Salah tingkah

42 13 3
                                    

"Helo back lagi dengan gue, Ayya Nadine lambe turah KHS!" ujar Ayya sang ketua penyair radio.

Hari ini adalah hari kamis yang merupakan jadwal Ayya untuk siaran yang pastinya akan ditemani oleh Adara. Adara dengan Ayya sudah berteman sejak lama karena mereka satu eskul, Broadcasting. Tapi, beda jurusan. Ayya dipenyair radio dan Adara jurnalistik.

"Seperti biasanya gue sama Adara Canis Major yang jagonya ngebucin. Tapi, katanya kali ini nggak ngebucin mau ngeklarifikasi sesuatu," tambah Ayya lagi lalu bersandar pada kursi yang dikenal sebagai kursi pemalas.

Adara hanya terkekeh dan memasang eorphone ditelinganya, kini gilarannya untuk berbicara.

"Seperti yang dikatakan Ayya gue mau ngeklarifikasi sesuatu. Tapi, sebelum itu gue mau ngasih tebak-tebakan dulu." Ayya kembali menegakkan tubuhnya meraih mic kecil yang dihadapannya, "coba tebak-tebakan lo apa?"

"Kenapa batu kalo dicemplungin diair langsung tenggelam?" Adara memerhatikan laptop, membaca jawaban para siswa siswa KHS yang memang sudah disiapkan jika ada yang ingin berkomentar.

"Hmm kalo gue si pilih jawaban yang ini karena batu berat, masuk akal," kata Ayya sambil menunjuk jawaban yang tertulis seperti yang dikatakan tadi. Adara menggeleng, "salah, jawbannya yah karena emang batu nggak bisa berenang. Simpel kan?"

Pak!

"Aww apasih sakit tau Ya." Adu Adara mengelus kepalanya yang telah dipukul oleh Nadine. "Yah jelas lah ege batu nggak bisa berenang namanya benda mati," Adara hanya nyengir dan menocaba fokus pada siarannya.

"Oke kita lupakan! Dari kemarin telinga gue sakit dengar gosip yang nggak penting. Gue nggak tahu siapa yang nyebarin nih gosip busuk. Tapi, yang intinya kalo gue tahu abis lo kemakan sama Lia!" tuturnya menjaga emosinya dan juga membawa nama temannya.

"Jinakin Ra didengar guru," bisik Ayya yang dianggukan Adara.

Adara seringkali memberikan quetes bucin atau hanya menambah-nambahkan gosip yang dibawakan Ayya. Tapi, kali ini Adara akan membahas gosip yang hangat diperbincangkan sejak kemarin.

Awalnya Adara hanya diam. Tapi, ingat jika seseorang hanya terdiam saat ada masalah hanya ada dua kemungkinan. Pertama, itu karena dia mencoba menerimanya karena tak ingin memperbesar masalah dan kedua, itu karena dia sedang mencoba menyusun rencana agar menjatuhkan lawannya.

"Jadi, foto yang kalian liat dimading kemarin pagi emang benar itu Al. Tapi, Al ada dikantor polisi bukan karena ketauan make barang haram tapi karena dia membela sahabatnya sendiri. Jadi, intinya disini Al nggak make barang haram dan nggak buat keluarganya malu," ujarnya setengah emosi.

Kemarin pagi saat Adara lewat depan mading bersama kelima temannya tak sengaja melihat foto Al sedang berjalan bersama Taurus-Ayah Al didepan kantor polisi.

Yang lebih parahnya lagi disamping foto Al tertulis, 'anak dari pejabat ketahuan makai narkoba. Cih! Hukum bisa dibeli!'

Adara mendengus, pendapatnya disetujui Adara jika hukum bisa dibeli. Tapi, caranya untuk mengeluarkan pendapatnya salah karena menjadikan Al sebagai tumbal.

"Gue kaget si Ra pas dengar kabar Al, untung guru-guru belum konfir sama gue untuk nyebarin nih berita," timpal Ayya.

"Gue lebih kaget. Jadi, para kang gosip KHS mulutnya dijaga yah jangan sampe kena azab!"

"Ehe nyadar Ra lo juga tukang ghiba," ralat Nadine yang mendapatkan pukulan dibahunya. "Gimana si kalo nggak ghiba mulut sariawan. Tapi parahan lo lah. Lo kan seblas duabelas sama Ll," ujar Adara tak mau kalah.

"Hehe jadi, inti dari siaran kali ini gali informasi yang benar terlebih dahulu baru mempublikasikan kalo seperti ini yang rugi kita sendiri. Dapat pahala nggak malah dapat dosa eh malah infonya nggak benar. Bisa-bisa kena hujat."

Swag SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang