Jam menunjukkan hampir pulang sekolah. Sang petugas perpustakaan yang lagi menyapu melihat seorang siswa yang sedang ketiduran. Karena bell pulang hampir berbunyi sang petugas perpustakaan 'pun membangunkannya.
Sang empedu yang merasakan pundaknya disentuh seseorang langsung saja menegakkan tubuhnya sehingga bentengan buku yang didirikan tadi terjatuh, "udah mau pulang loh dek."
Lia melihat jamnya yang menunjukkan jam setengah empat lalu mencari keberadaan laki-laki yang datang bersamanya tadi. "Cowo pendek yang duduk sama saya mana mba kok nggak ada?" tanyanya sambil menyebutkan kekurangan Rigel.
Abel, sang penjaga perpustakaan yang sering disapa Mba Abel ini hanya menggelengkan kepalanya lalu mengisyaratkan jika ada sesuatu dilengan kiri Lia. Lia menoleh sesuai isyarat Mba Abel dan menemukan sebuah dua note berwarnah kuning yang tertempel pada lengannya yang ternyata dari Rigel yang berisi'lo ngelebihin camat yg ada disamping rmh gw klo mau ditemuin susahnya pake bgt njir. G ush pnjg lebar yah kecil gw cmn mau blg anak yg gw gendong kemarin bkn ank gw tp ank sepupu gw, dia manggil gw pa sebenernya aslinya dia manggil gw oppa. Yah emg gw tahu ketampanan gw hampir sama oppa korea'
Andai saja ini bukan perpustakaan sudah dipastikan Lia akan mengumpat dan juga tertawa. Cih Rigel mana ada cakep-cakepnya! Lalu Lia mengambil satu notenya lagi yang berisi 'sekelas pengen mau jenguk Lana kita barengan ajh, sekalian temanin gw beli buku. Gw maksa! Nggak ada penolakan gw tunggu diparkiran pokoknya'
Lain halnya dengan tadi saat membaca note yang pertama Lia ingin mengumpat dan malah sekarang Lia tersenyum malu-malu karena diajak pulang bersama. Tapi, yang dipertanyakan Lia, sejak kapan Rigel suka dengan buku.
•○•
Susai pulang sekolah para murid XI Mipa 2 langsung ke rumah sakit menjenguk Lana yang sudah berada di rumah sakit selama tiga hari.
Adara yang berada disamping bangkar Lana yang memperhatikan selang infus, melihat cairan yang mengalir melalui selang hingga ke tangan Lana. Lalu merinding sendiri saat melihat tangan Lana yang sudah membengkak dan juga merasa ngilu membayangkan jarum infus masuk ketangan Lana.
Serlina, Fio dan Helena berbisik-bisik melihat Adara bak orang kampungan.
"Rigel sama Lia mana kok nggak ada?" tanya Lana ke Adara agar mengalihkan perhatiannya. Sebenernya Lana agak heran melihat Adara seperti tadi. Saat pertama kali masuk keruangannya Adara memang langsung memerhatiakn selang infusnya dan juga memang mencari kedua temannya yang sangat sering memerankan Tom and Jerry, "bentar lagi nyusul kok katanya Rigel singgah beli buku." Lana hanya mengangguk sebagai tanggapannya.
Dan, kemudian mereka XI Mipa 2 melakukan kegiatannya masing-masing. Adara, Greis, Lana dan juga Ulfa sudah asik bercerita. Serlina dan kedua temannya sudah pulang karena ada urusan mendadak padahal mereka merasa bosan. Sedangkan Elera dan Zeus malah asikan berdua, Lana yang sakit malah Elera yang dikupasi buah-buahan dan para laki-lakinya malah main kelereng.
Saat menuju ke rumah sakit Glen menyempatkan untuk membeli kelerang yang membuat permainan kelereng ini berbeda karena memiliki sang wasit yaitu Adian. "Pip," Adian meniup peliutnya yang entah dari mana iya dapatkan lalu menujuk Alpha untuk melempari kelerengnya. Dan, yang dilakukan Al hanyalah diam sambil memperhatikan Adian yang bisa tenangnya bermain setelah mengecewakan sahabatnya.
"Dian gue mau bicara sama lo bentar. Gue tunggu diluar!" ajak Al yang terdengar penuh tekanan. Adian yang tadinya asik tertawa melihat keprustasian Angga karena kelerengnya hampir habis langsung berbalik melihat Al yang sudah berjalan deluan, "dia yang ngajak malah ninggalin."
Dilain tempat kedua seorang perempuan dan laki-laki yang hampir sama tinggi sedang berjalan menuju ke ruangan teman sekelasnya untuk menjenguknya.
"Sejak kapan lo doyan baca buku. Lo beli buku apa?" tanya Lia yang memang tak tahu Rigel beli buku apa. Yang katanya Rigel pengen ditemani beli buku dan nyatanya Lia hanya berada depan toko menunggunya mencari buku. Untungnya Rigel tak lama.
Rigel langsung memberhentikan jalannya dan Lia 'pun ikut juga berhenti. Rigel membalikan badannya dan mentap Lia serius, "tips cara memahami lo."
"Lah kok. Kok gue si?" tanyanya gugup dan Rigel tak menjawabnya malah memberikan buku yang dia beli tadi ke Lia dan melanjutkan jalannya. Lia menunduk melihat buku yang ada ditangannya dan membaca judulnya, "seribusatu cara untuk menjadi cewek kalem... eh bangsat."
Mendengar umpatan Lia membuat Rigel tertawa. Buku yang dibeli Rigel memang buku seperti itu dan memang untuk Lia. Tapi, lagi-lagi Rigel berentih mendadak karena mendengar suara Al yang sepertinya berbicara serius dengan Adian. Lia yang sudah berada disamping Rigel langsung memukul kepala Rigel menggunakan buku.
Rigel yang mendepatkan pukulan dikepalanya hanya pasrah mengelus kepalanya lalu mengisyaratkan agar Lia tak ribut dan menunjuk kearah Adian dan Al berdiri.
"Nggak bisanya lo ngajak gue bicara empat mata kek gini gue jadi deg degan. Jangan-jangan lo mau nembak gue?" tanyanya yang sama sekali tak ditanggapi oleh Al. Adian mengulam senyum lupa yang diajak bicara satu spesies dengan Zeus, "ok! Itu nggak lucu."
Bug! Rigel langsung memeluk Lia dan langsung saja Lia berusaha melepaskan pelukan Rigel, bisa-bisa Lia malu jika Rigel mendengar suaru detak jantung Lia. "Lo ngapasi. Lepasin nggak?"
"Gue takut elah," jawabnya yang lagi-lagi mendapatkan pukulan dikepalanya. "Modus. Itu Adian dibantu nyet bisa-bisa mukanya bonyok gara-gara Al."
Keadaan ruangan Lana yang tadinya agak ribut berganti hening saat Lia memasukinya dengan wajah pucat dan disusul Adian dalam keadaan wajah yang bisa dibilang sudah tak berbentuk. Tentunya semua yang melihat Adian terkejut apa lagi Greis. Greis yang tadinya duduk santai bercerita langsung mengahampiri Adian. Tangannya sudah gatal ingin memegang wajah Adian tapi, dirinya juga takut. Lalu dia mengingat kejadian saat diluar Uks yang ternyata Al melihat perdebatannya bersama Adian dan mencari keberadaan Al, "Al mana?"
"Dibawa kantor polisi."
TBC.
UhhGajee:vVoment<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Swag Squad
RandomMereka tidak lebih dari kepercayaan dan mereka tidak akan merugikan bahkan menyakiti satu sama lain dan itulah persahabatan keenam remaja yang seringkali disebut 'swag squad' Memliki permasalahan yang sama sehingga saling mengerti satu sama lain da...