Jagan bosan baca yah...
Selamat Membaca🙏Keesokan harinya Alpha benar-benar mengantar Lana Chak Up bersama dengan Elara. Dia merelakan jam sekolah demi syrat bodoh Ulfa. Tapi yang sebenarnya menguntungkan untuknya karena kebetulan pelajarannya adalah menghitung 3 linear yang sama sekali tak dimengerti Alpha.
Kata dokter Lana baik-baik saja. Kemarin dia pingsan hanya karena syok. Tak ada luka apapun yang membuat hati Alpha lega dan perihal Elara kata dokter mungkin saja Elara hanya kelelehan tapi hasil yang lebih jelasnya lagi akan keluar satu minggu yang akan datang.
Sepulang sekolah 'Ss' berkumpul disebuah Kafe kecuali Alpha karena harus mengantar Lana pulang. Setelah mendengar penjelasan Dokter yang lebih jelas Alpha merasa sedikit kasihan dengan Lana.
Tiba-tiba muncul seorang laki-laki jangkung yang menatap Elara dingin. "Ikut gue!" katanya tegas.
Mereka yang menatap lelaki yang tak lain adalah Zeus merasa bingung. Pasalnya, datang-datang malah menyuruh Elara untuk mengikutinya tanpa ada alasan.
Tak ada jawaban dari Elara, Zeus langsung menarik tangan Elara dengan kasar. Lantas Al langsung melepaskannya. Sikap Zeus ke perempuan bagi Al sangat kasar dan begitu juga pemikiran Greis, Adara dan Lia. "Nggak gitu caranya kalo mau ajak cewk bro".
Tatapan Zeus beralih ke Al lalu mengatakan, "gue tunggu lo diluar." Jelas perkataan itu ditujukan untuk Elara, dia sengaja mentap Al dengan maksud dia tak punya urusan dengan Al urusannya hanya pada Elara.
Setelah mengatakan itu Zeus berlalu pergi keluar kafe.
Greis, Adara dan Lia menyaksikan itu hanya bisa bengong sambil menyeruput jusnya. Rasanya dia sedang menonton drama Korea saat pemeran laki-lakinya mendapatkan kekasihnya sedang bermain bersama temannya tanpa sepengatahuannya dan dipinta untuk pulang. Ditambah lagi tatapan Zeus melihat Elara, mungkin saja jika tatapan itu menuju ke tiga temannnya bisa saja dia jatuh cinta ditambah lagi Zeus memang sangat berkharisma sangat persis dengan karakter novel-novel yang pemeran laki-lakinya dingin.
"Lo punya urusan apa sama dia?" tanya Al lalu Elara mengedikkan bahu. Memang dirinya tak punya urusan apapun dengan Zeus. "Ya udah gue deluan"
Saat keluar dari Kafe Elara bisa melihat Zeus sudah duduk diatas motornya. "Sebanarnya lo mau apasi. Tiba-tiba datang minta gue ngikut lo. Apa lo masih nggak terima sama yang kemrin itu okee... oke gue minta maaf," bukannya menjawab Zeus malah menyalakan motornya.
Elara mengembuskan nafasnya dengan kasar. Zeus bisa mendengar hembusan nafas dari Elara, dari balik helm full facenya dia tersenyum. Sejak kejadian saat Elara mengira jika dirinya menumpangi dia mempunyai hobi baru, memperhatikan Elara dari jahu. Enatah hobi semcam itu.
"Naik," hanya kata itu yang keluar dari mulut Zeus, setelah itu dia mentup kaca helmnya lagi.
"Nggak!" final Elara lalu beranjak meninggalkan Zeus. Tapi sepertinya Zeus tak menyerah dia membunyikan klakson motornya berulang kali. Elara berbalik lalu memukul kepala Zeus yang berujung tangannya sendiri yang sakit karena yang dia pukul bukan kepala melainkan helm.
Karena sudah merasa geram dia menyerah dan naik dibelakang motor lalu meninggalkan area Kafe.
Diatas motor Elara tak habis-habisnya mengomel dalam hati. Dia tak mengerti maksud dari Zeus mengajaknya secara paksa, malah dia sedang berkumpul dengan temannya dan juga ini bukan jalan menuju rumahnya. Apa Zeus akan menyuliknya? Tapi, jika memang Zeus ingin menyuliknya kenapa tidak dari kemarin-kemarin. Dengan segera Elara menepis pemikiran bodohnya itu.
Setelah lamanya bergelut dengan pemikirannya motor Zeus akhirnya berhenti didepan Panti Asuhan. Zeus turun dari motor menyusul Elara yang merasa heran dengan keberadaanya sekarang.
"Kita ngapain disini?" Tanya Elara menatap Zeus. Tapi tak ada jawaban dari Zeus malahan dia melangkah meninggalkan Elara sendiri. Dengan sabar dia mengelus dadanya, berbicara dengan Zeus membutuhkan banyak kesabaran. Lalu dia pun mengikuti Zeus dari belakang.
Sesampainya didalam Elara bisa melihat sangat banyak anak-anak. Jelaslah sekrang dia berada di Panti Asuhan.
Dia melihat anak- nak dengan senangnya menyambut Zeus, ada yang langsung memeluk kakinya dan ada juga yang merengek untuk digendong. Zeus terlihat kesusahan dengan sikap manja anak-anak Panti yang membuat Elara sedikit tertawa. Ternyata dibalik sikap dingin Elara ada terselip kasih sayang terhadap anak-anak yang terbuang.
Elara duduk disebuah bangku memperhatikan Zeus yang menghibur anak- anak Panti. Sebenernya, gunanya dia berada disini apa? Apa hanya menonton Zeus?
Tiba- tiba bajunya terasa ada yang menarik yang ternyata ada anak gadis yang menariknya.
"Kakak mau gula-gula?" tanya anak gadis itu sambil memperlihatkan beberapa gula- gula ditangannya. Elara merasa gemas dengan pipi chubby anak gadis itu.
"Nggak usah buat adek ajah. Nama adek siapa?" tanyanya lalu berjongkok agar dia bisa menyamai tingginya. "Nama aku Anna. Kalau kakak?".
"Kak Elara," jawab Elara dengan senyuman. Kini berbalik sekarang Zeuslah yang menatap Elara dengan Anna. Dia tersenyum lalu menghampiri keduanya.
"Heyy Kak Theus. Lama lo kakak nggak kethini," kata Anna gembira. Elara tertawa nama yang disebutkan Anna sangat lucu baginya, Kak Theuus. Yah, walaupun sebenernya Anna ingin mengatakan Zeus tapi Anna cadel 'S'.
"Anna gabung sama teman-teman dulu yahh. Kak Zeus mau bicara sama Elara dulu," ujarnya sambil mengelus pucuk kepala Anna. "Thiap Kak!"
Lalu Zeus kembali menarik tangan Elara, mengajaknya kesuatu tempat. "Lo bisa nggak si nggak narik-narik kan bisa ngomong mau kemana!" omelnya tapi tetap tak melepas tarikan Zeus.
Hampir saja Elara menabrak Zeus kalau saja dia tak sadar jika Zeus berhenti melangkah. Zeus sudah melepaskan tangan Elara lalu iya melipat tangannya ke atas dadanya.
Sedangkan Elara terkagum-kagum melihat taman yang dilihatnya. Ternyata dibelakang Panti Asuhan ini ada taman yang sangat indah. Berbagai macam bunga ada ditaman itu dan terlebih bunganya disusun dengan sangat rapi sehingga terlihat sangat indah.
"Lo suka?" Dengan antusias Elara mengangguk. Sungguh dia sangat menyukai taman ini. Apa lagi bunga-bunganya sangat berwarna.
"Kalo gue nembak lo disini gimana?"
"Ha?!"
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swag Squad
RandomMereka tidak lebih dari kepercayaan dan mereka tidak akan merugikan bahkan menyakiti satu sama lain dan itulah persahabatan keenam remaja yang seringkali disebut 'swag squad' Memliki permasalahan yang sama sehingga saling mengerti satu sama lain da...