedari tadi mengeluh lapar kini berwajah sumringah, "akhirnya datang juga".
Elera datang dengan tersenyum ramah sedangkan Lia datang dengan wajah masam. "Ehh lo nggak ikhlas kita suruh?" tanya Adara, takut jika memang Lia tak ikhlas. Namun, gelengan kepala Lia cukup menjawab pertanyaan Adara.
"Gue kesal sama anak yang namanya Rigel. Bukannya minta maaf malah nyerocos ajah kek petasan," Lia kembali lagi ngengoceh.
"Rigel yang itu?" tanya Alpha sambil menunjuk kebelakang Lia dan benar saja ada Rigel disana bersama dengan teman laki- laki XI MIPA 2 selain Alpha dan Al. Lia menghela nafas kasar. Kenapa dirinya lagi-lagi dipertemukan dengannya.
Sedangkan Elera fokus kepada satu orang yaitu Zeus. Dari usai perkenalan diri Elera merasa jantungnya ingin keluar karena Zeus. Bukan! Bukan! Karena cinta, namun ada hal yang lain membuat jantungnya berdebar-debar.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swag Squad
RandomMereka tidak lebih dari kepercayaan dan mereka tidak akan merugikan bahkan menyakiti satu sama lain dan itulah persahabatan keenam remaja yang seringkali disebut 'swag squad' Memliki permasalahan yang sama sehingga saling mengerti satu sama lain da...