Elara Kuat

37 18 0
                                    

Happy Reading🖤
Jangan Ninggalin Jejak:)

"Geseran dikit Pa gue nggak kelihatan"

"Bentar-bentar Ra lo sini-sini"

"Al lo senyum dikit kek"

"Oke? Udah siap. 1 2 3"

"Hey gaesss!" Sapa mereka berenam didepan kamera dengan gayanya masing-masing.

Al dengan muka datarnya, Alpha melambaikan tangan kirinya karena tangan kanannya memegang ponsel, Elara melambaikan kedua tangannya dan tangan Lia sudah membentuk love diatas kepala sehingga mengena kepala Greis, yang harusnya melambaikan ke kamera malahan menyapa sambil memukul tangan Lia sedangkan Adara hanya menyapa saja karena malu, kelas Askar sedang olahraga.

Tak lama dari gaya kekaleman mereka, mereka sudah menggila. Elara yang tadinya sakit bahkan sesak nafas kini sudah berdens ala BlacPink, Lia menyanyi lagu kebanggannya lagu-Jaran Goyang diiringi oleh tarian Al yang paling kalem di 'Ss' sedangkan Alpha sangat gatal ingin ikut bersama temannya tapi, karena dia memegang ponsel dan akhirnya hanya bisa tertawa sambil mengatakan didepan kamera 'gini nih kalo otak belum dilaundry.'

Adara yang ragu untuk ikut bersama temannya karena sedari tadi Askar meliriknya, sekarang sudah berlari mengambil salang lalu membawanya ketengah lapangan yang akibatnya mereka semua basah. Namun, bukannya berentih melakukan aksinya mereka malah menjadi-jadi.

Lia dan Al malah berdrama ala Romeo dan Juliet. Elara yang berada disamping Alpha mengambil alih kamera.

Karena sekrang kamera berada ditangan Elara, Alpha mengambil alih salang dari tangan Adara dan memutar-mutar ditengah lapangan, yang akibatnya menganggu kelas Askar berolahraga.

Pak Wahid yang sedari tadi memerhatikan mereka hanya berdiam diri tapi, saat setengah lapangan sudah basah dan menganggu ketenangan siswa-siswanya kini berjalan kearah mereka, membelai pancuran air dari Alpha.

Elara segara mematikan kameranya begitupan yang lainnya mengehentikkan aktifitasnya kecuali Alpha yang masih saja berputar-putar dengan salangnya.

"Nggak puyeng putar-putarnya," mendengar itu Alpha melirik kesamping hingga membuatnya latah melihat wajah Pak Wahid. Sedangkan Adara segera berlari membunuh keran air.

"Eh Bapak?" katanya sambil nyegir.

"Bapak! Bapak! bukannya malu ditengah lapangan seperti ini malah bertingkah sperti anak- anak!" bentak Pak Wahid sambil membulatkan matanya. Mereka semua menunduk, sambil menyalahkan satu sama lain. "Sini salang kamu!" kata Pak Wahid lagi yang tak lepas dengan suara bentakan.

Alpha 'pun memberikan salang tersebut ke Pak Wahid, yang ternyata Adara memiliki niat usil, bukan buruk hanya usil.

Saat Pak Wahid telah mengambil salang air dan posisi salang itu sangat pas didekat wajah Pak Wahid. Dengan niat usilya Adara menyalahkan keran airnya yang berujung mengeluarkan air dan menyomprot wajah guru olahraga buncitnya.

Bersamaan dengan itu Alpha melirik kebalakang yang ternyata Adara sudah berlari sambil tertawa dan berteriak, "lari woyy malah tinggal!"

Akhirnya mereka semua 'pun berlari. Askar termasuk teman-temannya yang melihat kejadian itu ikut tertawa sedangkan Pak Wahid sudah berteriak menyumpahi mereka.

•••

Dengan pakaian olahraga mereka kumpul diatas rooftop menunggu seragamnya kering akibat basahan dilapangan tadi. Sambil menunggunya kering mereka menonton vlognya tadi yang sudah diedit oleh Al.

"Pasti lebih keren deh kalau kameranya nggak lo matiin pas Pak Wahid lagi marah-marah, apalagi pas kena air tadi. Sumpah muka Pak Wahid komuk banget," kata Lia sambil memekul lengan Elara akibat ngakaknya. "Lo berani banget Ra, kalau Pak Wahid manggil orang tua gimana?" ujar Greis, takut jika mamanya tahu kelakuannya disekolah.

"Kan ada Mamanya El," jawabnya enteng sambil memeriksa seragamnya, yang ternyata masih basah. "Enak ajah ngorbanin emak gue," nyolot Elara.

"Eh gue deluan, mau temenin Lana makan," setelah mengatakan itu Alpha langsung bergegas menemui Lana dikantin. "Lama-lama Alpha jadi baby sister Lana," kata Al lalu berbaring terlentang, tanganya iya gunakan sebagai bantal. Teman-temannya mengangguk setuju, akibat syarat gila Ulfa mereka jadi jarang bersama Alpha.

"Jadi kemarin lo kenapa?" mendengar pertanyaan dingin dari Al langsung berbalik mantapnya. Mata mereka sempat bertemu tapi dengan cepat Al mengalihkan tatapannya dan menutup matanya karena cahaya dari matahari. Temannya yang lain juga ikut bertanya.

"Manggil gue," jawabnya singkat. Sejujurnya Adara malas membahas mamanya yang datang kemarin. Karena baginya memang tak ada gunanya dibahas bahkan diingat.

•••

Mereka berenam berjalan beriringan dikoridor rumah sakit, mengantar Elara menemui panggilan Dokter dan mengetahui alasan keluhan dari Herfiana.

Setelah mengambil nomor antrian mereka duduk menunggu nomor antrian sambil menghibur Elara agar tak terlalu tegang. Tangannya sudah dingin, takut dengan hasilnya. Dan, pemeriksaan ini juga iya rahasiakan kepada orang tuanya, dia tak ingin memberatkannya.

"Elara Z!" Panggil seorang suster. Elara menarik nafasnya lalu berjalan menemui suster yang memanggilnya.

Temannya juga ingin ikut menemani Elara tapi, suster malah melarang mereka karena hanya diizinkan 2 orang saja yang bisa masuk, akibatnya membuat keributan. Al yang melihat itu langsung menarik tangan Elara, benar-benar yah temannya ini tak tahu malu.

Setelah Al dan Elara masuk mereka berempat kembali duduk sambil dilirik-lirik oleh pasien yang lain karena keributan yang dilakukan tadi.

Setelah lama menunggu akhirnya orang yang ditunggu keluar. Teman-temannya langsung menyambut Elara dengan berbagai pertanyaan.

"Gimana hasilnya cewe apa cowo," tanya Lia bercanda dan Greis langsung memukul lengannya, "Lo kata El hamil." Lia hanya nyegir lalu kembali menanyakan, "gimana nggak ada masalah kan".

Bukannya menjawab Elara malah memeluk Lia sedangkan Greus dan Adara mengelus pundaknha yang sudah bergetar karena menangis. Alpha menatap Al meminta penjelasan tapi, Al hanya memberikan amplop besar berwarnah cokelat.

Greis dan Adara yang penasaran ikut melihat hasilnya sedangkan Lia masih memeluk Elara memenangkannya.

Mata mereka membulat saat melihat hasilnya tak menyangka. Adara dan Gries langsung ikut memeluk Elara dan malah ikut menangis. Lia yang tak tahu mengerutkan kening sambil bertanya-tanya.

Elara melepaskan pelukannya sambil tersenyum. "Gue bersyukur punya teman kek lo," ujarnya sambil menghapus air matanya. "Tuhan nggak bakal ngasih lo ujian kalo lo nggak bisa jalani. Gue tahu lo bisa lawan sakit lo El," kata Al menyamangatinya.

"Emang El sakit apa?" tanya Lia yang belum mengerti pembahasan mereka. "Gagal ginjal," jawab El sambil tersenyum menyembunyikan kesedihannya tapi, sangat terlihat dipaksakan.

"Lo kuat El!"

TBC.

Swag SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang