BAGIAN 2

8.3K 576 29
                                    

Assalamualaikum.
Dont forget for vote and comment.
Mohon dibenarkan kalau ada typo.
Happy reading.

Saat yang ditunggu-tunggu telah tiba. Bel pertanda kegiatan belajar mengajar telah usai, menggema di seantero SMA Merah Putih. Semuanya bergegas menuju parkiran. Tapi tidak dengan siswa dan siswi yang berada di belakang sekolah. Mereka sedang mengumpulkan sampah-sampah yang ada di lapangan belakang sekolah.

"Pak, ini udah jam pulang lho. Masa masih di lanjutin, sih?" keluh Salsa sambil melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 2 siang.

"Makanya cepat selesaikan!" tegas Pak Dani berkacak pinggang. Ia juga ingin pulang ke rumah dan menikmati kopi buatan sang istri. Tetapi, kedua muridnya itu membuatnya menunda waktu pulang.

"Bapak nggak kasian apa sama saya? Nih, liat saya keringetan," keluh Zean sambil mengipas-ngipas lehernya yang dibanjiri keringat.

"Jangan banyak ngeluh. Kalian kapan, sih, tobatnya? Baru juga kelas sebelas. Kalian, kan, murid pilihan sekolah. Untuk apa kalian jadi OSIS kalo ngelanggar aturan?" omel Pak Dani pada siswa siswi badung itu.

To be honest, Zean itu ketua OSIS dan Salsa sebagai wakilnya. Tapi kelakuan keduanya tidak mencerminkan jabatan mereka.

"Tapi, Pak, tadi itu khilaf," ucap Salsa berbohong, padahal ia memang berniat bolos saat jam pelajaran terakhir.

"Alesan kamu!" ucap Pak Dani tak percaya. Ia sudah sangat hapal dengan kebiasaan Salsa yang selalu membolos di jam terakhir, begitupun dengan Zean.

"Kita itu gak sengaja, Pak," ucap Zean mengelak.

"Kita? Lo aja kali," sinis Salsa pada Zean yang menunduk tanpa melakukannya apapun.

"Lo gak bisa diajak kompromi banget sih?!" kesal Zean. Padahal ia sudah berusaha untuk menutupi kesalahan mereka walaupun sudah ketahuan.

"Ye, si bekantan ngajak kompromi. Ogah gue," ketus Salsa. Tangannya yang tadi mengumpulkan sampah plastik, kini bergerak mengibaskan rambutnya. Ia heran, mengapa di sekolahnya banyak sekali sampah? Apa tidak ada petugas kebersihan?

"Heh, bekicot! Lo tuh, ya. Diajak kompromi juga. Tau gini gue tinggalin aja lo tadi biar dihukum sendiri," balas Zean mengomeli Salsa.

"Enak aja. Lo, kan, juga salah. Lo mau manjat pagar belakang," ucap Salsa keceplosan. Zean memelototinya tetapi Salsa tidak peduli.

Pak Dani menghela napas panjang. tangannya naik memijat pelipisnya. Kedua muridnya itu selalu membuat keributan saat dihukum dan berdebat tidak tau situasi. "Sudahlah, lebih baik kalian pulang. Saya pusing sama kalian, bisa─"

"Oke, Pak, makasih, ya," ucap Salsa memotong kalimat Pak Dani lalu pergi dari hadapan guru bimbingan konseling itu.

"Makasih, ya, Pak. Nih, lanjutin, Pak." Dengan usilnya Zean memberikan sapu pada Pak Dani. Lalu menyambut tasnya yang tergeletak di rumput.

"Sana pulang!" Pak Dani menatap Zean tajam dan dibalas dengan cengiran. Kemudian Zean berlari sebelum Pak Dani kembali memarahinya

"Aduh aduh, kenapa sih punya anak didik modelan mereka." Pak Dani menggeleng kepala lalu memanggil Mang Ujang─ penjaga sekolah untuk melanjutkan pekerjaan kedua muridnya tadi.

Bad Couple Pesantren [ COMPLETED ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang