Martabak

37 13 1
                                    

Seperti biasanya saat istirahat mereka berenam berkumpul namun ditempat yang berbeda, yang dulunya di rooftop dan kini berada dibawah pohon pinggir lapangan.

Elara dengan hebonya menceritakan kejadian saat Zeus menembaknya di perpustakaan kemarin. Berstatus sebagai kekasih Zeus membuat Elara sangat senang.

Teman-temannya yang mendengarkan ceritanya turut bahagia. Salah satu dari mereka tak jomblo lagi.

Sedangkan kedua teman laki-lakinya tak mendengarkan cerita Elara, hanya fokus pada kamera analog Al yang baru dibelinya kemarin setelah kembali dari perkemahan.

Terutama untuk Alpha, dia benar-benar menulikan telinganya. Entah karena rasa cemburu atau hanya sekedar rasa kesal, Alpha tak bisa menebaknya dengan pasti. 

"Baru sehari pacaran sama Zeus udah bikin kena serangan jantung. Gimana kalo seminggu? Atau sebulan? Ginjal gue apa kabar?" ujarnya kelewat lebay.

"Halah apa hubungannya, yang dipake hati bukan ginjal. Dasar lebay!" jawab Lia sambil menjitak kepala temannya itu, yang dijitak hanya mengadu.

"Ra Askar noh," ujar Greis heboh sambil menunjuk seseorang yang baru keluar dari ruang guru. Adara dengan cepat berbalik dan mencari orang yang ditunjuk Greis.

Adara semakin terpanah dengan Askar. Cara dia berjalan ditambah dengan angin sepoy-sepoy dan cara dia tersenyum ramah kepada orang-orang yang menyapanya.

Tak ingin mengabaikan, Adara lantas merampas kamera bermerek Hasselbald ditangan Al dan membidiknya kearahnya.

Cekrek! Adara mendapatkan satu foto Askar yang sedang melangkahkan kakinya tak lupa juga dengan senyuman. "Sini coba liat," pinta Greis yang dituruti oleh Adara.

"Ini mah bagusan kameranya, lo mah goblok membidik," timpal Lia meragukan kemampuan Adara.

"Bacot!" Adara kembali mengarahkan kameranya kearah wajah Askar, namun yang didapat bukanlah Askar melainkan orang lain.

Tak puas dengan satu foto Adara mencari keberadaan Askar yang pastinya tak jahu dari tempatnya duduknya. Sedangkan temannya hanya berdiam diri membiarkan kebucinan Adara semakin meningkat.

Sialnya Adara tak mendapatkan Askar yang membuatnya kesal ditambah lagi ada seseorang yang berdiri dihadapannya yang membuat kesulitan mencari sang pujaan hati.

"Mampus!" kata Adara kaget saat seseorang tiba-tiba muncul dilayar kameranya yang tak lain adalah Askar. Mampuslah dirinya yang ketahuan.

Sedangkan teman-temannya yang tadi berdiam diri kini tertawa puas. Adara hanya bisa menggigit bibir bawahnya.

"Kalau mau photo orang nanya orangnya dulu dek. Tindakan lo itu kriminal," ujarnya lalu berlalu pergi.

"Kalau mau photo orang nanya orangnya dulu dek. Tindakan lo itu kriminal," ulang Alpha mempraktekan gaya bicara Askar tadi yang membuat Adara memutar bola matanya kesal.

•••

Seperti yang dilakukan seseorang saat pulang sekolah yaitu mandi dan langsung merebahkan badannya diatas kasur bermalas-malasan, begitu 'pun yang dilakukan Greis.

Badannya terlalu lelah ditambah saat pulang perkemahan kemarin, bukannya istirahat dia malah disuruh sana sini. Kata mamanya itu adalah program diet Greis tapi, baginya mamanya sangat kelewatan. Menyuruhnya menyapu, mengepel, siram bunga bahkan menyikat toilet dan itupun diberikan waktu berapa lama iya harus menyelesaikan satu pekerjaan.

"Greis!" Greis menghembuskan nafas gusar mendengar teriakan dari mamanya. Entah apa yang diinginkan mamahnya lagi.

Dengan malas Greis keluar dari kamarnya mencari asal teriakan yang memanggilnya.

Swag SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang