"Ketika senja tak lagi mendengarkanmu berbicaralah pada bulan, ketika bulan tak lagi berucap berbisiklah pada matahari dan ketika semua tak perduli maka diamlah sejenak dan berfikirlah apa yang terjad." Adara iseng-iseng membaca quote dari applikasi tumbrl.
Sekarang dia berada di balkon kamarnya sedari tadi sambil memainkan ponsel ditemani oleh cahaya bulan. Iya mendengok kedepan melihat rumah Al yang sekarang sudah gelap entah kenapa.
Biasanya lampu dirumah Al tak pernah mati jika malam kecuali jika keluarga Al bepergian. Atau, memang rumahnya kosong? Melihat kesamping lagi kamar Alpha sudah gelap. Adara merasa heran, tak biasanya juga Alpha mematikan lampunya begitu cepat.
Tak ingin memikirkan lebih panjang, Adara memilih melanjutkan memainkan ponselnya. Bersamaan dengan menyalakan ponselnya, terdapat notif Whatsapp dari Elara yang katanya Al tunangan dan mengirimkan lokasi gedungnya.
Pertanyaannya terjawab, rumah Al memang kosong karena Al bertunangan dan Alpha ikut serta dalam acaranya. Namun, pertanyaanya kenapa dirinya tak tahu apa-apa. Dengan segera dia berlari keluar komplek mencari taksi.
Sesampainya, di depan gedung mewah tersebut sudah sangat banyak mobil yang artinya tamu sudah banyak yang datang. Dengan langkah tergesa-gesa Adara berjalan mencari keberadaan temannya didalam gedung tanpa memperhatikan orang-orang yang menatapnya aneh.
Tak sengaja matanya menangkap kakak sepupu temannya, Askar. Tapi, untuk kali ini dia hanya memberikan senyuman karena temannya lebih penting. Dia, kembali melanjutkan mencari temannya bak anak hilang.
Tak lama kemudian dia melihat Alpha berdiri didekat meja yang berisi makanan. Iya segera menghampirinya dan menepuk punggungnya, "astaga gue nyari lo dimana-mana, ternyata lo disni. Yang lain mana?" Alpha melihat orang yang mengajaknya bicara dan menatapnya heran. Temannya ini masih waras memakai piyama didalam gedung.
"Lo sadar kan, pake piyama ke gedung?" Mendengar itu Adara langsung melihat bajunya, ah dia lupa mengganti baju. Dia menepuk keningnya, saat menerima pesan dari Elara dia langsung buru-buru keluar.
"Elara lagi sakit, Greis nggak dapat izin soalnya kemarin nginap di rumah Elara nggak minta izin dulu tapi, Lia ada kok tadi ke wc," jelas Alpha.
"Terus Al mana? kok bisa dadakan gini? Terus kenapa gue nggak tahu? Al tunangannya sama siapa?" tanya Adara tanpa henti yang membuat Alpha meninggalkannya.
Adara paling tak suka dengan Alpha jika saat serius begini dia malah malas berbicara, giliran bercanda cerewetnya melebihi wanita.
"Oke kita masuk inti acaranya yaitu pertukaran cincin. Disamping kiri saya sudah ada Aldebaran dan disampingnya ada Geisya." itu suara dari Mc yang berada diatas panggung bersama dengan keluarga Taurus dan tentunya keluarga dari pasangan tunangan Al.
Al dengan balutan jas hitam berdiri dengan gusar dan Geisya mengenakan long dress berwarna biru tak jahu beda dari Al berdiri dengan gusar, tapi mencoba menyembunyikannya dengan senyumannya.
Lia yang baru keluar dari Wc, menatap Al dengan rasa kasihan. Seandainya dia berada diposisi Al pasti dirinya sudah kabur. Karena Lia pastikan Al dipaksa untuk bertunangan.
Dia kemudian berjalan mencari keberadaan Alpha. Namun, bukannya menemukan Alpha dia malah menemukan seorang tamu berdiri ditengah tengah acara mengenakan baju tidur. Dia berjalan mendekatinya, karena dari postur tubuhnya dia seperti mengenalnya.
"Kan benar dugaan gue. Lo ngapain make baju piyama?" tanya Lia saat sudah berada didekat Adara.
"Buru-buru. Dapat pesan dari El langsung kesini," jelasnya. "Lo kenal cewek itu?" tanyanya sambil menunjuk Geisya lalu Lia mengangguk mengiyakan.
"Itu kak Gege anak konglomerat mungkin bokap Al ngejodohinnya karena ada sesuatu," ujarnya menebak. Tahu sendiri pikiran seorang pejabat yang menghalalkan segala cara agar kursinya tak direbut. Adara hanga mengangguk setuju dengan pendapat Lia.
Setelah pertukaran cincin semua para tamu bertepuk tangan termasuk dengan Lia dan Adara. Tanpa pamit Al turun dari panggung tak menghiraukan tepukan tangan dari tamu.
Dengan cepat Adar dan Lia mengikuti arah jalan Al yang ternyata berjalan kepojok dan menyusul Alpha sambil memberikan segelas jus.
Adara menarik tangan Lia yang ingin menemuinya. "Al butuh privasi," ujarnya dingin yang tak lepas menatap Al. Sudah terlihat jelas dari wajah Al yang sangat pusing.
Untuk pertama kali ini Adara merasa terkucilkan dengan kedua temannya, karena biasanya Al pasti menceritakan masalahnya. Tapi, kali ini berbeda bahkan berita tunangannya dia dapat dari Elara.
Bukannya Adara beranggapan jika ke tiga temannya ini hanya pendatang baru dikisahnya. Tapi, tetap saja ada yang berbeda. Namun disamping itu, Adara yakin Al punya alasan tersendiri.
"Yaudah temanin gue cari Kak Askar. Gue mau pulang"
•••
Berapa bulan berlalu. Al yang masih tertutup dengan kebenaran tentang tunangannya bersama Geisya. Alpha yang semakin hari semakin dekat dengan Lana. Dan, Elara yang sudah bisa menerima kenyataan tentang penyakitnya dan rutin ke rumah sakit bersama teman-temannya karena orang tuanya sampai sekarang belum mengetahuinya. Elara belum punya keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya.
Disamping itu besok hari senin, mereka akan ulangan semester. Mereka berenam berkumpul dirumah Lia untuk belajar ditambah dengan Lana dan Geisya. Lana yang merasa canggung berada dekat dengan teman Alpha mencoba menyesuaikan dirinya dan Geisya duduk disofa sambil memainkan ponselnya.
Geisya sudah duduk disofa berjam-jam. Tak berniat untuk bergabung dengan adek kelasnya. Lagian dia ikut karena kemauan Ayahnya, katanya biar dirinya lebih dekat dengan Al. Padahal keduanya sama sekali tak ingin dekat.
"Ya, butik bibi lo tutupnya jam berapa?" tanya Greis, takut jika Bibi Lia pulang malah kaget liat isi rumahnya berantakan. Bibi Lia punya sebuah butik yang berdiri sejak Lia tinggal bersamanya. Bibinya sampai sekrang belum juga berkeluarga, katanya sebelum Lia jadi sarjana dia tak ingin menikah dulu.
"Masi lama keknya. Tapi Kak Askar keknya mau datang," jawabnya sambil melihat Adara menggodanya. Ada rasa senang didalam hatinya, pasalnya Adara sudah sangat jarang bertemu dengan kakak kelas idamannya itu.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swag Squad
RandomMereka tidak lebih dari kepercayaan dan mereka tidak akan merugikan bahkan menyakiti satu sama lain dan itulah persahabatan keenam remaja yang seringkali disebut 'swag squad' Memliki permasalahan yang sama sehingga saling mengerti satu sama lain da...