Chapter 25

3.5K 251 1
                                    

Assalamualaikum Wr. Wb.
Dont forget for vote and comment.
Warning!! Typo bertebaran, tandain ya readers yang budiman:)
Happy reading💜
.
.
.
.
.
.
~senyummu adalah semangatku, dan air matamu adalah kelemahanku~
.
.
*author bucin bentar😂

《○》

.
.
.
.
.

"Dit, aku sayang sama kamu"

"Tapi gue gak sayang lo!" Radit menepis tangan cewek di depannya.

"Dit, aku gak bisa lupain kamu"

"Anggis stop!" %eriak Hanna yang baru saja datang dari kampus.

"Kak Hanna" rengek Anggis.

"Stop Anggis, gue jijik liat lo ngemis cinta begitu" ujar Hanna menatap Anggis jijik.

"Kak, tapi aku masih cinta sama Radit"

"Gis, buka mata lo. Lo itu saudaraan sama Radit!!" tegas Hanna.

"Tapi kak, aku masih cinta sama Radit. Aku gak bisa berpaling dari dia. Aku gak suka liat dia sama cewek lain. Aku gak suka kalau dia bahagia sama cewek lain"

"TRUS MAU LO APA?" tanya Radit yang kehabisan kesabaran menghadapi Anggis.

"Aku mau kamu jadi pacarku"

"NAJIS, GUE OGAH SAMA PELACUR KAYAK LO!" jawab Radit menunjuk wajah Anggis.

"RADIT!!" teriak Fikry di depan pintu.

"Hiks, pa-pa. K-kak Ra-dit bila-ng-in aku pe-pelacurr" Anggis memeluk Fikry sambil menangis.

"Radit, apa maksudmu bicara seperti itu pada Anggis?"

"Pa, Radit benar pa" bela Hanna.

"Hanna, kamu ajarin apa ke adik kamu sampai dia berani berkata seperti itu pada adiknya sendiri"

"Anggis bukan saudara Radit" tegas Radit.

"Udah berani ya ngelawan orang tua" Fikry maju.

Plak!

"Fikry kamu apa-apaan sih?!" Nana baru masuk langsung memegang pundak Radit, anaknya.

"Ajaran kamu ini, gak bener!" ucap Fikry.

"Oh ya, emang ajaranmu bener. Emang kamu pernah ngajarin apa sama anak-anak?" tanya Nana sinis.

"Kenapa diam? Udah sadar kalo gak pernah ngajari apapun ke anak-anak? Iya?"

"Nana, biarpun mereka gak pernah tinggal sama aku, tapi mereka tetap anakku. Pastinya aku pernah mengajarkan mereka suatu hal yang benar, gak seperti ajaranmu!"

"Oh ya? Masih menganggap anak ya? Hahaa gak tau diri" tawa Nana mengejek.

"Mereka anakku juga Nana!" Tangan Fikry hampir melayang.

"Stop pa!!!" teriak Radit tak tahan melihat pertengkaran orang tuanya.

"Pukul Fik, kenapa berhenti?" Nana melihat tangan suaminya yang bisa dibilang mantan suaminya itu masih melayang diudara siap menapar pipinya. Ia tak takut sama sekali.

"Pa, jangan pernah anggap kita anak kami lagi!" tegas Radit sebelum pergi dengan Hanna, kakaknya yang beda 2 tahun dengannya.

"Ayo kita pergi sayang" Fikry meninggalkan rumahnya itu dengan Anggis, anak tirinya.

"Kamu akan menyesal Fikry"

***

"Ma, aku keluar bentar ya" Pamit Stella di depan pintu.

Bad Couple Pesantren [ COMPLETED ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang