Chapter 27

3K 241 0
                                    

"Jadi lo di selingkuhin?!"

"Sttt, pelan-pelan kali ngomongnya," tegur sahabatnya pelan.

"Iyaya, sorry. Gue kaget anjir."

"Eh, bahasa lo."

"Iyaya, khilaf."

"Terserah lo deh!"

"Eh, back to topic! Lo seriusan?" gadis itu menatap intens sahabatnya itu.

"Masa iya gue bohong Crys," jawab Stella memutar bola matanya malas.

Crystal nampak sedang berpikir, entahlah apa yang dipikirkannya. Hanya dia yang tau.

Crystal menggeleng. "Gue harus pulang."

"Lah kemana?"

"Ya, mau ke asrama lah."

"Lo nggak berubah ya Crys, ngeselin!"

"Nggak tuh, aku nggak rese."

"Kamu gau nggak, aku beruntung banget bisa ketemu kamu lagi."

"Hmm"

Stella mengingat kejadian mengapa ia nekat untuk minta dipindahkan ke ponpes kepada orang tuanya.

Flashback

"Dit!" panggil gadis mengejar dua orang cowok yang sedang berdebat mengenai hal yang tidak penting.

"Eh tuh pacar lo."

"Dit! Hosh hosh."

"Lo kenapa Stell, kayak dikejar Mbak kunti aja lo," tanya Fikri.

"Kunti pacar lo Fik?" Stella bertanya balik.

"Enak aja lo kalo ngomong Stell, mending gue jomblo daripada pacaran sama Mbak kunti." Fikri mengetuk-ngetuk kepalanya pada kepala Radit.

"Bego lo!"

"Eh Dit, sampe lupa kan."

"Kenapa Stell?"

"Mau temanin gue nggak?

"Emang mau kemana?"

"Mau ke mall, beli hadiah untuk Audrey. Kan, besok dia ultah. Mau ya?!" pinta Stella.

"Iyaya, pulang sekolah gue temenin."

"Oke, bye!" Stella meninggalkan Radit dan Fikri.

"Pacar lo aneh ya?" celetuk Fikri mengelus kepalanya yang masih terasa sakit.

"APA LO BILANG?!"

"Santai mas, gak usah marah-marah."

Radit meninggalkan Fikri sendirian menuju lapangan. Mereka sedang praktek karena jam olahraga. Fikri mengejar Radit yang beberapa meter di depannya.

"Baiklah anak-anak. Bapak bagi kalian menjadi 2 tim. Silahkan pilih tim masing-masing dan tim mana yang paling banyak memasukkan bola ke dalam ring akan menjadi pemenang dan medapatkan nilai plus dari saya."

Stella menemui Audrey yang baris di ujung. "Rey--"

"Gue bareng kalian ya!"

Stella yang merasa tidak dipedulikan mengalihkan pandangannya pada tim cowok.

"Semangat!" ucap Radit tanpa suara. Stella yang mengerti apa yang diucapkan Radit membalas ucapan Radit.

"Lo juga!" Stella tersenyum lalu ia bergabung dengan tim nya melawan tim sahabatnya sendiri, Audrey.

Priiiit!

Tim Stella unggul 2 poin dari tim Audrey.

"Stella, tanggap!"

Stella dengan sigap menangkap operan bola dari teman satu tim nya. Stella men-dribble bola mendekati ring dan--

"Auuu!"

"Rey!"

Stella menutup mulutnya, ia benar-benar tidak sengaja. Stella berlari mendekat, tetapi seorang lebih dulu menghampirinya dan membopong tubuh Audrey keluar lapangan.

"Bawa ke UKS!" suruh pak Bimo --guru olahraga.

'Dit, kok lo peduli banget sama Audrey?' batin Stella duduk di pinggir lapangan.

"Hey, lo ngapain?"

Stella menoleh ke suara di sampingnya. "Gue nggak papa kok."

Cewek itu duduk di samping Stella sambil memainkan daun kering. "Lo nggak usah boong sama gue, lo ada masalah?"

Stella menggeleng, "gue nggak papa Wan, lo nggak usah peduli sama gue."

"Stell, lo itu teman gue. Lo satu band sama gue, pastinya gue peduli sama lo."

Stella menatap Wanda, "tapi nggak ada yang bisa ngertiin gue selain Crystal."

"Ngomong-ngomong, gue kok jadi rindu Crystal ya," ujar Wanda.

Stella mengangguk tanpa berminat menjawab. Mungkin semua yang dikatakan Anggis benar. Radit hanya mempermainkannya. Ia menjadi percaya omongan Anggis.

"Eh udah mau ganti jam, ganti baju yuk," ajak Wanda. Stella hanya mengikuti Wanda.

Hari stella terasa hampa tanpa kehadiran Radit di kelas. Perasaan hanya benturan bola basket, apakah sefatal itu? Stella tidak mengerti lagi.

Bel pulang telah berbunyi, dengan cepat Stella mengemasi barang-barangnya. Ia berlari keluar kelas.

Tok tok tok

"Masuk!" suara itu sangat dikenali oleh Stella. Perlahan Stella membuka pintu dan melihat siapa yang ada didalam ruangan itu.

"Lo baru kesini?" tanya cowok itu.

"Tadi gu--"

"Alesan lo."

"Nanti jadi nggak?"

"Lo nggak liat sahabat lo sendiri sakit."

"Tapi--"

"Lo masih mikir hal lain?"

"Dit, lo kenapa sih? Lo berubah, gue bukan prioritas lo lagi."

"Stella!" panggil Audrey dengan suara parau.

"Atau gara-gara dia?" tanya Stella menunjuk Audrey.

"Nggak usah sok tau Stell."

"Gue bukan sok tau, tapi emang tau. Lo jalan sama dia, lo lebih peduli dia daripada gue."

"Tapi dia sahabat lo Stell!"

"Sepeduli itu lo sama dia?"

"Lo egois!"

"Cemburu tidak memandang siapapun. Lupain janji kita hari ini."

Stella keluar dari UKS dengan perasaan gusar. Ia ingin cepat-cepat sampai ke rumah.

Flashback end



11 april 2020

Bad Couple Pesantren [ COMPLETED ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang