BAGIAN 3

6.8K 496 20
                                    

Assalamualaikum.
Dont forget for vote and comment.

Suara alarm dari jam weker di nakas berhasil mengusik tidur Salsa. Matanya menyipit, melirik jam berbentuk doraemon itu, menunjukkan pukul 4:50 am. Menganggu saja, batinnya kesal. Matanya masih berat, jadi fia kembali menutup mata berniat melanjutkan mimpinya lagi.

"Salsa, bangun!" Teriakan itu alarm alami dari Ulva.

Dengan terpaksa Salsa membuka kembali matanya yang benar-benar masih mengantuk, lalu berjalan gontai menuju kamar mandi. 15 menit kemudian Salsa keluar dari kamar mandi dan selesai mengambil air wudhu.

Salsa mengambil mukena bermotif doraemon berwarna biru dan sajadah dari dalam lemari. Cewek itu segera menunaikan ibadah sholat Subuh sebelum terkena omelan mamanya.

Setelah menunaikan sholat subuh, Salsa bersiap untuk berangkat kesekolah. Daripada dia tidur lagi, berujung terlambat dan dihukum lagi.

Tepat jam setengah tujuh, Salsa keluar dari kamar dengan seragam sekolah lengkap tetapi tidak menggunakan hijab seperti Arina dan Ulva.

"Pagi Pa, Ma, Kak," sapa Salsa setelah sampai di meja makan.

"Pagi, sayang."

"Gimana, kamu siap untuk ke pesantren minggu depan?" tanya Kevan diakhir sarapan pagi ini.

"Ya," jawab Salsa tanpa minta sambil mengunyah roti dengan selai cokelat kesukaannya.

"Yaudah Papa berangkat, ya," pamit Kevan setelah Salsa menyalami tangannya diikuti oleh Arina dan Ulva.

"Arina berangkat kuliah juga, ya."

"Aku juga mau berangkat."

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Sampai di parkiran, Salsa langsung keluar dari mobilnya. Dia berjalan di koridor yang sangat ramai dengan earphone yang menyumpal telinganya sambil membaca cerita di Wattpad.

Brak!

Pagi-pagi sudah sial saja.

Salsa meringis, merasakan perih di lututnya. Ternyata lututnya berdarah karena tergores keramik.

"Heh, kalo jalan itu liat pake mata. Nggak guna banget mata lo," omelnya tanpa berniat membantu Salsa yang menahan sakit.

"Apa lo bilang? Lo yang jalan gak pake mata. Noh liat!" Salsa menunjuk lututnya yang terluka tanpa melihat siapa yang menabraknya. "Lutut gue luka gara-gara lo," tambah Salsa berusaha berdiri dan mendongak.

"Lo!!"

Tatapan keduanya bertemu. Tatapan permusuhan.

"Setiap gue ketemu lo, pasti gue sial," cetus Salsa menatap penabrak itu tidak suka.

"Lo yang pembawa sial buat gue!" balasnya tidak mau kalah.

"Heh bekantan, udah salah gak mau ngaku lagi," cibir Salsa berusaha tidak terpancing emosi.

"Gue yang salah?" Zean menunjuk dirinya sendiri. "Jelas-jelas lo yang jalan gak pake mata," cetus Zean menunjuk mata Salsa dengan telunjuknya.

"Dimana-mana jalan itu pake mata, bego!"

"Tapi, kan, liat jalan pake mata, dongo."

Tanpa sadar, mereka menjadi sorotan karena posisi mereka di koridor yang ramai. Dan juga suara mereka yang menggelegar. Tapi sepertinya yang ada di sekitar situ tidak perduli, karena mereka terlalu sering mendengar perdebatan Zean dan Salsa.

Bad Couple Pesantren [ COMPLETED ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang