Oppa

36 13 0
                                    

Alpha berlari dari luar rumah Adara setelah menerima telpon dari Ulfa dan hampir saja menabrak Lia.

"Dih lama amat si lo ditunggunya," ujar Greis saat mendapati wajah Lia yang kaget karena hampir tabrakan dengan Alpha. "Ada urusan. Eh by the way Alpha kenapa si kek buru-buru amat."

"Ditelpon Ulfa katanya Lana masuk rumah sakit," jawab Greis yang sedang duduk santai sambil ngemil seperti biasanya sedangkan Adara fokus memijat kepala Elara dan Al berada di dapur. Sekarang mereka berkumpul dirumah Adara.

Mengingat Ulfa, Lia menajamkan matanya. Menatap temannya satu per satu. "Gue colok nih," ancam Greis.

"Gue yang harusnya colok mata lo pada. Kenapa nggak bilang-bilang kalo Serlina Cs yang laporin kita. Untung gue udah beresin," ujarnya lalu menepuk dadanya merasa bangga pada dirinya sendiri telah membalaskan dendamnya. Mata Adara menajam melihat Lia merasa curiga, "lo apain mereka?"

"Gunciin mereka di toilet," jawabnya enteng sambil mengikat rambut panjangnya. "Urusan lo itu?" Lia mengangguk mengiyakan.

"Kalo anaknya orang kenapa-kenapa lo mau tanggung jawab?" Lia mengurucutkan bibirnya kesal. Bukannya didukung malah sebaliknya.

"Mau ngobrol terus ato makan?" tanya Al yang sedari tadi memerhatikan temannya. "Lo masak paan?" tanya Greis ragu. Pasalnya dia tak pernah tahu jika Al pintar memasak.

"Kari ayam."

Setelah mendengar itu mereka langsung berlari menuju ke dapur.

Adara yang melihat kari yang dimaksud Al hampir mengumpat. Adara tahu jelas maksud dari Al yaitu mie kari ayam.

Al mana pintar memasak. "Ck! Anak kelas lima sd juga pintar bikin kek gini," kata Tessa mencibir sedangkan Al hanya menaikkan bahunya tak peduli yang intinya 'kan mereka makan

•○•

Al memberikan minuman kalengnya ke Alpha. Malam ini mereka menginap di rumah sakit menemani Lana. Orang tua Lana belum pulang dari Singapura.

Ulfa tentunya menemani sahabatnya tapi, katanya dia bosan jika harus sendiri menemaninya. Mereka berdua berada diluar ruangan, membiarkan Ulfa dan Lana berdua didalam.

"Gimana keadaan Lana?" tanya Al.

"Udah baikan," jawab Alpha singkat.

Al senyum, baru kali ini Al melihat Alpha se-khwatir ini pada orang lain. Saat menerima telpon dari Ulfa jika Lana masuk rumah sakit karena sopirnya tak sengaja menabrak pembatas jalanan, Alpha tanpa basa basi langsung berlari menuju rumah sakit.

"Gue ngerasa bersalah Al. Harusnya gue yang ngantar Lana pulang."

"Nggak usah ngerasa-," kalimatnya tergantung saat melihat seorang wanita yang hampir mirip dengan Gesya yang berjalan sambil mendorong kursi roda. Dia jadi teringat dengan ucapan Lia. "Bentar. Gue mau kesana dulu."

Al berjalan mengikutinya dari belakang. Jalannya yang lambat kini iya percepat agar tak kehilangan jejak. Hingga akhirnya dia menyentuh pundaknya dan ternyata bukan Gesya. Melainkan orang lain yang membuatnya harus minta maaf pada orang yang iya sentuh tadi.

•○•

Adara dan Lia berjalan santai di pasar malam. Tujuan awalnya mereka hanya ingin lewat tapi, keduanya tergoda dengan bakso bakar dan akhirnya mereka menjalajahi pasar malam.

Greis tak ikut karena tak dapat izin sedangkan Elara sedang sakit.

"Masih bucin?" tanya Lia sedikit tertawa. "Insyaallah nggak lagi deh." Lia hanya menanggapinya dengan anggukan. Jelas dia tahu Adara berbohong.

Sejak kejadian Adaea ketahuan memfoto Askar secara diam-diam, Adara enggan mengakui jika dirinya masih bucin dengan Askar. Padahal itu hanya alasan karena malu.

"Lo sendiri?" tanya balik Adara. Sedangkan Lia tak menjawab malah mempercepat langkahnya menghindari pertanyaan Adara.

"Ya ada Rigel tuh," ujar Adara sedikit berteriak agar Lia mendengarnya karena jarak mereka tak terlalu dekat. Mendengar itu Lia langsung berbalik mencari keberadaan Rigel. 

Terlihatlah Rigel sedang duduk bersama dengan bayi yang sedang digendongnya. Adara langsung menarik tangan Lia mendekati Rigel karena penasaran siapa bayi yang digendongnya.

"Rigel," sapa Adara.

Rigel menengok keaatas, yang pertama kali dilihat bukanlah orang yang menyapanya meliankan orang yang disampingnya. Orang yang sudah lama tak iya ganggu karena kebodohannya.

Waktu itu, Rigel menarik tangan Lia yang hampir menampar Ulfa. Rigel meminta tolong kepada Lia agar menjadi pacarnya karena ingin membuat Anggi cemburu dan Rigel akan membayar Lia.

Tentunya Lia tak terima karena dia harus pacaran karena alasan membuat mantan Rigel cemburu terlebih lagi Rigel akan membayarnya. Dia kira Lia cabe-cabean.

"Hey Lia." Yang disapa membuang muka. Yah walau 'pun Lia sudah memaafkan Rigel tapi, Lia ingin melihat usaha Rigel. Namun, disamping itu mereka punya hubungan apa sehingga Rugel ingin melihat usahnya.

Tapi bodo amat lah.

"Lo masih ngambek?" Lagi-lagi Lia membuang muka tak ingin menjawab. Sedangkan Adara mengedikkan bahunya tak mengerti. "Itu anak siapa si?" tanya Adara sambil menunjuk bayi yang digendong Rigel.

Belum sempat Rigel menjawab pertanyaan Adara, seoarng gadis yang kira-kira lebih tua dari Rigel datang sambil membawa gulali, "pa ini gulalinya. Sini Akramnya."

Lia yang tadinya membuang muka kini menatap Rigwl dan begitupun juga Adara yang sama-sama membulatkan matanya sedangkan, Rigel tak sadar jika kedua orang dihadapannya ini salah paham.

"Sejak kapan lo punya anak?"

"Ha?" Rigel yang mendengar pertanyaan Adarw heran.

"Itu manggil lo tadi papa kan?" Rigel berbalik melihat gadis yang disampingnya yang asik bermain dengan Akram. Lalu iya tersadar jika teman sekelasnya ini salah paham.

Baru saja iya ingin menjelaskannya Lia sudah berlalu pergi. Yang tadinya katanya Li sudah memaafkan kini iya tarik. Malah dia membenci Rigel.

Pikiran Lia kemana-mana. Memang Rigel itu bad boy tapi, kenapa harus buat bayi dulu. Dan, bagaiamana dengan perasaanya yang Rigel sudah banting kesana kemari.

Adara mengejar Lia sedangkan Rigel tak tahu harus berbuat apa. Mengejar Lia atau tetap bersama Tasya-sepupunya sendiri.

"Itu teman oppa?" tanyanya memanggil Rigel dengan sebutan Oppa yang tadinya dia singkat Pa tadi.

"Apasi Oppa-oppa gue bukan oppa korea. Stop manggil gue oppa gara-gara lu yahh," kesalnya.

TBC.

Apasih gaje:v
Voment jgn lupa:)

Swag SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang