Kaleng soda berserakan dimana-mana begitupun dengan pembungkus snack. Belum lagi toples yang berisi kue kering berjejer dihadapannya.
Pemilik rumah hanya bisa menatap sepasang kekasih yang sudah menghancurkan ruang tengahnya.
Ditambah lagi telvisi dibiarkan menyala dan memilih untuk menonton laptop. Padahal film yang mereka tonton merupakan film yang sama.
Adara mendengus, "masya allah lo berdua nggak ada niat-niatnya buat balik. Snack gue habis, rumah berantakan, kue kering abis tiga toples ini lagi tv nyala laptop juga padahal tontonannya sama. Heran."
Adian dan Greis yang tadinya fokusnya menonton menoleh pada Adara menampakkan deretan giginya, "malah nyengir."
"Gini yah Adara gue tuh cuman mau ngeliat kadar ketampanan Jefry Nichol kalau di tv itu gimana apa beda sama di laptop," ujar beralasan yang tentunya tak diterima oleh Adara. Sungguh tak masuk akal.
"Mau di tv kek mau di laptop kek bahkan di hp 'pun bakalan sama Greis... kecuali pas lagi didown jaringan nggak lancar kek otak lo pasti kualitasnya bakal nggak bagus. Nah, itu memengaruhi wajahnya oon."
Adian yang tak ingin ikut debat dengan Adara memilih untuk tetap memfokuskan matanya pada film yang tadinya dia nonton. Sedangkan Greis masih tetap ingin berdebat dengan Adara.
"Yahh beda lah buktinya ini Jefry ganteng banget. Uhh makin sayang," ujar Greis ala fans fanatik yang bagi Adara menggelikan.
"Sama ajah Greis!"
"Nggak ini beda!"
"Gantengan gue!" timpal Adian disela-sela debat mereka.
Adara menunjukkan wajah ingin muntah sedangkan Greis malah beralih mencubit pipi Adian dengan gemas, "iya. Iya pacar ku itu emang ganteng." Lagi-lagi Adara menunjukkan wajah ingin muntah. Kedua tamunya sungguh menjijikan.
Tak tahan dengan kelakuan dua sijoli itu Adara berdiri ingin keluar rumah. "Mau kemana?" tanya Greis setelah merasa puas mencubit pipi sang pacar.
"Mau minta bantuan ke Al buat gali kuburan lo berdua. Jijik gue liat lo!" balas Adara yang berada diambang pintu.
"Bacot lo! Sana-sana pergi. Pergi yang jahu," usir Adian bak pemilik rumah. Adara memicingkan matanya menatap kedua temannya. Tak ingin membalas, Adara akhirnya keluar menuju ke rumah Al.
Sesampainya Adara langsung masuk-masuk ke dalam rumah Al. Beda dengan rumah Alpha yang tak diizinkan siapa 'pun untuk masuk ke rumahnya kecuali orang yang berkepentingan, rumah Al terbuka lebar untuk Adara dan Alpha. Walaupun, ayah Al bersikap dingin pada mereka berdua.
Di ruang tamu Adara menemukan mama Al sedang duduk. Sama dengan yang dilakukan Greis menyalakan telvisi lalu mengabaikan. Tapi, bedanya disini Mama Al sedikit waras karena tak menonton film yang sama dengan yang ditonton di telvisinya tapi, malah fokus pada ponselnya.
Dengan ala khas ibu pejabat Mama Al tersenyum pada Adara, "eh Adara. Lama nggak kesini. Oh pasti mau ketemu sama Al. Alnya ada di taman belakang." Adara membalas senyuman Mama Al dan mengangguk lalu berjalan kebelakang untuk menemui sang sahabat.
Adara membuka pintu kaca setelah melihat Al yang sedang duduk santai dengan Alexa. Rencananya Adara ingin membuat kakak beradik ini terkejut, mangkanya Adara berhati-hati untuk membuka pintu belakang.
Hingga akhirnya Adara sudah berada dibelakang mereka, kira-kira jaraknya ada satu meter.
Jelas, Adara mendengar perbincangan Al dengan Alexa yang membuatnya bergeming.
Fakta mengenai pertunangan Al terkuak namun bukan itu yang membuat Adara tak bisa berkata-kata. Ternyata orang yabg dilihat Lia memang nyata bukan halu ataupun orang lain melainkan, orang yang sama pada sepuluh tahun yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swag Squad
RandomMereka tidak lebih dari kepercayaan dan mereka tidak akan merugikan bahkan menyakiti satu sama lain dan itulah persahabatan keenam remaja yang seringkali disebut 'swag squad' Memliki permasalahan yang sama sehingga saling mengerti satu sama lain da...