Diluar ruangan bernuansa putih dengan aroma khas rumah sakit, berdirilah seorang laki-laki jangkung. Kerjanya hanyalah menatap jendela kaca pintu untuk melihat sang kekasih.
Harapannya untuk saat ini adalah ada seorang yang dengan baik hatinya mendonorkan ginjalnya.
Dia sangat berharap jika gadisnya akan sembuh, kembali ceria, mengeluarkan bacotan receh atau menggodanya. Dia belum sangat siap untuk kehilangannya. Elara menjauh saja sudah membuatnya gila bagaimana jika dia pergi, pergi jauh.
Zeus menggelengkan kepalanya, pikirannya terlalu jauh.
"Elara pasti dapat pendonornya kok," ujar Greis sambil memegang pundak Zeus memberikannya semangat. Sedangkan, Adara masih terlelap sebab yang dilakukan tadi malam hanyalah menghayal.
•○•
Sedangkan ditempat yang berbeda, Al, Alpha dan Lia sedang berfikir keras apa yang harus dikatakan pada orang tua Elara nanti.
Sebenarnya Al sudah ingin menemui orang tau Elara setelah Lia mendapatkan telpon dari mama Elara. Namun, Alpha menghentikannya karena ini masih jam sekolah.
Tak lama dari itu Lia tertawa geli melihat pesan yang dikirim oleh Lana. Sedangkan, Al hanya diam.
"Bjir, gue kira Lana itu kalem-kalem gimana gitu... ternyata astaga Pa ini benaran Lana?" tanya Lia setelah membaca pesan Lana kepada Alpha. "Apaansi sana-sana kepo banget deh."
"Apsih gue 'kan cuman liat dikit halah baru juga dua hari pacaran udah ayahan bundaan. Cih pacaran anak sd," ejek Lia.
"Gini nih kalo kelamaan jomblo. Kaum jomblo kayak lo mana tau si," ejek Alpha tak mau kalah.
"Yah gue tau... cuman paan si njir. Ayah makan banyak sayur yah biar sehat terus elo jawab bunda kira ayah ini kambing makan hija-hijau. Bjir ngakak gue."
Alpha mendengus kesal melihat Lia, sahabatnya ini yah tak mengerti jika dirinya sedang berbunga-bunga makanya, kelihatan lebay.
Dan, detik kemudian Alpha tersenyum melihat kedatangan orang yang masuk kelas. Lia menyipitkan matanya lalu berbalik melihat arah pandang Alpha. Sial, ternyata dia adalah Rigel.
Rigel mampir duduk dan menghadap pada Lia dan membisikkan sesuatu, lalu pergi. Lia hanya bisa bengong melihat sok coolnya Rigel yang malah jatuh alay.
"Bisikan paan si itu orang?" tanya Alpha sambil menaikkan kedu alisnya. "Kepo!" balas Lia sedikit nyolot.
•○•
Setelah bel pulang berbunyi mereka bertiga berjalan beriringan keparkiran. Rencananya mereka bertiga akan menjelaskan kepada orang tua Elara. Yah walaupun, akan kena marah karena mereka memberitahunya sangat terlambat.
Namun, pada saat sudah sampai pada mobil dan kedua temannya sudah naik Lia masih saja berdiri disamping mobil tanpa membuka pintunya.
Al membuka kaca jendelanya namun bukan Al yang menegur melainkan si Alpha pecicilan, "oy banyak duit lo. Udah nggak mau numpang lagi?"
Lia berbalik menatap Alpha dengan wajah menantang. Cih baru juga anak orang kaya, "apasih belagu bangat. Gue pulang barang Rigel."
Alpha hanya menganggukan kepalanya dan menaikkan kaca mobilnya kembali tanpa mengatakan sepata kata 'pun. Lia mendengus, teman macam apa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swag Squad
RandomMereka tidak lebih dari kepercayaan dan mereka tidak akan merugikan bahkan menyakiti satu sama lain dan itulah persahabatan keenam remaja yang seringkali disebut 'swag squad' Memliki permasalahan yang sama sehingga saling mengerti satu sama lain da...